3¦› Ice Prince

697 107 8
                                    

Under The Night Sky
Shin Soukoku FanFic
©reyin__kingxx

Terima saran dan kritik untuk membangun cerita abal-abal ini. (:

¦-Happy Reading!-¦

Ini kali ketiganya dalam tiga hari berturut-turut Atsushi mengunjungi Akutagawa. Jika dihitung-hitung, ini menjadi kali kunjungan keenam, apabila ditolak lagi.

Atsushi senang-senang saja jika Akutagawa menolak dirinya, toh dirinya tidak rugi malah untung yang ada. Isi totebag yang harusnya diberi Akutagawa, beraneka ragam. Ada buah-buahan, camilan sehat, dan pastinya ikan; salah satu kesukaan Atsushi. Mana isinya banyak lagi.

Atsushi seperti perbaikan gizi dibuatnya.

Tapi lelah juga dirasa Atsushi harus bolak-balik dari sekolah-rumah sakit-sekolah-rumah. Ingin mengeluh, tapi sama saja dia tidak menghargai kebaikan Tuhan yang duduk jauh diatas sana.

Disinilah sang Nakajima berada. Berdiri dengan totebag ditangan kiri dan baju santai yang ia kenakan. Hari sabtu, sekolah libur. Atsushi datang jam sembilan pagi.

Dirinya sudah diberitahu bahwa jadwal kunjungan maksimal 30 menit, lebih lama dikarenakan Akutagawa belum menerima tamu. Juga, Akutagawa yang tidak memiliki jadwal periksa, untuk saat ini.

Tapi, mana peduli Atsushi. Setengah jam-pun dibilang, Atsushi paling lama berkunjung selama dua menit, itupun jika dirinya diizinkan menjenguk.

Kakinya berdiri tepat di depan pintu kamar 305. Tiga kali mengetuk, dirinya tidak mendapat sahutan apapun dari dalam. Atsushi curiga bahwa Akutagawa sengaja tidak mengdengarnya.

Perawat di meja informasi mengatakan bahwa Akutagawa jam sembilan pagi sudah bangun, malah sudah duduk diranjang lengkap dengan novel ditangannya.

"Keluar."

Atsushi tahu bahwa membuka pintu seseorang tanpa izin bukanlah hal yang sopan, tapi lain cerita jika orang di depannya tidak mengenal istilah 'menghargai seseorang'. Jadinya dirinya masuk, seolah memasuki rumah teman dekat.

"Ini keenam kalinya aku berkunjung dan kau menyuruhku keluar? Kejam sekali kau." sarkas Atsushi, kakinya melangkah jauh, mendekati ranjang Akutagawa.

Sedangkan si pemilik ruangan, terdiam. Tidak membalas ucapan Atsushi, namun raut wajah pucatnya terlihat mengerikan.

"Kau seperti punya dendam kesumat denganku," ujar Atsushi sinis, tangan kirinya meletakkan totebag diatas nakas, sementara tangan kanannya membuka isi totebag.

Hilang sudah perbaikan gizi yang ia dapat.

Akutagawa merengut, manik hitam legamnya menyipit ke samping, melihat Atsushi yang berurusan dengan totebag. "Aku tidak perlu itu." nada suaranya terdengar pelan, khas orang sakit.

"Tapi tubuhmu perlu." balas Atsushi, tangannya mengambil buah pir, hendak ia kupas. Namun terhenti tak kala mengdengar suara Akutagawa lagi.

"Ara."

"Hah? Apa?"

"Ck, buah ara bodoh."

Atsushi cemberut, tidak terima dikatain seperti tadi. "Jangan menghinaku, kau saja berbicara tidak jelas tadi." balas Atsushi kesal.

"Yang mana buah ara?"

"Kau memang bodoh."

•••

"Sang pemburu," tangan kurus miliknya bergerak, membentuk sebuah pola dengan bintang sebagai medianya. "Orion."

Rasi bintang adalah kumpulan bintang-bintang yang terlihat seperti membentuk suatu lambang tertentu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasi bintang adalah kumpulan bintang-bintang yang terlihat seperti membentuk suatu lambang tertentu. Dan dirinya baru saja menyebutkan salah satu kumpulan bintang-bintang itu, yaitu Orion.

Pada awalnya Ia tidak menyukai benda yang berhubungan dengan pelajaran Astronomi itu. Namun seiring dirinya 'berkunjung' ke gedung kesehatan ini, dia mulai menyukainya.

"Berhenti disana." Akutagawa, pasien yang sejak lama berdiri sendiri diatas atap rumah sakit bersuara. Suasana yang sunyi, memudahkan Akutagawa mendengar setiap suara didekatnya.

Orang itu berhenti tepat lima langkah dibelakang Akutagawa. "Angin malam tidak bagus bagi kesehatan, Senpai."

Ia mengigit lidahnya, menunggu Akutagawa yang kunjung tak membalas. "Senpai, harus banyak beristirahat. Jika tidak, kesehatan senpai terganggu." Lagi, ia bersuara. Namun Akutagawa tak kunjung merespon.

"Senpai, aku akan melapor ke Kaa-san tentang ini."

"Sen-"

Badan Akutagawa berbalik, membuat lawan bicaranya mendadak berdiri kaku.

"Berisik, sialan. Jangan mengatur." Manik hitam legam miliknya memandang tajam orang didepannya.

Ditatap seperti itu, lawan bicaranya menunduk sebentar. Tak lama mengangkat kepala dan memandang takut-takut ke arah Akutagawa. "A-aku tidak mengatur, Se-senpai. Hanya saja, aku ingin memastikan Senpai mengikuti prosedur kesehatan pasien. Biar Senpai cepat sembuh dan tidak lagi menahan sakit." balasnya gugup diawal.

Suasana diantara mereka kembali sunyi. Lawan bicara Akutagawa terlihat cemas, panik, dan gugup disaat bersamaan. Hal itu disebabkan Akutagawa yang lagi-lagi tidak membalas perkataannya. Sementara si penyebab yang memiliki sepasang manik hitam membalikkan badannya ke depan, kembali menatap langit malam yang tidak terlalu banyak bintang.

"10 menit lagi, dan aku kembali." kata Akutagawa singkat. Orang di depannya terlihat terkejut, ingin protes.

"Tidak bisa, Senpai harus kembali sekarang. Jika lama-lama berdiri disini-"

"Pergi."

"Senpai-"

"Turutin permintaan tunanganmu ini." perintah Akutagawa dingin dan menusuk.

Higuchi atau lawan bicara Akutagawa terlihat terkejut. Dirinya tidak menyukai hal dimana Akutagawa yang menekan dirinya dengan kata 'Tunangan'. Perempuan berpenampilan rambut blode itu mengepalkan kedua tangannya, berusaha untuk tetap tenang menghadapi sifat Akutagawa.

"Baik, tapi aku tetap menyuruh mereka berdua menemani Senpai." putus Higuchi. Sendari tadi, dirinya diikuti oleh penjaga yang berjaga di depan pintu.

Anggukan Akutagawa menutupi percakapan mereka.

Higuchi lagi-lagi hanya bisa menghela napas melihat respon Akutagawa.

•••

TBC (:

Maaf pendek, kek tinggi badan Kyouka. #ditusukKyouka

Thanks for vote, comment, n follow. See u next chap. ~♥~

Masih mengharapkan kritik dari kakac-kakac. (:

Under The Night Sky [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang