6‹| Feel Empty

581 89 7
                                    

Under The Night Sky
Shin Soukoku FanFic
©reyin__kingxx

Terima saran dan kritik untuk membangun cerita abal-abal ini.
.
Jangan lupa vote dan komen, biar aku semangat ngetik. >°<
.

°° | Happy Reading! |°°

"Hacim." suara bersin seperti kucing terdengar dari Atsushi. Pemuda surai keperakan itu terlihat menggosok hidung yang ia rasa gatal.

Kantin terlihat ramai dikunjungi dijam istirahat, tentu suara Atsushi hanya terdengar bagi orang yang duduk didekatnya.

"Sudah ku bilang dari awal, mending kau pulang ketimbang masih di sekolah. Lihat, pilekmu bukannya berkurang malah makin parah. Cari mati kau?" omel Lucy, wanita yang sempat bersitegang dengan Atsushi minggu lalu itu kini terlihat mengeluarkan sapu tangan, menyodorkannya kepada Atsushi. Jelas Lucy khawatir dengan kondisi teman sekelasnya itu.

Semalam, pemuda bermarga Nakajima itu pulang tepat tengah malam, pukul 11 lewat 30 menit dari rumah sakit. Perjalanan dilanjutkan dengan dirinya menunggu di stasiun selama 15 menit. Seharusnya Atsushi bisa pulang seperti yang ia perkirakan, tapi sayang pria itu malah ketinggal kereta dan menunggu kembali dibangku stasiun selama 30 menit. Belum lagi ketika di dalam kereta, Atsushi lagi-lagi tidur berdiri selama dua jam. Alhasil, dirinya sampai di rumah jam setengah empat pagi. Mana saat pulang udara dingin sekali dirasa, membuat Atsushi kedingan dan beberapa jam setelah masuk sekolah dirinya terserang pilek.

Ingin menyalahkan Akutagawa, tapi Atsushi sadar yang memberikan paksa sweater adalah dirinya sendiri.

"Ish hacim...." Atsushi lagi-lagi mengeluarkan suara yang sama, tangannya kembali menggosok hidung dengan sapu tangan merah muda milik Lucy. "siapa yang cari penyakit? Mending cari bola naga."

"Atsushi-san, tidak lucu." komentar Kyouka datar.

Atsushi mendelik, heterokromia miliknya tampak berkaca-kaca akibat pilek yang diderita. "Siapa juga yang-hacim-melucu? Kalau bukan karna ulangan ekonomi sama Sensei Frans, aku juga tetap-hacim-sekolah. Cuma-hacim-pilek. Gak perlu-hacim-risau." ujar Atsushi terputus-putus, pilek yang dideritanya menggangu saat berbicara.

Atsushi benci tubuhnya yang mudah terserang penyakit akibat kedinginan. Belum lagi fakta dirinya yang tidak ingin merepotkan orang tuanya yang berkerja di Tokyo, ibukota Jepang. Tentunya sebagai anak Atsushi merasa sungkan mendapat perhatian khusus, terutama dari ibunya yang berkerja keras dikantor.

"Ish Jorok!" Lucy menatap horor cairan bening yang keluar dari hidung Atsushi di depannya.

Tanpa menunggu, Kyouka yang duduk disebelah Atsushi langsung membantu kakak kelasnya. Seperti seorang ibu yang telaten, Kyouka dengan sigap mengelap ingus Atsushi yang terus menerus keluar. Atsushi sendiri terlihat berusaha mengeluarkan sisa-sisa air lendir yang bersarang dihidungnya. Lucy masih terus menyodorkan tisu ke Kyouka setiap adik kelasnya menadahkan tangan.

Merasa cukup baikan, Atsushi mengangkat sebelah tangan, menyuruh kedua temannya berhenti. Terlihat hidungnya memerah seperti badut sirkus.

"Cimi pilik gik pirli risau! Hahaha, lucu sekali tuan sehat didepanku ini." nyinyir Lucy menyindir Atsushi.

Atsushi sendiri tidak membalas sindiran Lucy. Pria berzodiak Taurus itu hanya bisa mengembungkan pipi, kemudian mengambil tofu diatas piring Kyouka. Terus-menerus memakan tahu khas Jepang tersebut sampai membuat pemiliknya memesan tofu baru sebanyak tiga mangkuk. Atsushi dan nafsu makan meningkat adalah kombinasi terburuk saat penyuka kucing itu bad mood.

Under The Night Sky [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang