23. Maaf Arya

0 0 0
                                    


"Ayah pokoknya gamau tau kamu harus tetap ikut olimpiade itu."

"Aila gak boleh ngeyel. Harus turuti mau Ayah. Bunda gak pernah ajarin kamu membantah kayak gini."

Aku menghela napas berat mendengar perkataan kedua orangtuaku.

Bolehkan aku melanggar perintah keduanya kali ini saja?

Aku selalu menuruti kemauan mereka jika itu masih masuk akal. Tapi kali ini? Aku bahkan harus merebut hak Arya temanku sendiri.

Arya pasti akan kecewa kan padaku jika tau yang sebenarnya?

"Ayah harus bilang apa sama temen-temen Ayah kalau kamu gak lolos seleksi. Itu memalukan Aila."

"Aku pusing. Aku ke kamar ya."

Aku memberanikan diri. Bangkit berdiri meninggalkan Ayah dan Bunda yang masih duduk dengan makanan yang sama-sama belum habis.

"AILA!"

Aku menggigit bibir, terkejut dengan suara Ayah yang membentak.

"Yah jangan sekarang. Aku nggak mau bahas tentang olimpiade itu. Mau seberapa aku ngelak Ayah sama Bunda pasti akan tetep maksa kan?"

Perkataanku membuat Ayah dan Bunda terdiam, saat itu juga aku segara berlalu pergi menuju kamar dengan cepat.

Aku memang tidak ingin sama sekali ikut olimpiade itu. Tapi aku tidak bisa melakukan apapun, aku tahu seberapa besar pun aku mengelak pada akhirnya keinginanku akan tetap kalah.

***

"Tapi emang susah. Gue juga gak ngerti kenapa gue kayak gini. I am happy sama Kak Bana sebelum dia balik."

Seharian ini Usha murung. Dia kena serangan mantan yang tiba-tiba datang lagi, katanya.

Saat Rio datang mengganggunya saja Usha tadi hampir menangis. Dia mengamuk kesal menarik rambur Rio sampai kepusingan.

"Kamu masih suka sama Tian?"

"Gatau ah pusing. Aila kenapa dia harus balik lagi disaat gue udah bener-bener mau lupa sama dia. Brengsek huhu."

Aku menghela napas, bingung bagaimana harus menghadapinya. Aku tidak berpengalangan dengan cinta.

"Emang gabisa kalo diabaikan aja? Kan kamu udah seneng sama Kak Bana."

Usha menoleh kearahku, "ah gak semudah itu."

"Kamu harus pikirin perasaan Kak Bana Usha. Masa karena mantan jadi gini? Kalo dia cuma balik bentar terus pergi lagi gimana?"

Usha mengacak rambut, kembali merengek. "Udah ah beliin es jeruk ayo."

***

"Usha kamu duluan ya. Tolong pesenin aku susu milo nanti aku nyusul."

"Iya tapi lo yang bayar jajannya ya."

"Iya Usha."

Setelah itu Usha langung berbelok menuju kantin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KaliasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang