11

2K 290 37
                                    

Wrong move.

Jake tiba-tiba jaga jarak dengan Sunghoon. Pemuda gemas itu benar-benar menghindari Sunghoon sebisa mungkin. Berangkat sekolah bahkan meski Sunghoon sudah jemput pagi buta, Jake sudah tidak ada di rumah. Pulang sekolah juga Jake dengan mudahnya kabur dari Sunghoon. Ketika latihan basket pun, Jake lebih memilih pulang bersama Heeseung.

Semua ini sudah berlalu seminggu lebih, dan Sunghoon sudah muak dengan sikap Jake.

Akhirnya dia mengambil langkah berani.

Hari libur sekolah, dia datang ke rumah Jake.

Tentu saja Jake tidak punya kesempatan menghindarinya. Ibu Jake mempersilahkan Sunghoon masuk, bahkan menyuruh Sunghoon langsung masuk ke kamar Jake karena pemuda itu masih tidur.

Sekali lagi, Sunghoon bisa menyaksikan wajah damai pemuda gemas itu saat sedang tidur. Dia rindu, sungguh. Akhir-akhir ini dia hanya bisa melihat Jake dari kejauhan, dan sekarang mereka bisa sedekat ini lagi.

Sunghoon pun berjalan dengan langkah tanpa suara. Duduk di tepi ranjang Jake. Hanya diam, menatap Jake dengan tatapan rindu dan cinta yang mendalam.

Sunghoon memang bucin, dia akui sendiri itu.

Menghabiskan waktu hampir 1 jam, akhirnya Jake terbangun juga. Pemuda itu ngulet sambil menguap lebar. Mengucek mata, dia pun merubah posisi menjadi duduk. Tubuhnya tiba-tiba berjengit saat menyadari seseorang berada di kamarnya.

"Kenapa kamu bisa disini? Sejak kapan?" tanyanya berturut-turut, dengan suara khas baru tidur.

"Sejak tadi," jawab Sunghoon seraya mengangkat tangannya untuk merapikan rambut Jake.

Tapi Jake menepis tangan Sunghoon begitu saja.

"Jangan temui aku lagi tolong. Aku benar-benar tidak ingin bertemu denganmu lagi," kata Jake tanpa menatap orang yang diajaknya bicara.

"Kenapa?" Sunghoon sungguh tak mengerti kenapa Jake maunya begitu. Dia salah apa?

"Adikmu pacaran dengan Jay sejak lama, dan kamu sama sekali gak bilang apa-apa ke aku. Kamu ternyata sama aja sama Jay, Hoon."

Sunghoon menarik tangannya yang masih melayang di udara, menaruhnya bertumpu pada permukaan ranjang.

"Kamu tau itu dari Jay?"

"Jungwon. Jungwon yang bilang, sewaktu aku nonton kamu seleksi."

"Kenapa kamu enggak bilang sejak awal? Kenapa kamu cuma diem aja meskipun tau kalau Jay ternyata udah punya pacar sebelum dia pacaran sama aku?"

Sunghoon menatap Jake penuh arti, meski Jake lebih memilih melihat tangannya sendiri.

"Bukannya Sunoo sudah memperingatkanmu?"

Jake langsung menoleh. "Tapi Sunoo sendiri enggak tau kalau Jay pacaran dengan adikmu. Dia cuma bilang kalau Jay .. bukan orang baik."

"Kamu sudah tau dia begitu, dan masih saja pacaran dengannya."

Jake membuang pandangan lagi. Melihat apa saja di kamarnya, pokoknya selain Sunghoon.

"Dia kelihatan baik padaku dulu. Aku lebih mempercayai apa yang kulihat daripada kudengar."

"Sekarang kamu udah lihat sendiri kan?"

Jake menelan ludahnya saat merasakan tenggorokannya kering mendadak. Rasanya seperti menelan kenyataan pahit. Dadanya merasa sesak secara tiba-tiba.

"Kamu kenapa engga bilang sejak awal sih? D-dia menyelingkuhi adikmu loh. Bukankah seharusnya kamu marah dia memperlakukan adikmu kayak gitu?"

"Aku tidak peduli soal itu."

Jake langsung menatapnya tak percaya. Kakak macam apa yang membiarkan adiknya diselingkuhi pacar sendiri? Apa Sunghoon memang tidak punya hati nurani?

"Jadi kamu juga ga peduli kalau dia udah nyakitin aku dengan jadiin aku mainannya gitu?"

"Aku peduli, Jake."

Pemuda gemes itu geram sekali dengan jawaban Sunghoon yang plin plan. Dia pun memukul lengan Sunghoon berkali-kali sampai merasa puas.

"Dasar plin plan!"

Sunghoon yang sama sekali tidak protes atau setidaknya mengaduh kesakitan, justru meraih salah satu tangan Jake, menggenggamnya lembut.

"Aku tidak peduli yang lain, Jake. Aku hanya peduli padamu. Urusan Jay dan Jungwon, urusan hubunganmu dengan Jay, aku sama sekali tidak punya hak buat ikut campur. Kamu juga bisa saja tidak memercayaiku seperti kamu tidak memercayai ucapan Sunoo. Aku tidak punya pilihan selain membiarkanmu tau sendiri."

Mata Jake memanas. Ketika air mata jatuh, dia langsung menunduk. Membiarkan cairan itu menetes satu persatu ke selimut yang masih membalut bagian bawah tubuhnya.

Sunghoon tak bisa memberikan ketenangan dengan kata-kata, dia tidak pandai berkata-kata. Sebagai gantinya, dia menggeser posisi duduknya mendekat, lalu merengkuh tubuh mungil yang mulai bergetar itu dalam pelukannya.

"Hiks .. sakit banget, Hoon. Kenapa Jay tega sih sama aku? Aku ada salah apa sampai Jay kayak gini ke aku? Padahal hiks padahal aku sayang banget sama Jay."

Sunghoon mengelus lembut rambut Jake. Diam adalah keputusan terbaik saat ini.

"Aku bener-bener gak enak hati sama kamu. Jay suruh kamu anter jemput aku hampir setiap hari. Kamu juga akhirnya jadi orang yang aku salahkan gara-gara dia. Hiks, aku minta maaf Hoon.."

"Kamu tidak perlu minta maaf, Jake."

"Tapi Hoon, Jay udah keterlaluan banget. Dia udah selingkuhin adek kamu, dan malah nyuruh kamu anter jemput aku ke sekolah."

"Aku ga keberatan sama sekali."

"M-maksudnya? Kamu ga keberatan dia selingkuhin Jungwon?"

"Bukan itu."

"Jadi maksudnya apa?"

"Aku gak keberatan antar jemput kamu, Jake."

Sunghoon menarik diri, supaya mereka bisa saling bertukar pandang.

"Kenapa gitu?" tanya Jake penasaran, dengan wajah yang masih terlihat sembab.

"Karena aku suka kamu," jawab Sunghoon tanpa suara.

"Hah? Aku enggak dengar, kamu ngomong apa barusan?"

Sunghoon tersenyum sambil menggeleng. "Nggak papa."

Sayang sekali, Sunghoon masih terlalu takut untuk mengungkapkan perasaannya. Dia takut Jake menghindarinya lagi, takut Jake menganggap bahwa dia hanya sedang cari kesempatan.

Sekarang waktunya masih belum tepat.

Tbc

complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang