Part 26

298 25 9
                                    

Kita tidak pernah tau kepada siapa nanti hati ini akan berlabuh seutuhnya. Kita tidak pernah tau siapa pemilik hati sebenarnya yang saat ini sedang kita jaga keutuhannya. Dan kita tidak pernah tau apakah hati ini bisa tetap utuh ketika sang pemilik hati akan mengambil kembali hati yang sudah dititipkan kepada kita. Kita tidak pernah tau.

Tuhan maha membolak balikkan hati hambanya. Sekuat apapun cara kita menjaga hati ini untuk orang yang kita sayang, tapi jika Tuhan sudah berkehendak hati ini tidak akan pernah tergapai oleh seseorang itu. Hati kita sudah ditakdirkan untuk seseorang pilihan Tuhan. Kemana pun kita melangkah, sejauh apapun kita menghindar, hati ini akan kembali kepada pemiliknya.

Seperti halnya Iqbaal yang bersandar di pagar balkon saat ini. Setelah beberapa insiden yang menghampirinya hari ini, Iqbaal ragu apakah hatinya masih utuh untuk perempuan berambut sebahu yang menghampirinya tadi siang? Tapi Iqbaal juga tidak di pungkiri dia mulai merasakan gelenyar aneh ketika mencium bibir (namakamu).
Apakah Iqbaal mulai mencintai (namakamu)? Tentu Iqbaal tidak tau jawabannya. Dia tidak mau berspekulasi terlalu cepat. Pikirannya seakan menolak untuk mencintai istrinya itu, dan keputusan Iqbaal sudah bulat untuk menceraikan (namakamu) suatu hari nanti.

(Namakamu) berjalan menuju dapur. Terlihat Salsha yang sibuk dengan pisau ditangannya dan steffie yang sibuk dengan sayur mayur yang baru dicucinya

"Hai" Sapa (Namakamu) dengan piyama tidur dan rambut yang tergerai

Salsha dan Steffie menoleh ke arah (Namakamu) yang lebih segar

"Kok lo mandi?" Tanya Salsha yang masih setia mengupas bawang

"Emang kenapa?" Jawab (Namakamu) yang memilih duduk di depan Salsha

"Kan habis ciuman sama suami, gak sayang hilang itu bekas?" Ucap Salsha santai

Mendengar ucapan Salsha membuat kedua pipi (Namakamu) merona. Kejadian yang berusaha dia lupakan sejak tadi kembali sahabatnya lontarkan saat ini.

"Apaan sih, gak ada pembahasan lain apa?" Ucap (Namakamu)

"Merah tuh pipi" Ucap Aldy yang entah datang dari mana seraya mendaratkan bokongnya di samping Salsha

"Udahlah (Nam) damai aja sama Iqbaal, pusing tau liat kalian berantem mulu" Ucap Aldy lagi

(Namakamu) tidak menjawab ucapan yang keluar dari mulut Aldy, pandangannya jatuh kepada perempuan berambut pirang yang terlihat sedang melamun

"Stef" Seru (Namakamu)

Steffie gelagapan dan mencoba menenangkan mimik wajahnya. Hal itu tak luput dari pandangan (Namakamu), Salsha, dan Aldy. Insting (Namkamu) mengatakan jika ada yang disembunyikan sahabatnya itu.

"A..apa?" Jawab Steffie menatap ke tiga temannya yang memandangnya aneh

"kok melamun?" Tanya (Namakamu) lagi

"ahh enggak kok" Elak Steffie

"Sayurnya udah dicuci Stef? Sini biar gue yang masak" Ucap (Namakamu) seraya berdiri mengambil sayur di tangan Steffie

Mereka mulai memasak bahan-bahan makanan yang tersedia di kulkas villa milik Aldy, dengan Aldy yang masih menempel di bahu Salsha sesekali mengganggu gadis itu yang sedang mengulek cabe. Sedangkan Steffie, gadis itu beralih membuat jus jeruk untuk mereka nanti.

Setelah semuanya siap, mereka langsung memanggil yang lainnya untuk ke meja makan. Tak terkecuali dengan (Namakamu) yang memilih berjalan menuju kamarnya untuk menyuruh Iqbaal makan malam.

"Baal" Panggil (Namakamu) ketika sudah memasuki kamar yang ditempatinya

Tak menemukan sosok Iqbaal di kamarnya, (Namakamu) memilih berjalan ke arah balkon dan atensinya melihat Iqbaal yang sedang duduk di kursi yang ada di balkon itu.

"Baal" Panggilnya lagi yang dibalas deheman dari Iqbaal tanpa melepaskan pandangannya yang menatap lurus ke laut lepas sana

"Lo kenapa?" Tanya (Namakamu)

"Gak papa"

Gue gak yakin kalo lo gak kenapa-kenapa Iqbaal

"Kenapa?"

"Makan malam udah siap, ayo keluar" Ajak (Namakamu) dan di balas anggukan kepala dari Iqbaal

Setelah makan malam mereka semua berkumpul di ruang tengah sembari menonton tv. Dengan posisi Salsha bersama Aldy duduk di sofa sebelah kanan, Iqbaal dan (Namakamu) disofa sebelah kiri, sedangkan yang lainnya duduk dilantai yang beralaskan karpet berbulu.

Ceklek

"Anjir lo darimana cas?" Tanya Kiki ketika melihat Cassie keluar dari balik kamar

Cassie menatap bingung semua temannya yang seketika mengalihkan atensi mereka terhadapnya "Gue baru bangun tidur" Jawabnya kemudian

"Eh buset kebo banget lo" Ujar Karel

"Emang sekarang jam berapa?" Tanya Cassie

"Setengah 9 malam" Jawab Karel

"What?! Kenapa kagak bangunin gue sih lo pada"

"Ya makanya jangan kebo, sana makan dulu mumpung udah gue panasin lauknya" Ujar Steffie dan diangguki oleh Cassie sembari berjalan ke arah dapur

"Kalian udah pada packing? Besok siang kita pulang loh" Tanya Salsha dan diangguki oleh semuanya kecuali Cassie yang masih didapur.

Hening

Setelah pertanyaan Salsha tidak ada lagi yang membuka suara kecuali suara yang terdengar dari tv dihadapan mereka. Semua sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Ketika sedang asik dengan acara tv di hadapannya, kedua mata Karel tidak sengaja melihat Iqbaal dan (Namakamu) yang Sender-senderan lebih tepatnya (Namakamu) yang bersandar di bahu Iqbaal

"Mentang-mentang habis cipokan jadi langsung dunia serasa milik berdua" Sindir Karel dengan suara yang agak lantang

"Iri bilang" Celetuk Aldy

"yeu elo mah bukannya belain gue" Jawab Karel

(Namakamu) tetap bersandar dibahu Iqbaal dan tangannya melingkar dilengan pria itu. Padahal dulu ia sangat membenci musuhnya itu. Tetapi sekarang takdir telah merubah perasaannya. Dia seakan tidak mau jauh dari pria disampingnya itu.

Sejujurnya Iqbaal nyaman namun sedikit risih dengan perlakuan (Namakamu) saat ini. Dia ingin sekali mengenyahkan tubuh gadis itu yang menempel pada tubuhnya.

Pikiran Iqbaal masih tertuju kepada gadis cantik berambut pendek yang tidak sengaja bertemu dengannya di cafe tadi siang. Iqbaal tidak menyangka bisa bertemu dengan gadis itu lagi setelah sekian lama tidak bertemu.

"Baal"

Iqbaal melirik (Namakamu) yang masih bergelayutan di lengannya. Menatap datar wajah gadis yang menyebabkan dirinya harus berpisah dengan sang kekasih.

"Kok gue pusing ya" Sambung (Namakamu)

"Hamidun kali" Celetuk Karel

"Enak aja lo" Sahut (Namakamu)

"Lebih baik lo istirahat duluan aja deh (nam) takutnya besok lo sakit lagi" Ucap Salsha

"Ayo ke kamar" Ajak Iqbaal dan diikuti oleh (Namakamu)


perjodohan gila✖IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang