9

2.1K 307 27
                                    

Pagi-pagi sekali Sunghoon sudah berada di depan rumah Jake. Dia menunggu dengan sabar Jake muncul sambil berjongkok di sebelah motor putihnya, main hp. Kehadirannya menarik perhatian ibu Jake yang baru saja pulang dari supermarket untuk berbelanja bahan makanan.

"Loh? Ini siapa? Teman Jaeyun ya?" tanya ibunya Jake, membuat Sunghoon lantas bangkit dan menyalaminya.

"Iya Tante, saya Park Sunghoon, teman sekolahnya Jake."

"Sejak kapan disini? Kenapa tidak masuk saja? Astaga ini masih pagi sekali kamu pasti kedinginan," kata wanita itu sambil menatap prihatin pada Sunghoon yang makin pucat saja kulitnya karena berdiam diri di luar saat cuaca sedang dingin-dinginnya.

"Ah tidak usah, saya menunggu sampai Jake keluar saja."

"Ya ampun, jam segini dia masih molor. Butuh sejam buat dia siap-siap. Yuk, masuk saja. Sudah sarapan belum?"

Sunghoon menggeleng pelan. Ibu Jake juga geleng-geleng prihatin.

"Ayo masuk dulu. Sarapan sekalian nunggu Jaeyun bangun."

Sunghoon mau tak mau ikut wanita paruh baya itu memasuki kediaman Sim. Langsung disambut dengan pemandangan tatanan interior rumah yang aesthetic dengan dominasi warna coklat susu yang hangat. Dia menurut saat disuruh duduk di ruang TV. Menolak ketika ditawari untuk ke kamar Jake.

Suasana rumah Jake cukup tenang di pagi hari. Entah kemana anggota keluarga lainnya. Tanda-tanda kehidupan hanya terasa dari dapur saja. Sunghoon duduk anteng sambil menyibukkan dirinya memainkan ponsel. Tak terasa 20 menit telah berlalu.

"Adek, bangun nak sudah siang," seru ibu Jake dari ruang makan. Mengenakan apron, memindahkan panci berisi sup ke meja makan.

"Aduh anak ini kok susah banget sih dibangunin. Nak Sunghoon, tante bisa minta tolong?"

Mendengar namanya dipanggil, Sunghoon langsung beranjak menghampiri wanita itu.

"Iya tante, ada yang bisa saya bantu?"

Sambil mengelapi tangannya, wanita itu menatap Sunghoon penuh harap. "Bisa minta tolong bangunkan Jaeyun? Tante lagi sibuk banget nyiapin sarapan, ayahnya juga berangkat pagi hari ini. Tolong ya nak."

"Oh iya tante, bisa. Eum .. kamar Jake di sebelah mana ya, tan?"

Setelah diberitahu lokasi kamar si pemilik rumah, Sunghoon pun bergegas menuju ruangan tersebut.

Dok dok

"Jake. Bangun, sudah pagi."

"Langsung saja masuk ke kamarnya. Tidak dikunci kok," sahut ibu Jake dari dapur.

Sunghoon yang sebenarnya enggan, tetap memutar kenop pintu dan masuk ke kamar pemuda yang dia sukai sejak lama itu.

Jantungnya berdesir saat mendapati Jake sedang bergelung di kasur, fluffy dengan selimut tebal di tubuhnya. Menenangkan diri sejenak yang mendadak gugup, Sunghoon pun melangkah mendekat sampai berhenti di sebelah ranjang pemuda itu.

Semakin jelas. Sunghoon akhirnya bisa melihat bagaimana Jake saat sedang tidur. Tubuhnya meringkuk seperti janin, matanya terpejam erat, terdengar dengkuran halus. Tampak begitu menggemaskan.

Tanpa sadar segaris senyum terbentuk di wajahnya.

Perlahan dia pun membungkukkan badannya, menumpukan kedua telapak tangannya di permukaan ranjang, menatap pemuda di bawahnya dengan seksama.

"Jaeyun. Bangun, sudah hampir jam 7," katanya dengan suara yang begitu manis seperti tetesan madu.

Hanya dengan sekali panggil saja, Jake langsung bergerak tidak nyaman. Mengerang manja diikuti tubuhnya yang melakukan peregangan, lalu kelopak matanya terangkat.

complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang