12. Kejujuran

1 0 0
                                    

Bunda sudah memperkerjakan supir baru untukku, karena supir lamaku sepertinya sudah tidak bisa kembali bekerja.

Aku mulai masuk sekolah kembali setelah tidak sekolah beberapa hari karena kecelakaan itu.

Aku sedikit rindu dengan suasananya.

Sekarang Usha disampingku, membantuku untuk berjalan menuju kelas. Dari tadi dia terlihat sedikit tak nyaman padaku.

"Aila. Maapin gue ya. Gue cuma gak tega liat Kak Genta. Kak Raras juga hampir nangis ditelepon pas Kak Genta bilang dia gak bisa datang."

Aku tersenyum kecil.

"Aku yang egois Sha. Aku gak bisa ngertiin Ken."

Usha merengek, dia jadi memelukku. "Ailaaaa, harusnya gue juga ngerti keadaan lo. Harusnya gue ngerti kalau lo sakit hati ngeliat Kak Genta sama Kak Raras."

Aku mengusap pelan bahu Usha. "Gapapa Usha. Aku seharusnya sadar status, Kak Raras pacarnya Ken. Aku cuma sahabatnya aja. Sekarang aku udah baik-baik aja kok." Kataku meyakinkan Usha.

Usha melepaskan pelukan, kemudian menatapku tajam. "Bohong." Katanya.

"Aila lo bisa minta tolong sama gue kalau mau buat Kak Genta sama Kak Raras putus. Gue pihak lo sekarang. Maap waktu itu gue belain Kak Raras gue kayaknya dihipnotis sama suaranya ditelepon." Kata Usha dengan cepat.

Aku menepuk bahu Usha. "Aku baik-baik aja Usha. Dan itu gak perlu, kamu tenang aja."

Semoga.

Semoga aku benar-benar bisa merelakan keadaan sekarang dan tidak melakukan apa yang Usha katakan tadi.

***

"Aila dipanggil Kakak kelas."

Aku menolehkan kepala mendengar perkataan salah satu teman kelasku.

"Siapa?" Tanya Usha padaku. Aku menggeleng tidak tahu.

"Aku keluar sebentar ya Usha." Ucapku kemudian berjalan keluar kelas menghampiri orang yang mencariku.

"Kak Raras?"

Benar Kak Raras. Setelah menyadari keberadaanku dia menoleh, kemudian melempar senyum kecil.

"Hai Aila." Sapanya.

Dengan canggung aku membalas sapaan Kak Raras, aku bingung ada apa dia mencariku. Aku bahkan sebelumnya belum pernah mengobrol berdua dengan Kak Raras.

"Ada apa ya Kak?"

"Kamu ada waktu? ada yang harus aku bicarain."

Dengan ragu aku mengangguk, "iya Kak."

Kak Raras membawaku ke halaman sekolah, kemudian kami duduk salah satu kursi panjang disana. Jujur aku merasa tidak nyaman sekarang. Apa yang akan Kak Raras bicarakan? Apa tentang Ken?

"Maap ya Aila aku ganggu waktu nya."

"Kak Raras mau bicara apa ya?" Tanyaku tidak ingin basa basi.

"Kamu tahu kan aku pacaran sama Genta?"

Benar, tentang Ken. Dan seharusnya Kak Raras tidak usah bertanya karena dia juga tahu jika aku mengetahui hubungan mereka.

"Aku mau minta tolong kamu ngertiin posisi aku ya. Aku pacarnya Genta disini." Kata Kak Raras dengan wajah sedihnya itu.

Dua kali dia berbicara dia pacar Ken. Aku tahu.

"Aku mau Genta ngeluangin banyak waktu buat aku. Aku mau Genta gak perlu mikirin kamu setiap kali dia lagi sama aku. Dan aku harap kamu gak egois."

KaliasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang