8

2.4K 343 57
                                    

Motor biru milik Heeseung telah berhenti di depan kediaman Sim. Jake lekas turun dari motor, melepas helm dan menyerahkannya pada Heeseung.

"Makasih ya Kak, maaf ngerepotin," katanya sambil mengulas senyum tipis.

Heeseung mengambil helm tersebut.

"Sama-sama, Jake. Kamu baik-baik aja, hm?"

Jake mengangguk, meskipun kenyataannya tidak demikian. Ia yang semula menunduk melihat sepatu Converse nya, lantas mendongak ketika merasakan tangan Heeseung merapikan rambutnya.

"Kalau ada apa-apa bilang. Biar Kakak yang hajar orang yang udah bikin kamu sedih begini, Jake."

"Makasih Kak, aku oke kok, cuma agak yah begitulah."

"Sini."

Heeseung menarik lembut lengan Jake, membawa si adik kelas dalam pelukannya. Jake sebenarnya tidak mengira hal ini akan terjadi, dia agak kaget, tapi setelah itu memilih menikmatinya karena pelukan Heeseung memang senyaman itu.

"Jangan pendam masalah sendirian ya? Jake masih punya kakak, ceritakan aja semuanya padaku, atau sekalian saja manfaatkan aku buat balas dendam ke orang yang bikin kamu sakit hati Jake. Kakak sayang kamu."

Jake hanya manggut-manggut meskipun dia sedikit risih dengan pengakuan Heeseung barusan.

"Tiga minggu lagi kita ada turnamen, kamu persiapkan diri ya, jangan sampai kelelahan," kata Heeseung kemudian, setelah pelukan mereka berakhir.

"Ya sudah sana masuk. Langsung makan, trus tidur ya."

Jake mengangguk nurut. Dia memberikan senyum pada Heeseung ketika kakak kelasnya itu memutar arah untuk pulang.

Senyumnya luntur saat melihat motor sport putih datang dari arah berlawanan. Jake kenal siapa pemilik motor putih itu, jadi maksudnya Sunghoon mengejar mereka?

Jake sebenarnya ingin sekali berlari masuk ke rumahnya, tapi entah bagaimana kakinya seolah terpaku pada paving yang dia pijak sekarang.

Motor putih itu berhenti di hadapannya. Sang pengendara turun, hanya membuka kaca helmnya, lalu mengambil bungkusan yang sejak tadi dia bawa pada Jake.

"Apa ini?" tanya Jake tanpa ada gerakan akan menerima pemberian dari Sunghoon.

Sunghoon meraih tangan Jake dan memindahkan bungkusan itu padanya.

"Aku tidak tau kesukaanmu apa. Semoga kau merasa baikan."

Tanpa banyak omong lagi, Sunghoon segera naik kembali ke motornya. Dia sudah menstater motornya tapi tertahan oleh Jake yang memegangi lengannya.

"Jay menyuruhmu?"

Sunghoon menggeleng. "Tidak ada hubungannya dengan Jay. Itu dariku. Tidak apa kau buang saja kalau tidak suka semuanya."

Jake tidak bilang apa-apa lagi. Dia membiarkan Sunghoon pergi begitu saja, menyisakan dirinya sendirian di depan rumahnya, mengintip isi bungkusan itu yang ternyata isinya jajan dan minuman. Banyak, macam-macam jenisnya. Kesukaan Jake semua.

Senyum terukir di wajah Jake. Dia berterimakasih, tapi di satu sisi dia merasa bersalah juga pada Sunghoon.

Mungkin memang tidak semua yang Sunghoon lakukan adalah karena Jay. Sayangnya Jake masih belum bisa menerima kebaikan Sunghoon tanpa memikirkan bahwa Sunghoon berteman dengan pacarnya.

Ah.. mungkin sudah mantan pacar?

💔💔💔

Jay

complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang