Melangkah Perlahan

14 4 3
                                    

#Prev

Selama perjalanan aku mengingat-ingat kembali kejadian yang sangat menyedihkan 3 tahun lalu. Aku ingat betapa sedihnya Si Jutek dan semenjak kejadian itu ia mulai menjauhiku. Kalau di ingat-ingat lagi aku menjadi ikut merasa bersalah atas kejadian itu. Tanpa sadar air mataku jatuh dan kenangan itu tiba-tiba muncul lagi dipikiranku.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Afraid by Seouranim

Tidak terasa bus yang aku tumpangi sudah sampai di Halte dekat kampus. Aku bergegas turun sambil membasuh wajah yang sedikit basah karena tetesan air mata yang mengalir ketika mengingat kejadian 3 tahun lalu.

kali ini aku pergi ke kampus sendiri. Sambil menyusuri jalan yang biasa aku lewati, sesekali aku melihat langit yang pada saat itu sedikit agak mendung bersama awan tipis berwarna abu.

"ah, langit pun sepertinya sedang mengerti perasaan ku saat ini". Gumam ku sambil sesekali mendongak melihat langit.

Aku berjalan lambat, saat itu terlihat sesosok lelaki dari kejauhan yang sedang menunduk di depan gerbang kampus. Lelaki itu terlihat sangat serius dan hawatir. Perlahan akupun mendekati lelaki itu.

"Hey..." Aku menepuk pundak lelaki itu.

Terlihat lelaki itu terkejut dengan panggilan kecil ku.

"Apaan sih bikin kaget aja." Sang lelaki itu menjadi ketus.

"Hahaha.. maaf.. maaf.. kamu lagi apa disini? nungguin anak-anak lain ya?". tanya ku sedikit mencairkan suasana namun masih tetap kikuk.

"Enggak. Gue nunggu lu." Jawab Lelaki itu.

"Hah? Apaa? Kok tumben". Aku mengerutkan dahi karena merasa keheranan.

Lelaki itu adalah si Jutek. Dia menungguku mungkin sudah sekitar 2 jam yang lalu. Terlihat dari kakinya yang tidak bisa diam menahan rasa pegal setelah berdiri lama.

"iya, nih obat. Jangan lupa diminum. Pulang kampus gue tunggu lu disini. Ada yang mau gue omongin." Jelas si Jutek sembari memberikan obat dibungkus plastic putih khas apotik dan tidak lama langsung pergi meninggalkan ku tanpa menoleh.

"Nih cowok kenapa sih? kadang baik kadang juteknya ampun-ampunan. Kesel juga lama-lama. Gue salah apasih, kenapa gak bilang aja sih kalau emang gue salah. Biar gue bisa perbaiki kesalahan gue gitukan, enggak kayak gini, gue ngerasa jadi orang jahat, gak enak banget." Gumamku yang benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan si Jutek.

Aku lanjut berjalan menuju kelas. Kelas design yang berederet berjajar sepanjang lorong fakultas. Aku tidak mengetahui bahwa salah satu kelas itu sedang diisi oleh mahasiswa/i dan ternyata kelas itu adalah kelas Kakak Seniornya yang paling di hindari di kampus.

Saat melewati kelas itu, dengan jendela yang tidak terlalu tinggi, dan bisa terlihat baik dari dalam atau pun dari luar, tidak sengaja aku melihat ke arah salah satu kelas, dan kelas itu sontak menjadi ramai yang berteriak-teriak memanggil nama Anugrah dan tentunya nama ku.

"Tuuuh liaaaat yang lewat siapa Ga.." teriak orang didalam kelas.

"Ciyeeee emang kalau jodoh suka nyamperin ya..." sahut orang lainnya.

"Ga, nyariin lo kali" satu lagi membuat Kak Gaga menjadi salah tingkah.

"Wah bisa tiap hari nih liat couple Gaga Naura .. ciyeeee". Jelas salah satu orang lagi.

Suara dikelas itu terdengar sampai ke luar, akupun sangat malu dan tidak nyaman. Aku mempercepat langkah dan terus menatap kearah depan. Aku benar-benar tidak mengerti maksud dari perkataan teman-teman Kak Anugrah.

AFRAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang