Ini Perasaan Apa? Apakah ini MIMPI?

12 3 7
                                    

#Prev

"Nasi goreng depan komplek aja ya, kesukaan kamu." Tanyaku sambil tersenyum manis menatap Zoudan memastikan pesanan.

"Kamu masih inget?" Zoudan heran mengerutkan dahinya.

"Masih lah, gak mungkin aku lupa". Aku sambil sibuk mengetik dengan cepat pesanan di aplikasi ojek online.

Pesanan kami pun tiba, kami berdua langsung mengambil posisi untuk makan. Sambil menikmati nasi goreng itu, Aku pun banyak bertanya kepada Zoudan.

"Kamu selama ini gimana?" Tanyaku sangat penasaran sambil melihat wajah Zoudan yang sedang makan.


Afraid by Seouranim


"Gimana apanya?" Jawab Zoudan singkat.

"Ya itu kamu...." Sambil nunjuk dada Zoudan.

"Hati aku?". Zoudan bingung.

"Iya kamu gimana? Cerita dong kalau ada apa-apa, biar aku tau perasaan kamu apa yang kamu rasain, apa yang kamu alamin, jangan dipendem gitu kan gak baik." aku mencoba membujuk agar Zoudan bercerita.

"Hhhmmm mulai dari mana ya..." Zoudan sambil sibuk menyuap makanannya.

"Ya dari kejadian itu, dari situ kamu kan gak pernah lagi cerita sama aku. Bener-bener gak pernah nyapa. Aku penasaran, tapi aku gak berani tanya soalnya takut kamu makin sedih dan pasti kamu butuh waktu buat sendiri." jelasku sambil memasang muka penasaran.

"Ya gitu... Tiap hari pulang pergi sekolah, check ke rumah sakit, minum obat. Gitu doang tiap hari." Jelas Zoudan singkat namun menimbulkan banyak pertanyaan lainnya.

"Hah? Kamu sakit apa kok sampe bolak balik ke rumah sakit?" Aku sangat terkejut mendengar jawaban Zoudan.

"Hhhmmm.. Ya gitu cuma suka sesak nafas aja sama pusing apalagi kalau lagi inget Kak Seoura, dada sakit banget. Terus aku hampir mau......" Disela-sela ceritanya Zoudan memberi jeda.

"Mau apa? Jangan bilang kamu mau bun...uuuh.. dir..." Pungkas ku sambil membelalakan mata menatap Zoudan.

"Hhhhmm ya gitu. Aku bingung jalanin ini kayak gimana. Tiap bangun tidur cuma bisa ngelamun berharap Kak Seoura bangunin, mau makan biasanya disiapin, mau tidur biasanya cerita banyak tapi semenjak Kak Seoura gak ada aku kesepian. Gak ada tempat cerita. Mamah jarang ada dirumah, sibuk ngurusin kerjaannya. Aku udah gak sanggup lagi hidup kayak gitu. Ya akhirnya aku punya niat begitu, tapi untung keburu ketauan mamah, makanya aku berobat bolak balik rumah sakit, ketemu psikiater sampe sekarang." Jelas Zoudan panjang lebar.

Jawaban Zoudan memang tidak pernah terlintas dipikiran ku. Aku tidak pernah menyangka lelaki yang ku sukai sejak dulu begitu menderita. Ditambah pengakuan Zoudan yang hampir melakukan hal itu, membuat ku semakin merasa bersalah. Tanpa sadar aku memeluk Zoudan yang ada disampingku.

"Maafin aku Dan... maafin akuu...." Aku mulai menangis, hatiku sakit seperti disayat sebilah pasau tajam mendengar pengakuan Zoudan.

"Gak apa-apa, aku udah gak apa-apa kok. Maaf ya aku gak maksud cerita ini dan bikin kamu ngerasa gak nyaman apalagi sampai merasa bersalah. Itu aku yang dulu masih belum bisa berpikir jernih." Zoudan menenangkan ku sambil menepuk-nepuk kecil pugungku.

"Andai aja aku berani tanya keadaan kamu dulu, andai aja dulu aku gak berpikiran kamu baik-baik aja. Andai ajaa... " Aku berhenti berbicara karena ada sesuatu yang menutup mulutku dengan cepat.

*CHUP >.< Zoudan mengecup Bibir ku

"Ssssttttt.. Udah gak apa-apa." Bisik Zoudan lembut.

Aku hanya diam mematung, aku sangat terkejut dengan apa yang terjadi beberapa detik yang lalu. Zoudan pun langsung beranjak berdiri dari samping ku dan mengambil kunci motornya yang tergeletak di meja.

AFRAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang