Memang ya, manusia diciptakan sebagai perasa. Tapi bukan sebagai yang "selalu merasa tahu" tentang perasaan manusia yang satu dan yang lain.
Tanpa dia rasa bahwa; dia salah atau enggaknya, ya.. yang penting apa yang dirasa itu suatu hal yang benar. Padahal kan, belum tentu.
Perasaannya gak selalu tepat, tapi dia enggan merasa dirinya lepat. Perasaannya bisa berubah, dan semaunya dia obrak-abrik isi hatinya. Duh, manusia itu, membuat saya kepengin jauh-jauh.
Bahwa dia gak bisa paksain perasaan saya pada seluruh untuknya. Bahkan urusan dengan masa lalunya juga belum usai.
Saya, kalau dihantui terus, risih. Seperti ada hasrat untuk bilang, "Saya gak nyaman untuk saling membalas pesan sama kamu, kalau kamu aja belum bisa menakar mana yang baik untuk diterima, dan yang buruk untuk dihindari. Saya benar-benar gak nyaman sama kamu yang setiap waktunya merasa bahwa urusan saya cuma balesin pesan kamu."
Padahal, urusan-urusan manusia, kan banyak.
Kenapa manusia seperti dia bisa merasa bahwa, "orang ini cuma punya waktu buat gue", kan enggak.
Kalau dari cerita-cerita lain, dia juga memang manusia yang seakan merasa pusat alam semesta. Seakan orang-orang harus nurut sama apa yang dia mau.
"Kayak dia tuh center of universe,"
"Emang gengsi aja bilang maaf, udah tau salah."
"Dia tuh maling yang teriak maling, la"
"Ngga semua orang sadar, tapi beberapa orang pasti sadar, apalagi yang udah pernah berurusan sama dia."Ucap salahsatu teman saya, berinisial S.
Saya sebenarnya gak tahu harus bilang apa lagi. Tapi kenapa ya, dia bisa langsung memberi keputusan bahwa; saya berubah?
Padahal memang saya ke dia, sama seperti saya ke orang lain. Tidak ada niat memberi harapan. Dan tidak juga tahu kalau ada orang yang menyimpan perasaan.
Padahal dia memang sudah kenal saya sejak 10 tahun yang lalu. Tapi bukan berarti dia kenal asal usul saya. Bukan berarti dia tahu saya terlahir dari keluarga seperti apa?
Padahal apa-apa butuh pemikiran, bukan hanya butuh perasaan.
Masih banyak lagi 'padahal' yang lain yang gak bisa saya definisikan secara jelas yang lebih jauh lagi.
Semoga gak ada lagi orang-orang setelah ini, seperti saya.
Terima Kasih untuk S. Karenanya di pagi buta, saya jadi menulis tulisan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Word Rubble
Randomselalu ada kekuatan yang tak kasat mata. bahwa ia bisa datang dan pergi tanpa dititah. -n