⌗ 𝐅𝐎𝐔𝐑 🌷 ং

69 18 0
                                    

(+) sesungguhnya, judul buku ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan isinya :")

(+) sesungguhnya, judul buku ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan isinya :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Netra [Name] perlahan-lahan terbuka, menyesuaikan cahaya yang ada. Ketika sudah sadar sepenuhnya, sebuah senyum terbentuk di wajah cantik gadis itu kala mendapati suaminya yang kini memeluknya. Suaminya masih tertidur, dengkurannya yang seperti kucing itu membuat [Name] menahan tawanya gemas.

Dengan lembut ia mengecup rahang bawah Atsushi, perlahan ia membebaskan dirinya dari pelukan Atsushi dan menuju ke kamar mandi. Atsushi yang menyadari pergerakan itu ikut terbangun. Pria bersurai putih itu terduduk di tempat tidur, belum berniat untuk beranjak dari pulau kapuk itu. Ia tersenyum karena mengingat kalau [Name] dan ia resmi berstatus pasutri, hal kecil dan sederhana itu benar-benar membuat Atsushi senang.

Suara air mengalir tidak terdengar lagi pertanda kalau [Name] sudah selesai melakukan kegiatannya di kamar mandi. Atsushi akhirnya beranjak dari tempat tidurnya dan mulai merapikan semua bantal beserta selimut yang ada.

[Name] yang masih menggunakan handuk dan rambutnya tergerai basah tiba-tiba saja memeluk Atsushi dari belakang. Tentu saja itu membuat Atsushi sebagai suami yang baik cemas.

“Sushikyun, Negara Jepang sedang menyerang, belikan roti ya?” kata [Name] dengan malu-malu.

Atsushi paham apa artinya kode ini, ia mengelus kepala [Name] agar gadis itu tidak terlalu panik. “Tenang saja, aku akan belikan kok!” pria itu tersenyum namun tiba-tiba saja pipinya memerah karena tersadar sesuatu, “P-pakai bajumu y-ya?”

(Name) terkekeh pelan. “Ha’i ha’i,” katanya sambil melepaskan pelukannya dari suaminya.

Karena tidak mau membuat [Name] menunggu, Atsushi hanya membasuh wajahnya serta menggosok giginya. Ia berganti pakaian dengan pakaian yang lebih layak untuk dibawa keluar, barulah ia berangkat ke mini market terdekat; membelikan ‘roti’ untuk [Name].

Istrinya itu memang tidak menitip jajanan namun Atsushi sudah hafal dengan apa yang istrinya itu butuh kan ketika ‘Jepang sedang menyerang’. Yang pasti, cokelat akan memperbaiki mood istrinya itu jika moodnya sedang jelek.

“Wah, Atsushi, kebetulan sekali!” suara yang sangat Atsushi kenal membuat pria itu menoleh.

“Ah, Dazai senpai.... “

Dazai memeriksa Atsushi dari atas hingga bawah. “Ah, kau memang suami yang baik. Lihatlah dirimu sekarang, tanpa malu membelikan kantong teh vampir untuk istri tercinta.”

Atsushi bersemu merah karena dipuji. “Bukan apa-apa, Dazai senpai! Lagi pula, ini sudah biasa. [Name] mempercayaiku untuk melakukan ini.”

Ganteng-ganteng Harimau┊N. AtsushiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang