Under The Night Sky [discontinued]

5¦› About Cassiopeia

Under The Night Sky
Shin Soukoku FanFic
©reyin__kingxx

|••• Happy Reading! •••|

"Akutagawa."

Netra dwiwarna Atsushi menemukan sosok yang ia cari berdiri menghadap jendela. Pasien rumah sakit itu terlihat memandangin keindahan langit malam dengan selang infus ditangan kirinya.

Selang beberapa menit, sosok yang dipanggil Atsushi membalikkan badannya.

Tatapan mata Akutagawa menajam seperti yang Atsushi duga sebelumnya. Begitu sepasang mata mereka bertemu, manik hitam itu seolah ingin menghilangkan pemilik heterokromia itu.

Namun, entah kenapa detik ini ... mata sehitam jelaga itu terlihat ingin menghancurkan Atsushi dalam sekejap. Lebih mengerikan dari tatapan yang biasanya sulung Akutagawa itu berikan, dan Atsushi merinding dibuatnya.

"K-kau! Punya masalah apa denganku? Jangan menatapku seolah aku buronan polisi." Atsushi masih berdiri dipintu masuk, kembali bertanya, mengulangi pertanyaan yang sama seperti pertemuan mereka sebelumnya dan ia yakin Akutagawa tidak akan menjawab pertanyaannya.

Jika saja tatapan mata bisa membunuh orang secara cepat, dapat dipastikan pemuda bermarga Nakajima itu akan mati bersimbah darah. Untung saja itu hanya perumpamaan.

Atsushi menghela napas kasar. "Oke, aku akan pergi," putusnya. "Tapi sebelumnya aku hanya ingin mengantar tugas baru hari ini." sambungnya kemudian meletakkan totebag diatas ranjang Akutagawa. Pemiliknya tidak melirik, malah kembali menatap jendela.

Suasana diantara mereka semakin tidak nyaman bagi Atsushi. Dirinya ingin beranjak dari jarak satu langkah dengan Akutagawa menjadi sejauh mungkin. Namun sayang, pintu tiba-tiba terbuka dan menampilkan seorang bodyguard.

Bodyguard itu menunduk dalam, memberi hormat sebelum berbicara. "Tuan muda Akutagawa. Jam besuk sudah berakhir dan waktunya istirahat, tolong tidur segera." ujarnya kaku.

Atsushi melirik jam tangannya. "Sial, jam sembilan? Aku bisa pulang kemalaman, aish." rutuk Atsushi masih berdiri ditempat. Bibir munglinya kembali menggerutu tanpa suara.

"Aku ingin keluar." Akutagawa membalik badannya, bodyguardnya tidak setuju dengan perkataannya. "Bersamanya." ujar sang Tuan Muda itu, menunjuk Atsushi didepan dengan dagunya.

Ragu-ragu bodyguard itu menjawab, "mohon maaf sebelumnya tuan muda ... dia bukan teman anda dan saya masih tidak bisa mempercayainya, sekalipun dia sering mengunjungi tuan muda. Keselamatan anda nomor satu, dan udara malam tidak bagus untuk anda." balasnya menundukkan kepala serendah mungkin, takut membuat suasana hati tuan mudanya berubah buruk.

Akutagawa menarik pergelagan tangan Atsushi. Refleks orang yang ditarik mundur ke belakang. "Tidak penting. Dia bersamaku." ujar sulung Akutagawa itu cuek, Atsushi yang dipegang pergelangan tanganya masih menggerutu tanpa suara.

Bodyguard itu masih menundukkan kepala. "Mohon maaf sekali lagi, Tapi tuan muda. Saya ditugaskan untuk mengawasi anda, atas perintah langsung tuan besar dan nona muda-"

Akutagawa memotong ucapan bawahannya, "Kau dipecat."

•••

Untuk seukuran orang sakit, tarikan tangan Akutagawa terlampau kuat. Sepanjang perjalanan Atsushi tersandung beberapa kali. Entah itu karna antar kakinya yang beradu ataupun Akutagawa yang tarik-ulur tangannya.

Dalam hati, Atsushi mengumpati kekasaran Akutagawa dan kesialannya. Pemuda penyuka kucing tersebut baru menyadari tangannya ditarik ketika keluar dari ruangan Akutagawa. Ingin protes, tapi sudah terlambat. Pemuda penyuka ara itu terlampau cuek untuk menanggapi kekesalannya.