Under The Night Sky
Shin Soukoku FanFic
©reyin__kingxxTerima saran dan kritik untuk membangun cerita abal-abal ini. (:
.
Happy reading!
.Atsushi menghela napas ke-15 kali dalam satu jam terakhir. Kedua kakinya senangtiasa berdiri, enggan beranjak dari tempat yang menurutnya nyaman.
Lantai yang ia pijakin adalah ubin dari rumah sakit. Tempat dimana aroma antiseptik tercium tajam, dan juga aroma kematian bagi sebagian orang.
Seharusnya dia tidak disini.
Atsushi tidak membenci rumah sakit, sungguh. Dirinya malah senang ketika kakinya menginjakkan kearah bangunan serba putih itu. Melangkah demi langkah, melihat setiap ruangan yang diisi oleh pasien yang masih berjuang memperpanjang umur demi hidup yang kadang tak pasti.
Ia juga tidak memiliki trauma apapun terhadap rumah sakit. Setidaknya untuk saat ini.
Mengunjungi orang sakit memang hal yang tidak menyenangkan, tapi akan berbeda jika itu adalah orang yang kau kenal. Kau akan merasa senang bertemu dengan mereka yang tertidur diatas ranjang dengan infus ditangan, dan pakaian biru khas pasien rumah sakit. Berusaha menguatkan mereka dengan berbagi energi positif yang membantu dalam proses penyembuhan bagi si pasien.
Hanya saja orang yang ia kunjungi bukanlah orang yang masuk sebagai orang yang dikenal, bukan juga teman dekat, malah musuh yang lucunya tidak pernah bertukar hinaan atau sekedar melempar cacian.
Tidak, mereka tidak 'sejauh' itu untuk disebut musuh.
Orang asing? Terlalu kejam, walaupun mendekatin kenyataan.
Teman sekelas? Mungkin ya. Tapi tetap saja mereka seperti orang tidak kenal.
Apapun itu, Atsushi rasa pilihan ketiga adalah yang terbaik, untuk situasi saat ini. Entahlah, dia sendiri juga bingung.
Kenapa harus aku?
Heterokromia miliknya menatap ke depan, meja informasi berjarak beberapa meter di depan dirinya.
Kenapa dari 30 siswa, aku sendiri yang diutus?
Ragu, kakinya melangkah lebih jauh mendekati meja itu. Orang-orang disekitarnya berjalan, melewati dirinya yang terlihat seperti siput berjalan.
Sejujurnya ia tidak perlu ke tempat dimana bisa mendapatkan informasi umum tentang rumah sakit itu. Nomor kamar yang ia kunjungi telah ia dapat dari ketua kelasnya dua jam lalu. Sebelum ke tempat ini, dirinya telah dibekali informasi tersebut.
Hanya saja ia ingin memastikan ulang, agar tidak malu ditempat tujuan. Bisa saja dirinya salah masuk kamar, bukan?
"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" suara halus milik petugas dibalik meja informasi itu bertanya untuk ketiga kalinya. Atsushi mengaruk pipinya yang memerah, malu terhadap dirinya yang melamun tanpa disadarin pemilik tubuh.
"Ah iya." Atsushi mengangguk sekali, tidak ingin mempermalukan dirinya lebih jauh lagi. "Bisa anda beritahu nomor kamar dari Akutagawa Ryunosuke?" tanya Atsushi kemudian.
Petugas itu mengangguk. Matanya yang tadi menatap Atsushi, beralih pada komputer yang terletak dimeja. Jemari lentik milik petugas itu mengetik nama seorang pasien yang ingin dikunjungi Atsushi.
"Akutagawa Ryunosuke, 17 tahun. Nomor kamar 305, kelas VIP. Letaknya dilantai delapan, anda bisa menggunakan lift disebelah kanan untuk mempermudah menuju ruangan. Anda punya waktu 15 menit untuk mengejuk pasien." jelas petugas itu kembali menatap Atsushi.
Atsushi hanya menganggukkan kepala, gelagatnya yang ingin menanyakan sesuatu namun terlihat ragu. Petugas yang melihatnya menaikan alis, bingung.
"E-etto, boleh saya tahu nama ... penyakitnya?" Atsushi bertanya, namun diakhir kalimatnya terdengar ragu dan melemah.
Petugas itu tersenyum ramah. "Maaf, pasien ini tidak mengizinkan siapapun untuk mengetahui penyakitnya," jawabnya lembut, Atsushi mendadak tidak enak mengdengarnya. "tapi kamu bisa mengetahuinya diruanganya nanti, tepatnya diranjangnya." sambung petugas itu lagi-lagi tersenyum ramah, Atsushi membalasnya dengan senyum simpul.
"Terima kasih atas informasinya, saya permisi." Dengan begitu Atsushi pergi meninggalkan meja informasi.
•••
Akutagawa Ryunosuke, dipanggil Akutagawa adalah salah satu murid 'tak kasat mata' dari kelas 3-C. Seorang antipati dan berlidah tajam, tidak mengherankan dirinya 'tak terjamah' oleh murid-murid dikelasnya. Walaupun demikian, julukan yang ia dapat bukanlah sesuatu yang mengerikan, malah terkesan keren.
Pangeran Es.
Bukan teman sekelasnya yang menjulukinnya seperti itu, tapi murid perempuan disekolah. Sikap alamiahnya disalah artikan oleh para kaum hawa, ditambah lagi wajah rupawannya yang mendukung julukan tersebut.
Atsushi hanya bisa menghela napas mengingat kembali informasi tentang orang yang ia kunjungi.
Dirinya sekarang berdiri didepan pintu nomor 305, ruang Akutagawa berada. Baru saja ia ingin mengetuk pintu, benda berbahan kayu terbaik itu terbuka, memperlihatkan seorang gadis muda berwajah cantik yang menghalangi pintu masuk.
"Maaf Atsushi senpai, Ryu-nii menolak siapapun menjenguknya." ujar singkat dan jelas gadis berambut panjang lebat yang biasa dipanggil Gin. Pintu ditutup, membuat Atsushi tidak bisa melihat lebih dalam lagi.
Gin, atau bernama lengkap Akutagawa Gin merupakan bungsu dari Akutagawa. Gadis tersebut adalah adik satu-satunya Akutagawa.
Atsushi mengangguk maklum, berusaha memasang ekpresi setenang mungkin walaupun dalam hati mendumel. "Tidak apa-apa, mungkin aku salah waktu berkunjung." balas pemilik manik dwiwarna itu tersenyum tulus.
"Buah tangan dari-"
Gin menahan pemberian Atsushi, lebih tepatnya menolak. "Maaf lagi, Ryu-nii tidak menginginkan apapun dari siapapun." sekali lagi Gin berujar singkat dengan nada tegas, membuat Atsushi merasa tidak dihargai namun tidak diperlihatkan.
"Ok, aku paham. Titip salam dari teman satu kelasnya, cepat sembuh." balas Atsushi, masih mencoba bersabar dengan kurva melengkung dibibirnya.
"Ryu-nii-"
"Aku tidak peduli, Gin-chan. Jika dia tidak menginginkan apapun, cukup kau saja yang dengar. Urusan kau sampaikan atau tidak, bukan urusanku." jelas Atsushi cepat, Gin hanya bisa menampilkan ekspresi andalannya, datar tanpa raut apapun.
Atsushi menunduk sebentar. "Aku pulang, semoga harimu menyenangkan."
•••
TBC (:
Pendek bat, humm. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Night Sky [discontinued]
Fanfiction♡⃝ 𝗔𝗞𝗨𝗔𝗧𝗦𝗨 𝗙𝗔𝗡𝗙𝗜𝗖◡̈ ☽⋆ Under The Night Sky ⨾ AU! School Life, Family, Mental Health, etc. ©reyinuniverse 🚧 𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙃𝙊𝙈𝙊! 🚧 OOC! Semi baku! ❝𝘜𝘯𝘥𝘦𝘳 𝘵𝘩𝘦 𝘯𝘦𝘹𝘵 𝘴𝘬𝘺, 𝘸𝘦 𝘸𝘪𝘭𝘭 𝘢𝘭𝘸𝘢𝘺𝘴 𝘣𝘦 𝘵𝘰𝘨𝘦𝘵𝘩𝘦𝘳...