Hai, Ayah?
Apa Kabar?
Bagaimana dengan keadaan di alam sana?
Saya harap Ayah tenang. Saya harap Ayah bisa tersenyum dari kejauhan.
Ayah.. Saya rindu sekali rasanya. Tidak bisa saya pendam. Sulit sekali menahan Rindu pada seseorang dengan alam yang berbeda. Seperti..
Sesak.
Hancur.
Patah.
Lebur.
Berantakan.
Kelabu.
Terlihat suram rasanya.
Saya ingin sekali Ayah ada disini. Menemani saya berbincang, tertawa, memasak, atau bahkan.. menangis.
Semoga Ayah dapat bahagia melihat saya yang sedang berusaha bertahan hidup. Tentang bagaimana caranya menjadi manusia hebat yang belum pernah saya temui sebelumnya. Yang sama persis dengan Ayah.
Bagaimanapun keadaan mu disana, Semoga itu yang terbaik dari Tuhan untukmu.
Tuhan menyayangimu, Ayah..
Tuhan tidak mau melihat mu merasakan perihnya dunia terlalu lama.
Engkau, sudah sembuh. Sudah tidak sakit lagi.
Andai, Saya bisa mengirim surat pada Surga yang kau tempati, maka saya tidak akan pernah bosan untuk menuliskan surat dan mengirimkannya lewat malaikat baik, untukmu.
Maka, jangan pernah bosan pula untuk menerima surat dari saya, gadis kecilmu.
Walau, saya tahu bahwa andai itu tak akan pernah jadi nyata. Bahwa surat yang saya maksud ialah perumpamaan dari doa.
Bahwa saya sedang mencoba bertahan pada hidup dalam kejamnya dunia. Bahwa saya dilahirkan untuk menjadi penyempurna.
Ayah, Terima Kasih telah menjadikan saya anak perempuan pertama yang kau miliki.
Terima Kasih atas banyaknya pembelajaran yang disampaikan secara tidak langsung pada semasa hidupmu.
Terima Kasih sudah hadir dalam 15 tahun di hidup saya.
Saya tahu ini berat. tapi inilah rencana terbaik dari Tuhan.
Ayah, your soul is in me.
Semoga bahagia di Surga-Nya.
Al-Fatihah..

KAMU SEDANG MEMBACA
Word Rubble
Randomselalu ada kekuatan yang tak kasat mata. bahwa ia bisa datang dan pergi tanpa dititah. -n