15

875 83 3
                                    

"Jake, aku mencintaimu."

Orang bilang jatuh cinta itu indah, membuat bahagia. Tapi nyatanya, kisah cinta pertama Jake jauh dari kedua kata itu.

Hanya ada luka dan kesedihan. Jake tidak yakin dia akan bisa membuka hatinya lagi untuk kedua kali.

"Aku mau kamu jadi pacarku."

Meski orang itu adalah Lee Heeseung, sang kakak kelas yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri. Jake tetap tidak bisa membuka hati.

"Kak, maaf aku—"

Ucapan Jake tertahan saat Heeseung memberinya gestur stop dengan tangannya. Dia sedikit merasa bersalah. Helaan nafas Heeseung terdengar berat dan ... kecewa.

"Aku ngerti Jake. It's okay tidak perlu minta maaf."

"Tapi Kak—"

Heeseung mengangkat wajahnya, menatap Jake sejenak dan tersenyum.

"Aku yang harusnya minta maaf. Kesannya seperti aku memanfaatkan situasi."

Jake menggeleng. "Tidak kok, Kak. Aku ... aku hanya agak kaget mendengar confessmu barusan. Kak Heeseung sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri."

Heeseung tersenyum lemah. Ternyata selama ini yang menganggap hubungan mereka spesial hanya dirinya sendiri. Jake menganggap semua afeksinya hanya sebatas 'kakak pada adik'.

"Selain itu aku juga masih belum siap untuk memulai hubungan lagi, Kak. Aku ... aku butuh waktu."

Sekali lagi Heeseung menghela nafas. Ya, dia sudah membayangkan akan begini jadinya. Tapi ternyata rasa sakitnya lebih parah dari yang dia bayangkan.

"Kakak ngerti, Jake. Kakak hanya tidak ingin memendamnya lebih lama lagi. Sebentar lagi aku akan lulus dan tidak akan bertemu denganmu lagi. Jadi aku hanya ingin jujur saja. Meskipun pada akhirnya tertolak juga, haha."

Jake masih menatapnya dengan rasa bersalah yang kentara. Sungguh, Heeseung tidak suka ditatap seperti itu.

"Ah aku jadi tidak tega meninggalkanmu di sekolah ini sendirian Jake. Nanti bagaimana kalau Jay jahat lagi padamu? Siapa yang nanti bakal peluk kamu kalau kamu nangisin Jay lagi?"

Senyum di wajah Jake terbentuk. Heeseung sungguh figur kakak yang dia impikan.

"Aku tidak akan nangisin dia lagi, Kak. Tenang aja, aku masih punya Sunoo kok."

Heeseung berdecak sambil merotasikan matanya. "Sunoo ... bocah itu pacaran terus mana bisa kupercaya menjagamu."

Jake terkekeh. "Aku juga punya teman baru, Sunghoon."

"Tapi dia sahabatnya Jay, Jake."

"Dia baik padaku kok, aku percaya Sunghoon."

Heeseung menatapnya selama beberapa detik sebelum menghela napas. "Ya udah kalo gitu. Tapi kalau dia sampe macem-macem ke kamu, langsung aduin ke kakak ya? Nanti biar kuslepet hidungnya."

Humor Jake yang hanya seharga recehan membuatnya tertawa lepas mendengar ucapan Heeseung. Tawanya itu membuat yang lebih tua ikut terkekeh. Lega karena Jake tidak lagi menatapnya penuh rasa bersalah.

Yah meskipun confess-nya tidak berjalan baik, setidaknya dia sudah mengutarakan seluruh isi hatinya pada Jake. Kini dia bisa tenang melepas jabatan ketua club basketnya untuk nanti digantikan oleh Nishimura Riki, siswa kelas 1 IPS 2 yang jadi pacar Sunoo kali ini.

Confess itu memakan waktu hampir setengah jam istirahat mereka. Masih ada waktu tersisa sebelum bel masuk, Jake pun sempatkan diri ke kantin menyusul Sunoo yang sudah sejak tadi menunggunya.

complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang