untuk Razya

23 4 0
                                    

Muhammad Razya Aliffansyah.

Begitu kurang lebih kiranya saya tahu nama lengkap seorang laki-laki yang tak jarang saya panggil dengan sebutan 'rajya'.

Tak jarang juga menjadi manusia labil, setahu saya.

Bahwa teman dalam setiap waktunya ialah; bersepeda.

Namanya juga manusia, punya hobi.

Dia pernah cerita, katanya; waktu itu, dia pernah kecelakaan. Jatuh dari motor. Dia bawa adiknya.

Disaat yang gak jauh dari keadaan saya, yang mau gak mau, harus dirawat di salah satu Rumah Sakit.

Sama-sama berbagi cerita.

Terselip makna tersirat yang masing-masing pun, harus percaya bahwa semua adalah kehendak Tuhan yang Kuasa.

Bahwa manusia gak akan pernah tahu kapan kita bahagia, sedih sekalipun.

Cerita masalah hidup masing-masing yang bahkan orang lain gak tahu seberapa letihnya untuk terus-terusan ditanam dalam hati buat bilang, "sabar, jalanin aja."

"Inget kata rara, sabar." Katanya.

Sebab jawaban dari semua permasalahan, selain cara jalan keluar, satu-satunya hanya sabar.

"Kalau sabar jadi penentu kehidupan, maka sabar itu akan tetap berpegang teguh pada prinsip saya." - Ucap saya kurang lebih begitu.

Bahwa hidup bukan melulu tentang kebahagiaan, kan?

Saling memberi jawab atas masing-masing pertanyaan.

Katanya, dia mau belajar menjadi lebih baik, menjadi dewasa.

Keiingannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dia mendahului, "gimana cara biar sholatnya gak bolong?"

"Tuhan maha melihat. Tuhan pasti bangga sama usaha yang lo lakuin, rajya." jelas
saya.

Teman bercerita tentang suka duka kehidupan.

Sehat selalu, rajya.

Tetap menjadi pribadi yang baik.

"Ketika Allah mencintai hambanya, maka Allah akan memberinya ujian." - HR. Ahmad dan Tirmidzi.

Salam hangat, Naura.

Word RubbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang