9. Berubah

601 85 78
                                    

Happy reading!

--JEKA--

Sekuat tenaga Jeka menahan rasa kantuk yang menyerangnya. Sekitar pukul tiga dini hari tadi, Jeka tertidur di meja belajar.

Sedari tadi tangannya tidak bisa diam memijat-mijat pinggangnya. Punggungnya pun ikut bergerak mencari posisi nyaman. Akibat tidur dalam posisi duduk, membuat badannya terasa remuk.

"Sst.. Jek, ngape si lo?" Bisik Theo.

Jeka menoleh. "Remuk banget badan gue."

"Emang abis ngapain? Ena-ena ya lo?"

Jeka mendelik. Ia menoyor kepala Theo. "Mulut lo!"

"Kalo nggak ena-ena ngapain?" Tetet mengusap kepalanya kesal.

"Belajarlah."

"Belajar paan?"

Jeka berdecak. "Kepo lo kek dora!"

"Dih, orang nanya baik-baik." Dengus Theo.

"Diem deh! Lo ngerusak fokus gue." Ketus Jeka.

Theo mencibir, lalu cowok itu menganga tak percaya melihat Jeka fokus dengan penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting yang disampaikan. Tujuh puluh persen pelajaran yang dijelaskan Pak Oji sudah Jeka pahami, sebab semalam ia belajar bab itu.

Theo menyenggol pelan bangku Jey. Ia berbisik. "Jeka tobat."

Jey mengernyit. Ia menatap Jeka yang sekarang mangut-mangut seolah paham dengan apa yang dijelaskan Pak Oji. Cowok yang kerap kali bikin oleng itu ikutan menganga tak percaya dengan apa yang ia lihat. Bahkan bodohnya ia mengusap-usap matanya, seolah hal yang ia lihat itu sangat mustahil.

"Itu beneran Jeka?" Tanya Jey, sangsi. Pasalnya Jeka seringkali bolos dalam pelajaran biologi. Di antara mereka berempat, Jeylah orang yang jarang bolos.

"Aneh banget kan? Apa dia kerasukan ya?"

"Bisa jadi sih."

"Ah, gue tau." Ujar Theo sambil menjetikan jarinya pelan. "Mungkin dia abis diancem Papanya lagi. Makanya sekarang rajin belajar."

Jey menaikan sebelah alisnya sambil berpikir. "Lebih setuju sama kata lo yang ini gue."

"Oke. Nggak mungkin dia berubah kalo bukan karena ada something."

Jey mengangguk. "Jeka bukan tipe orang yang rajin belajar." Timpalnya.

Mendengar keributan yang dibuat sahabatnya, Jimmy mengetuk kepala Theo yang bangkunya memang berada tepat di depannya.

Theo menoleh kesal. Ia mengusap kepalanya yang diketuk Jimmy dengan tidak manusiawi. "Perasaan orang-orang demen banget ngetok pala gue." Dengusnya.

Jimmy memutar matanya malas. "Lebay."

"Punya masalah idup apa si lo?" Ketus Theo.

"Ngape si lo berdua bisik bisik?" Tanya Jimmy, mengabaikan pertanyaan Theo tadi.

Seketika Theo melirik Jeka, melupakan rasa kesalnya kepada Jimmy. "Masa dia jadi rajin belajar. Gue kan kaget jadinya."

JEKA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang