5

1.8K 343 11
                                    

Irene akhirnya terbangun setelah tadi malam dia minum cukup banyak. Irene sempat heran karna ini bukan kamar tidurnya. Tapi setelah melihat sebuah gitar dia langsung tahu siapa pemilik kamar ini. Irene akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar Egi dan turun ke bawah mencari keberadaan Egi.

Irene melihat pemandangan antara bunda dan Egi yang sedang sibuk membuat sarapan. Irene hanya diam saja disana dan melihat tingkah Egi yang sangat lucu saat dia berbicara dengan bunda nya.

"Bunda ini buburnya udah pas gak rasanya?" tanya Egi yang bermaksud menyuruh bunda nya untuk mencicipinya.

"Udah ini bang. Udah siap buat dijual malahan. Jualan bubur aja di depan rumah supaya kamu sambil kuliah jadi tukang bubur"

"Bunda. Masa anak bunda yang ganteng gini disuruh jual bubur"

"udah sana kasih ke Irene buburnya pasti dia udah bangun"

Egi tidak sadar bahwa saat ini Irene sudah ada di belakangnya. Saat Egi berbalik dia cukup terkejut dengan kehadiran Irene.

"Irene. Kapan bangunnya?"

"Barusan kok. Lagi buat apaan?"

"Oh ini aku bikinin lo bubur. Tunggu ya gue siapin dulu buburnya. Lo duduk aja dulu disitu"

Irene akhirnya memilih untuk duduk sambil menunggu Egi menyiapkan bubur untuk dirinya. Akhirnya Egi dan bunda nya ikut bergabung dengan Irene di meja makan.

"Gimana rene. Kamu gak pusing lagi kan?"

"Gak kok bun. Makasih ya bunda udah bolehin Irene nginep disini"

"Iya sama-sama. Lain kali sering-sering aja nginep disini. Kasihan kan kamu juga sendirian di rumah. Kalau begitu bunda ke kamar dulu ya. Jangan lupa dimakan bubur buatan Egi"

Irene hanya mengangguk sambil tersenyum kepada bunda. Sedangkan Egi hanya diam saja memperhatikan interaksi Irene dan Bunda nya.

"Tangan kamu kenapa gi? Kok bisa luka gitu"

"Oh ini, gue habis pukul orang yang udah nyakitin lo"

"Maksudnya"

"Gue habis pukul Aldo"

"Kenapa lo mukul Aldo. Apa salah dia sampai lo pukul"

"Dengerin aku dulu rene. Kamu berhak marah sama aku. Tapi tolong turutin kemauanku kali ini. Putusin Aldo sekarang rene. Dia gak baik buat kamu. Dia hampir perkosa kamu semalam di club. Itu sebabnya aku pukul Aldo"

Irene akhirnya mengerti darimana dia mendapatkan bekas lebam di lehernya.

"Tapi gi gue sayang sama Aldo"

"Irene. Sesayang apapun kamu sama dia. Dia tetap aja manfaatin kamu dengan cara kayak gitu lagi. Udah setahun loh rene aku liat Aldo gak pernah bener kalau kalian lagi berdua"

"Lo ngikutin gue ya"

"Aku sengaja lakuin itu karna dari awal aku gak percaya sama Aldo. Dia laki-laki gak baik rene"

"Terus elo gitu laki-laki baik"

'Gue emang terbaik buat lo rene. Tapi sayang terbaiknya elo buat orang lain" batin Egi.

"Kenapa diem? Udah lah gi, hal kayak gitu tuh wajar kalau dilakuin. Lagian lo siapa nya gue mau larang gue, jadian sama orang lain dan lakuin hal kayak gitu sama orang lain. Kita cuman temenan gi"

Egi langsung menunduk dan kemudian memutuskan untuk meninggalkan Irene sendirian di ruang makan.

Egi akhirnya sadar bahwa dia cuman di anggap teman sama Irene selama ini.

TBC

Egi Pradito ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang