DUA

109 61 29
                                    

Sinar mentari menyorot kedalam kamar seorang gadis. Seseorang itu sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Memberi sedikit warna pada bibirnya agar tidak terlihat pucat. Mengikat rambutnya model kucir kuda. 

Afza Casilia Putri, seorang gadis berparas manis, bertubuh tinggi, dengan rambut hitamnya yang selalu diikat satu. Selalu ceria menjalani hari-harinya. Dia memiliki sifat yang baik dan patuh kepada orangtuanya. Selalu menjadi pelawak dadakan disaat keadaan hening. Dia anak yang sedikit tertutup tentang masalah percintaannya.  

Dia Bergegas menuju meja makan. Disana sudah ada kedua orangtuanya.

"Za, sini sarapan dulu," ajak mamihnya.

"Mih, Afza berangkat naik motor yah."

"Gaboleh, kamu itu baru mulai sekolah. Mending diantar pak Soleh," kata mamih Afza.

"Okeh, tapi besok Afza pake motor."

"Terserah, dasar keras kepala."

"Biarkan anakmu mandiri," ucap papih Afza.

"Makasih papih." Afza langsung memeluk papihnya itu. "Afza berangkat dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

***

Koridor kelas 10 kini ramai siswa baru. Afza berjalan santai menuju kelasnya. Banyak pasang mata yang menatapnya. Karena penampilannya sekarang berbeda dengan kemarin saat MOS. Kini Afza lebih terlihat rapih dan cantik dengan rambut diikat, wajahnya yang terlihat cerah.

Afza memasuki kelasnya. Di dalam sudah ada teman-temannya, yaitu Inggit dan Terra.

"Hai," sapa Afza.

"Lo Afza?"

"Hmm."

"Gilaa, cantik banget Lo. Kenapa beda sama kemarin? Terkejut terheran-heran gue," teriak Inggit heboh.

Afza memutar bola matanya malas. 

"Penampilan Lo kemarin kelihatan ga niat sekolah, kok sekarang gini?" tanya Terra.

"Kemarin emang ga niat sekolah."

"Terus sekarang niat?" tanya Inggit.

"Engga juga."

"Bodoamat," balas mereka kompak.

Seorang guru perempuan masuk kelas Afza. Dan dibelakang guru itu ada siswa yang sepertinya anak baru.

"Selamat Pagi anak-anak. Saya selaku wali kelas 10 IPS 3 dan juga guru Bahasa Indonesia." Guru itu memperkenalkan diri.

"Iyah Bu," ucap Semua siswa kompak.

"Ini ada teman baru kalian. Silakan bisa perkenalan dulu."

"Perkenalkan nama gue Karin Nada Wiguna. Salam kenal semuanya." Perkenalan singkat itu disampaikan dengan nada datar. Dengan senyum tipis saja.

"Karin kamu boleh duduk disamping Afza, untuk Afza silakan angkat tangan."

Afza tidak mengangkat tangannya. Melainkan dia berteriak,"Sini!"

Otomatis semua orang menoleh menatapnya heran. Siswi baru itu melangkah ke arah tempat Afza duduk.

"Lo kayaknya pelit ngomong yah, gue juga sih kadang kalo ngga mood," ucap Afza Sok akrab.

"hmm."

"Ini sih emang pendiem. Za," celetuk Inggit.

"Iya ngga kayak Terra yang bawel. Ngomong mulu kerjaannya," sindir Afza.

"Apasih, Kenapa gue yang kena? dari tadi gue diem." Terra menoleh, menyentil dahi Afza.

"Sakit bego," keluh Afza.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang