22. Finish

723 74 84
                                    

Happy reading!

--JEKA--

Kedua belas inti dan lima puluh anggota Anushka serta empat inti dan lima puluh anggota Alexis sudah berkumpul di warung Bu Juleha. Anggota Anushka maupun Alexis hanya sedikit yang ikut sebab mereka tengah sibuk masing-masing.

Dengan bantuan Arka sebagai anggota Anushka yang sudah berpengalaman menaklukkan beberapa gunung di Indonesia, mereka akan memulai touring pagi ini, tepat pada pukul delapan pagi.

Sebab Evan baru pulih dan dikhawatirkan kelelahan sebelum mendaki, maka ia membawa mobil BMW hitamnya dengan Erick sebagai supir. Bagasi dan kursi belakang mobil diisi beberapa carrier anggotanya yang berboncengan.

Tidak hanya Evan yang membawa mobil, Jey juga membawa Alphard putihnya atas perintah Abi dan Uminya, jika tidak menurut, ia tidak diijinkan ikut oleh kedua orang tuanya. Mobil mewah dengan fasilitas sangat nyaman itu tidak ditempati sendirian, ia bersama Tara, Kai, dan Arka yang sibuk mengerjakan skripsinya. Sama seperti mobil Evan, bagasi dan kursi belakang mobil Jey pun turut menjadi tempat carrier anggotanya. Salah satu carrier itu milik Jeka dan Theo. Sebab, kedua cowok itu memilih berboncengan menggunakan motor Jeka, karena orang tua Theo melarang anaknya mengendarai motor sendiri.

"Sebelum berangkat agar perjalanan kita nggak ada gangguan lebih baik sekarang kita berdoa terlebih dahulu, berdoa mulai, sesuai keyakinan masing-masing." Ujar Arka, tangannya ia adahkan di depan dada dengan matanya yang terpejam membaca doa.

"Gue mau ngasih tau dulu, perjalanan kita ini nggak sebentar, bisa memakan waktu sekitar sepuluh jam, nanti kita berenti di Purwokerto buat istirahat sejam abis itu lanjut jalan lagi biar nggak terlalu lama dijalan." Lanjut Arka, mereka semua mengangguk mengerti.

"Oke, ayo berangkat!" Sahut Theo penuh semangat.

"Hati-hati guys, jaga diri baik-baik. Pergi selamat, balik juga selamat!" Ujar Juna.

"Bu Juleha, pamit dulu ya, doain semoga perjalanan kami nggak terhalang apapun." Pamit Jey kepada Bu Juleha diikuti Gino di belakangnya.

"Iya, ganteng. Hati-hati ya, jangan ngawur ngomongnya, jaga tingkah, nggak usah aneh-aneh." Pesan Bu Juleha yang diangguki keduanya.

"Makasih, Bu. Entar kalo saya dah balik, janji deh saya lebih sering lagi kesininya." Kata Jey.

Bu Juleha tertawa kecil. "Iya, cepet balik ya."

"Dah dah ayo!" Dafa, inti Alexis menarik kerah jaket Jey dan Gino. Sembari berjalan ia mengangguk kecil berpamitan kepada Bu Juleha.

Disisi lain. Jeka dan Theo tengah berdebat.

"Gue aja yang bawa, Jek." Ujar Theo, ia berusaha merebut kunci motor Jeka.

"Gak! Inget kata bonyok lo, lo nggak boleh bawa motor."

"Dih, bukan nggak boleh ya! Tapi, nggak bolehnya kalo bawa sendiri, lah ini kan sama elo, tapi gue yang pegang setir. Lo tinggal duduk manis di belakang."

"Ini motor punya siapa?" Tanya Jeka.

"Elo."

"Nah, karena ini motor gue, jadi gue yang bawa."

JEKA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang