Jantungku berdebar. Bukan, bukan karena aku sedang berada didekat orang yang aku suka. Tapi karena saat ini aku akan melihat pengumuman seleksi olimpiade yang ditempel dimading."Mau gue aja yang liat? Lo tunggu dikelas aja." Usha menawarkan.
"Aku ikut."
Dan sekarang aku dan Usha berjalan menuju mading. Lumayan sepi, orang-orang sudah pada melihatnya sejak awal tadi.
Aku menarik napas, fokus mencari pengumuman olimpiade sampai tak sadar Usha sudah menarik-narik lenganku heboh.
Senyumku mengembang begitu saja. Senang tapi di lain sisi juga merasa tertekan. Beban dipundakku hanya terangkat sebentar, dan kini malah terasa semakin berat.
Aku lolos sebagai perwakilan lomba olimpiade sekolah. Dan aku tahu sesuatu yang sangat berat telah dimulai sekarang.
Bagaimana aku harus memenangkan olimpiade tersebut.
Tidak untuk juara dua atau tiga. Tapi satu, aku dituntut untuk selalu dinomor tersebut.
Melelahkan bukan?
"Yeyey selamat Aila!"
Aku tersenyum pada Usha. "Aku lolos Usha." Kataku diangguki Usha dengan riang.
"Ayo traktir gue mie ayam dong."
Aku terkekeh. "Mie ayamnya aja? Tadi nya mau sama jusnya loh."
Usha memeluk lenganku membawaku berjalan menuju kantin.
"Jusnya juga dong. Sama pangsit kayaknya enak sih Ai."
***
Ken bilang dia akan mengantarku pulang hari ini, sudah ijin bunda tentunya. Dan sekarang aku berjalan bersama Usha menuju parkiran.
Ken memintaku untuk menunggu sebentar karena dia baru saja selesai futsal.
Usha? Dia akan pulang menaiki motor besar Kak Bana.
"Kamu udah jadian ya sama Kak Bana?"
Usha menggeleng. "Belom."
"Belom? Memangnya mau?"
"Ish Ailaaa doain dong." Kata Usha menggoyangkan bahuku.
"Masa gue udah dibuat baper tujuh keliling gak diajak jadian siihhhh??? Masa gue digantung terus kayak jemuran??" Kata Usha memanyunkan bibir.
Aku memegang tangan Usha mengajak untuk kembali berjalan. "Iya iya ih aku doain supaya Kak Bana cepat nembak kamu."
Usha tersenyum senang kemudian mengacungkan satu jempol kedepan. "Gitu dong."
Kini aku sudah berada disamping mobil Ken, Usha sudah pergi menghampiri Kak Bana.
Aku menunduk berniat mengganti lagu yang sedang kudengarkan lewat earphone. Setelah selesai aku sempat terkejut menemukan seseorang yang sudah ada dihadapanku secara tiba-tiba.
"Kak Raras? Mmm... hai." Sapaku canggung.
"Lo mau balik bareng Genta?"
Aku kembali terkejut. Cara bicara Kak Raras sekarang berbeda dari sebelumnya. Wajahnya juga terlihat tidak bersahabat saat menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaliasa
Teen FictionTerima kasih telah membuka profil cerita ini Ratu Kaliasa Arthawa "Aku hanya ingin merasakan rasanya bersenang-senang dengan teman tanpa memikirkan kedua orangtuaku yang akan terus membisingkan hpku ketika aku telat pulang beberapa menit saja. Aku i...