12 | Masalah Elvina

21 22 8
                                    

Hari ini Davina sedang duduk disofa ruang tamu bersama Elvina. Mereka sedang membahas tentang kejadian yang kemarin ditimpa Elvina.

" Jadi gimana ceritanya? Jelasin yang lengkap! " ucap Davina yang membuka suara duluan.

" Em, jadi gini ceritanya. Waktu itu Vina kan lagi jalan-jalan di taman deket rumah bareng sepupu Vina, terus sepupu Vina liat tukang siomay deket taman itu, terus dia izin ke Vina buat beli siomay nya sebentar. Nah, gak lama Vina kan tunggu sepupu Vina di deket bangku taman. Terus Vina duduk dibangku taman sambil buka handphone, terus tiba-tiba ada orang yang jalannya sempoyongan, dan dia narik tangan Vina sampe jidat Vina kena dada nya. Dia narik Vina dalam keadaan mabuk, terus Vina ditarik sampai depan rumah yang lumayan bagus, nah terus Vina dibawa masuk sama orang itu. Tiba-tiba Vina dibawa ke dalam kamarnya, nah dia langsung robek baju yang Vina pake. Dan dari situ Vina terus nangis, tangisan Vina gak didenger sama dia. Dan pas pagi buta, dia gak ada disamping Vina, Vina terus aja nangis. Terus dia bilang minta maaf dan bakal tanggung jawab kalau Vina hamil. Dan ternyata Vina hamil beneran, terus Vina bilang aja ke dia dengan jujur. Kalau diperut Vina ada bayi dia. Dan dia bener tanggung jawab. " jelas Elvina sembari tersenyum tipis diakhir kalimat.

" Terus suami lo sekarang dimana? " tanya Davina sembari melihat sekeliling ruang tamu.

" Dia lagi beliin rujak seger didepan komplek, hehe " jawab Elvina sembari tertawa kecil.

Davina mengangguk, " Terus keadaan lo sama bayi lo, gak kenapa-kenapa kan? Sehat-sehat aja kan? " tanya Davina.

" Gak apa-apa kok, malah sehat-sehat aja " jawab Elvina sembari mengelus-elus perutnya.

Davina mengangguk, " Harus sehat ya! Jangan mikirin yang macem-macem! " ucap Davina.

" Iyaa " jawab Elvina dengan melihat Davina dan sedikit tersenyum.

" Hm, suami lo kok lama banget? " tanya Davina sembari melihat kearah pintu yang terbuka sedari tadi.

Dan tak lama, suami Elvina sudah datang dengan membawa rujak buah dua bungkus. Elvina pun tersenyum puas.

" Assalamualaikum, hai sayang, maaf ya udah nunggu lama. Soalnya tadi ngantri. " ucap Pria yang sudah dipandang sebagai suami Elvina.

" Waalaikumsalam, iya gak apa-apa. Oh iya, kenalin, ini Davina sahabat aku " jawab Elvina sembari memperkenalkan Davina.

" Hai, saya Anggasta Defandra Alfino, biasa dipanggil Defan atau Andra, suaminya Elvina " ucap Anggasta sembari mengulurkan tangannya kearah Davina.

" Davina, sahabatnya Elvina " jawab Davina sembari membalas uluran tangan Anggasta.

Davina pun melepas uluran tangan nya. Elvina sudah memakan rujak buah yang tadi dibeli oleh suaminya. Sudah hampir habis, ia sama sekali tak menawarkan rujak buah ke Davina dan Anggasta.

" Ohh, ceritanya gak nawarin nih? " tanya Davina sembari melihat kearah langit biru di depan rumah yang sedikit terlihat dari dalam.

Elvina yang baru sadar pun berhenti dari kegiatan memakan rujak buahnya,  "  Eh iyaa, maaf gak nawarin. Habisnya enak, seger lagi. " ujar Elvina sembari menyengir diakhir kalimat.

" Davin mau? " tanya Elvina.

" Enggak, buat lo aja. Tadi cuma bejanda doang kok " jawab Davina sembari tertawa kecil.

" Oh yaudah, aku habisin ya " ucap Elvina.

" Oh iya, kamu mau? " tanya Elvina kepada Anggasta.

Anggasta pun tersenyum dan,"  Udah, buat kamu aja semuanya. " jawab Anggasta.

Elvina mengangguk dan langsung menghabiskan rujak buahnya.

Senyuman Maut  [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang