TUJUH

60 41 10
                                    

Waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB. Afza sedang merasa suntuk dengan tugas-tugasnya. Rumahnya kini sepi. Kedua orangtuanya ada kerjaan diluar kota. Afza keluar kamarnya dengan penampilan serba hitam. Celana panjang hitam, jaket hitam, dan sepatu hitam.

Motornya kini sudah siap untuk melaju. Kali ini Afza menggunakan motor hitam milik ayahnya. Dia memiliki tujuan akan ke suatu lokasi yang lama tidak dikunjungi.

Sesampainya di lokasi Afza terdiam. Dia terkejut ternyata tempat ini sudah ramai, tidak seperti tahun sebelumnya.
"Anjir jadi rame gini," gumam Afza bingung. "Bro, ini ada yang main?" tanya Afza pada salah satu orang.

"Ada. Mereka berdua musuhan gitu," ucap orang itu.

"Bruuum....bruuumm..bruummmm." 

Suara deru motor saling bersahutan di jalanan. Banyak segerombolan geng-geng motor yang sudah turun memenuhi area balap motor. Para penonton sudah mengelilingi area. 

Para pengendara tidak bisa dikenali. Mereka selalu menggunakan topeng, seperti sengaja menutupi identitasnya. Bahkan seorang pemimpinnya menggunakan nama samaran.

"M.R, ketua geng yang pengecut!" Sarkas salah seorang dari geng Zeant.

"Anjiinggg. Apa Lo bilang?! Ngomong apa Lo tadi?!" Seorang yang berinisial M.R pun mulai tersulut emosi dengan ucapan itu. "Oh, jadi Lo sang ketua Zeant yang banyak gaya." Senyum smirk tercipta dibalik topeng M.R.

"Lo, PENGECUT!" ucapnya itu sambil menodongkan jari tengahnya.

"Bro, mending kita adu balap aja langsung. Gausah kebanyakan Bacot!!"

"Kalo Lo kalah, gue mau kalian semua buka topeng secara langsung. Gimana deal?"

Memang sudah banyak lawan-lawan M.R yang sangat kepo dan berusaha membuka identitas dibalik topeng. Namun semuanya gagal. Belum ada yang bisa membongkarnya.

"Deal." M.R yakin dia tidak akan kalah. "Sebaliknya, kalo gue menang Lo harus nyerahin motor Lo," lanjutnya.

"Okeh."

Semua telah bersiap. 

"Three.....Two........One .......Go!!!!"

Mereka berdua melajukan motornya secara bersamaan dengan kecepatan yang tidak terduga.

"Woooowww Go M.R Go!" sorak penonton terus membara.

"Ketua Lo itu bakal habis sama M.R," kata salah satu teman M.R kepada anak Zeant.

"Bngsd." Anggota Zeant mulai tersulut emosi, bahkan hampir menonjok orang.

M.R telah tertinggal oleh Ketua Zeant. Dia menambah kecepatannya untuk bisa menuju garis finish dengan selamat. Dipertengahan ketua Zeant yang mengira jarak M.R dengannya masih jauh, akhirnya lengah dan memelankan laju motornya. Tidak terduga M.R langsung menyalip motornya.

Motor M.R telah terlihat mendekati garis finish. Semuanya langsung bersorak dan dengan cepat M.R finish.

"Kan gue bilang, ketua Lo itu pasti kalah," ujar teman M.R tepat disamping anak Zeant.

"Emang paling top si Bos kita ini."

"Congrats M.R," kata seorang cewe yang tiba-tiba mendekati sang juara.

"Heh si cabe, ngapain Lo deket-deket Bos gue. Mending pergi ke Zeant sono hus hus," ucap Teman M.R melarang.

"Serah gue dong. Pelit amat Lo." Si cewe itu pun pergi.

Afza yang sedari tadi memantau dari jauh, akhirnya memberanikan diri untuk mendekati mereka. Afza sepertinya tahu siapa orang dibalik topeng-topeng itu. Dia merasa motor yang mereka gunakan tidak asing.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang