Under The Night Sky [discontinued]

7¦› Tiger Boy

Under The Night Sky
Shin Soukoku FanFic
©reyin__kingxx

Terima saran dan kritik untuk membangun cerita abal-abal ini.
.
Jangan lupa vote dan komen, biar aku semangat ngetik. '-'
.

' Happy Reading! '

Rata-rata wanita berjulukan ibu dihampir penjuru dunia pasti akan merasa khawatir dengan buah hatinya terserang penyakit. Terlebih lagi jika anak semata wayang, satu-satunya yang dipunya. Kekhawatiran akan meningkat dua kali lipat bahkan lebih.

Tidak terkecuali dengan ibunya Atsushi, Nakajima Alice. Wanita karier itu panik mendapat panggilan telpon dari pihak sekolah, memberi kabar anak kesayangannya mengalami sakit-deman, pilek, dan bersin paket komplit.

Dengan memberi alasan dan meminta izin pada atasan sekaligus sahabat karibnya, akhirnya Alice bisa menunda sebentar pekerjaannya. Tidak lupa wanita itu menelpon sang suami-Andy-memberitahu Atsushi yang terserang penyakit.

"Mama, tolong isi penuh gelas Atsushi lagi. Pakai air hangat, ya." panggil Atsushi sekalian meminta tolong Alice yang sedang berkutat di dapur.

Atsushi sedang duduk santai disofa keluarga, menonton anime kesukaan yang sedang tayang ditelevisi. Jarak antara dapur dan tempat Atsushi berada tidak terlalu jauh, memudahkan suara Atsushi terdengar jelas bagi Alice.

"Tiger boy cuma minta air? Enggak ada mau minta lain, misal barang atau makanan, gitu?" tawar Alice, wanita itu membawa nampan berisikan teko berukuran sedang, sepiring buah potong segar, dan segelas susu cokelat.

Tiger boy atau diartikan secara terpisah adalah anak laki-laki harimau, nama tersebut merupakan panggilan sayang Alice untuk Atsushi. Panggilan itu memiliki kisah tersendiri untuk Alice jadikan alasan memanggil Atsushi.

Atsushi menggeleng tanpa suara, sedang serius menonton. Alice yang melihatnya mengembungkan kedua pipi, terlihat masih menggemaskan padahal umurnya mau mencapai kepala lima. Wanita itu pada akhirnya duduk disebelah Atsushi.

"Kamu gak mau minta yang lain? Iphone misalnya." tawar Alice lagi, rasanya dia seperti bernegoisasi dengan klien perusahaan.

Masih menatap serius televisi tipis didepannya, Atsushi kembali menjawab. "Ponsel lipat masih keren, ma."

"Laptop MacBook?" tak kehilangan ide, Alice kembali menawarkan barang lain.

"Deal milik Atsushi masih bagus, ma." balas Atsushi, rasa kesal mulai menghampirinya. Tapi sebisa mungkin tidak ia perlihatkan. Atsushi tentu tidak ingin membuat mama tersayang menangis.

"Sepeda motor merek Ninja terbaru? Untuk dipakai ke sekolah?"

"Iih, ngapain Atsushi pakai motor ke sekolah. Malu sama guru yang naik sepeda, ma."

"Jadi kamu maunya apa sayangnya mama?" ujar Alice menyerah.

"Mama sehat terus."

Alice tidak bisa menahan senyum mendengarnya. Tapi sedetik kemudian dia kembali cemberut.

"Bukan cuma mama yang mengharapkan itu, papa juga."

Ia akui saat mendengar Atsushi sakit, setengah dari suara hatinya berbahagia. Alice merasa senang Atsushi sakit dan itu menjadi kesempatan emas memperlakukan Atsushi kembali menjadi anak kecil menggemaskan dimatanya.

Atsushi sendiri adalah anak yang mandiri dan keras kepala. Sepanjang memperhatikan tumbuh kembangnya menuju dewasa, Alice mengetahui anak semata wayangnya mempunyai satu pandangan yang baginya sedikit menyesatkan.