13

1.2K 132 21
                                    

Dalam cerita yang sangat rumit sejak awal ini, Sunghoon akhirnya mempunyai kesempatan untuk merasakan bagaimana rasanya ketika gebetan membalas senyummu ketika tak sengaja bertemu pandang.

Sunghoon yang sangat jarang tersenyum di sekolah, pada saat itu tanpa sadar menarik ujung bibirnya ke atas membentuk senyum dengan mata melengkung bak bulan sabit. Siapa penyebabnya? Ah rupanya seorang anak kelas IPA 1 yang lewat depan kelasnya dengan memakai seragam olahraga lengkap.

Kelas IPS 3 yang sedang jam kosong, sebagian besar muridnya duduk-duduk di depan kelas, salah satunya Sunghoon. Dia tak tinggal diam, segera bangkit dan mengikuti langkah kecil anak IPA 1 yang sedang jalan sendirian.

"Habis jam olahraga?" tanyanya basa-basi sambil berjalan di samping Jake.

"Hm? Iya nih. Baru selesai voli. Kelas kamu kosong ya?"

Sunghoon mengangguk sambil menyelipkan kedua tangannya ke saku celana.

"Mau makan di kantin bareng?"

Jake yang tadinya menatap lurus ke depan, langsung menoleh dengan kepala agak mendongak. Tersenyum lebar membuat Sunghoon salting.

"Boleh. Aku juga lapar nih. Tapi ... Sunghoon yang traktir ya?"

Bucin mana bisa menolak?

Berakhir mereka di kantin yang tidak begitu ramai. Menyantap ramen instan dari cup masing-masing.

"Itu pedes loh. Sunghoon kuat makannya?" tanya Jake sambil mengintip isi cup ramen punya Sunghoon.

Sunghoon mengangguk. "Enak ini. Kamu gak suka pedes?"

"Engga suka, bikin nangis."

Sunghoon tersenyum geli. Gemes banget sih alesannya.

"Emm Hoon, tadi aku belum sempet nanya. Adek kamu udah baikan belum?"

"Lumayan."

Wow, singkat padat.

"Kayaknya kamu sama Jungwon engga terlalu deket ya."

Sunghoon tak membalas. Dia lebih memilih mulai makan ramen super pedasnya. Entahlah, dia paling suka menyiksa diri dengan makanan pedas.

Jake mengerucutkan bibir. Sebal karena pertanyaannya tidak dijawab oleh pemuda itu.

"Oh iya Sunghoon, hari minggu besok sibuk kah?"

Sunghoon langsung menggeleng, padahal dia tau jadwal latihan skating menanti.

"Eumm kalau misal kamu antar aku beli buku bisa ngga? Aku mau ikut olimpiade matematika, pembimbing menyuruhku beli banyak buku buat latihan. Tapi aku ngga mau berangkat sendirian, anterin ya?"

"Oke kuantar. Jam berapa?"

"Hmm, pagi aja jam 9 gimana?"

Sunghoon langsung mengangguk setuju. "Kujemput jam 9."

Pemuda gemas itu bertepuk tangan gembira. "Yeay! Makasih ya Hoonie~"

Hoonie?

Wajah Sunghoon yang memerah kepedesan terlihat makin merah saja, apalagi di bagian pipi dan telinga.

Astaga, lemahnya.

***

"Kak, mau kemana?"

Sunghoon berhenti saat mendengar suara Jungwon menyapa dari ruang tengah. Anak itu menatapnya dengan mata boba penuh penasaran.

"Bukan urusanmu."

"Tapi bukannya ini jadwal skating Kakak? Kenapa enggak bawa peralatannya?"

Sunghoon lebih memilih abai. Jungwon tidak perlu tahu, dia juga tidak berhak memberitahu.

complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang