Chapter I

13K 469 5
                                    

***

Seorang Pramugari berparas cantik jelita dengan tinggi berkisar 175 cm berjalan lemah gemulai menenteng koper dan tas kecilnya yang ditemani juga oleh Pramugari lainnya.

Mereka berjalan menuju pintu keluar dari Bandara Soekarno-Hatta setelah menyelesaikan tugas penerbangan. Tiba-tiba ada seseorang yang berlari tergopoh-gopoh ke arah mereka sambil berteriak.

"Hey, tunggu! Hey, kakak Pramugari!".

Lantas semua Pramugari yang tadinya berjalan itu tiba-tiba terhenti dan melirik kepada sosok yang berteriak tadi. Sosok yang lebih pendek dari semua Pramugari yang ada disitu.

Ia mendekat kesalah satu kru. Ya, ia mendekat kepada Trisha Vanessa Angelo. Wanita yang berparas cantik jelita dengan tinggi 175 cm, kulit sawo matang, mata biru kehijauan, hidung nya mancung, ia memiliki rahang yang terlihat kokoh membuat Trisha terlihat seperti wanita judes.

Sebenarnya ia memang judes! Namun, lesung pipinya membuat ia terlihat sangat manis juga cantik nan anggun.

"Kakak, boleh tidak aku bertanya?" .

"Ya, Ada yang bisa saya bantu, Pak?".  Trisha merespon sosok itu.

"Eh? Maaf. Tapi, aku ini cewek!". Sosok itu menunjuk pada dirinya sendiri seakan ingin memberikan sebuah klarifikasi. Trisha cukup terkejut. Tetapi ia usahakan sebisa mungkin untuk tidak terlihat seperti itu, ia tak mau membuat orang itu tersinggung.

"Oh, maaf. Jadi, ada yang bisa saya bantu, Bu?". Trisha memberikan senyum terbaiknya sebagai tanda permintaaan maaf secara tak langsung.

"Eh, Itu...Anu...Kakak Pramugari boleh...Uh...Boleh..Anu...Boleh tidak aku kenalan sama kakak? Minta nomor handphone begitu...?". Sosok itu bertanya dengan gugup.

Semua Pramugari yang ada di sana  mendengar pertanyaanya. Mereka tertawa gemas. Elina Edlyn. Salah satu Pramugari yang tidak kalah cantiknya, yang memiliki kulit sawo matang sama seperti Trisha. Tetapi ia memiliki warna mata berbeda yaitu cokelat terang dengan hidung yang tidak begitu mancung tetapi terlihat manis, tingginya hanya beda 3 cm dari Trisha yaitu 172 cm.

Elina membalas pertanyaan sosok itu sebelum sempat Trisha yang melakukannya.

"Aduh, maaf. Mungkin lain kali! Kami sangat sibuk untuk saat ini". 

"Ah, kalau begitu kapan aku bisa bertemu dengan kakak Pramugari yang...yang di sana? Aku takut, rasanya seperti aku tidak akan bertemu lagi jika tidak aku lakukan sekarang".

Trisha merasa tidak nyaman setelah mendengar pertanyaannya atau mungkin itu adalah pernyataan. Walaupun tahu sosok itu tidak bermaksud untuk yang aneh-aneh. Ya, ia hanya ingin berkenalan tetapi tetap saja itu aneh untuk Trisha. Trisha baru saja ingin membuka mulut untuk menjawab tetapi disambar kembali oleh Elina.

"Ya, astaga! Tenang aja! Kamu bisa ketemu lagi kok, dengan kakak Pramugari cantik itu!". Elina menggoda dengan mengedipkan salah satu matanya.

 Mendengar hal itu Trisha mendelikkan matanya untuk memberikan kode kalau ia tidak setuju. Tetapi tetap nihil, Elina tak peka dan malah memberikan informasi dimana sosok itu bisa bertemu dengan Trisha. Raut wajah Trisha kini seperti ingin menelan Elina hidup-hidup.

"Kamu bisa bertemu dengan kaka cantik itu lagi tapi di Hotel Mandarin Oriental Jakarta. Kami beristirahat disana. Kalau besok bagaimana, bisa?". Tawar Elina.

"Bisa! Sangat bisa!". Jawab sosok itu bersemangat.

"Okay, kita deal!".

 Mereka pun berpisah di sana. Namun, tampaknya hanya Trisha lah yang terlihat seperti belum merelakan kejadian tadi. Ia kesal lantas teman sekaligus sahabatnya Elina itu dengan seenak jidat ingin mempertemukan mereka kembali. Dan itu besok!

***





DINGIN MENYUMSUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang