04 | Penasaran

36 41 40
                                    

TYPO BERTEBARAN!

HAPPY READING💞💞

" Assalamualaikum semua nyaa " salam Rhena saat memasuki kelas, dengan tersenyum lebar.

"Waalaikumsalam " jawab Fidelya sembari tersenyum.

" Ehh ehh Del mau tau gak? " tanya Rhena ke sahabatnya sembari duduk di samping Fidelya.

" Ada apaan emang Rhen? " tanya Fidelya yang langsung menoleh ke arah Rhena.

" Lo tau kakak gue kan? Nah beruntung banget, kakak gue temenan sama kakaknya kak Adelard. Gue seneng banget Del. " ucap Rhena sembari menahan air matanya, karna ia terlalu senang.

" What?! " seru Fidelya dengan membelalakkan matanya.

" Biasa aja kali matanya " ucap Rhena, tak digubris oleh Fidelya.

" Ya, habis nya gue masih gak percaya. Eh iya, btw nama kakaknya kak Adelard siapa? " tanya Fidelya yang masih penasaran.

" Namanya--- "

Teng... Teng... Teng.....
(Anggap aja suara bunyi bel masuk sekolah:v)

Belum sempat berbicara, bel masuk kelas sudah berbunyi. Pertanda pelajaran pertama sudah mau dimulai.

" Yahhh kan gak jadi ngomong " ucap Fidelya

" Lanjut nanti istirahat ya " jawab Rhena.

" Okee " ucap Fidelya sembari mengacungkan jempol kanannya.

Semua anak murid pun sudah memasuki kelas nya masing masing.
Fidelya makin penasaran, siapa nama kakaknya kak Adelard. Namun, tak apa ia bisa melanjutkan ceritanya saat sedang istirahat.

Tak lama Bu Ani pun masuk kekelas itu, ia mengajar bahasa inggris. Ia adalah guru paling killer, paling disiplin. Jadi, jika ia sedang menerangkan pelajaran semua murid harus sudah paham apa yang diterangkannya.

Setelah 2 jam pelajaran bahasa inggris, kini berganti menjadi pelajaran Pjok(Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan).
Rhena dan Fidelya pun mengambil baju olahraga nya dan menuju ke toilet sekolah.

" Eh Rhen, lanjut dong ceritanya " ucap Fidelya disela sela perjalanannya menuju ke toilet sekolah.

" Sampe mana tadi? Gue lupa soalnya " jawab Rhena sembari terkekeh.

" Ihh lu mah pikun " ujar Fidelya agak kesal ke sahabatnya itu.

" Ya sorry " ucap Rhena dengan tersenyum kecil.

" Sampe, siapa nama kakaknya kak Adelard " jawab Fidelya sembari menoleh ke Rhena yang berada disampingnya itu.

" Oh itu, iya sekarang gue inget. Nama kakak nya itu kak-- " ucap Rhena yang terhenti karna ia mendadak lupa dengan nama kakaknya kak Adelard.

" Siapa? Siapa? " tanya Fidelya dengan semangat.

" Ehh maaf ya, gue jadi lupa lagi sama namanya " ucap Rhena dengan terkekeh. Lagi lagi Fidelya geram oleh sahabatnya itu.

" Rhenaaa " jawab Fidelya dengan menekankan namanya.

" Maaf Delyaa cantikkk. Soalnya gue lupa, padahal pas pertama ngomong gue inget banget namanya. Ehh lama kelamaan gue jadi lupa. Sekali lagi maaf yaa Del " ucap Rhena sembari terkekeh dan menggaruk bagian kepalanya yang tidak terasa gatal.

Fidelya menghela nafas panjang, " Ya gue maafin. Tapi, lu harus cepet cepet kasih tau nama kakak nya kak Adelard yaa " jawab Fidelya.

" Iyaa nanti gue langsung chat lu kok kalau gue udah inget sama namanya, oke? " ucap Rhena dengan mengangkat jempol kanannya.

Senyuman Maut  [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang