6

1.8K 330 19
                                    

Egi sekarang berada di sebuah Cafe milik Bimo. Disana dia tidak sendirian melainkan ditemani sang pemilik Cafe dan ada Rahma juga disana.

"Kenapa lagi gi. Tumben banget pagi-pagi udah kesini"

"Gue gak tau harus ngapain lagi bang. Satu sisi gue suka sama Irene, tapi disisi lain dia malah anggap gue cuma teman bang"

"Aduh kapan sih Irene baru sadar. Gue gak tau lagi sama tuh orang" kesal Rahma

"Lo gak coba jujur aja dulu gitu. Lo harus coba gi karna kalau lo gak coba lo gak bakal tau apa tanggapan Irene nantinya. Kalau kayak gini terus, yang ada lo akan tetap terjebak terus dalam zona nyaman nya Irene"

Egi hanya bisa menunduk, dia mulai menerima saran dari Bimo. Kayaknya dia harus memastikan perasaan itu.

Tringgg

"Halo kak, ada apa?"

"...."

"Oke aku ke sana sekarang"

Tut Tut tut

"Rahma, Bang Bimo gue ke rumah sakit dulu ya"

"Siapa yang masuk rumah sakit?"

"Irene. Kata kak Krystal tadi dia tiba-tiba pingsan. Oh ini bang kunci mobil lo. Gue mau ngambil motor gue"

Bang Bimo akhirnya memberikan kunci motor Egi.

"Gue ikut ya gi"

"Ya udah kalau gitu lo siap-siap dulu"

"Gini aja. Lagian lo ntar kelamaan kalau nunggu gue lagi"

Egi dan Rahma akhirnya bergegas menuju ke rumah sakit. Untungnya mereka berdua menggunakan motor jadi tidak terjebak macet.

Saat mereka sudah sampai di rumah sakit. Egi langsung turun dari motor nya dan berlari meninggalkan Rahma yang masih sibuk melepaskan helmnya. Setelah menemukan keberadaan kakaknya, dia langsung menghampirinya.

"Kak, Irene kenapa kok bisa sampai pingsan"

"Gue juga gak tau gi. Mending lo tenang dulu dan helm lo tuh dilepas duluan kek"

Egi baru sadar kalau dia masih menggunakan helm saat di rumah sakit dan kemudian dia melepaskannya.

"Lo ninggalin gue gi"

"Maaf Rahma. Gue panik soalnya"

Tidak lama setelah itu keluar seorang dokter yang memeriksa keadaan Irene tadi.

"Dok, bagaimana keadaan Irene"

"Selamat ya istri anda hamil"

Egi langsung diam membeku. Dia langsung terduduk di lantai rumah sakit. Dokter tadi telah meninggalkan mereka disana. Sedangkan Krystal melihat keadaan adiknya seperti itu langsung menenangkannya.

"Kak, Egi gak salah dengar kan" ucap Egi dengan air mata yang sudah menetes.

Krystal tidak tahu mau menjawab pertanyaan adik. Dia tahu adiknya sangat rapuh saat ini.

"Ayah. Maafkan Egi. Egi gak bisa jaga amanah ayah buat jagain dia"

"Udah gi. Mending ko tenang dulu gi"

Egi akhirnya memutuskan untuk menemui Irene. Dia masih diam di depan pintu karna dia tidak siap untuk menemui Irene di dalam sana.

Setelah Egi masuk ke ruangan itu, yang dia lihat pertama kali adalah Irene yang tengah melamun.

"Rene" panggil Egi yang membuat Irene langsung menoleh ke arahnya. Kemudian Egi mencoba untuk mendekat ke arah Irene.

"Lo harus minta tanggung jawab sama Aldo, Rene. Dia harus tanggung jawab dengan apa yang dilakukannya"

Irene hanya diam. Dia tidak tahu mau melakukan apa lagi. Tidak lama setelah itu seseorang masuk ke ruangan itu yang ternyata itu adalah Aldo. Egi yang melihat kehadiran Aldo di sana memutuskan untuk keluar dan memberikan waktu untuk Irene berdua dengan Aldo.

Egi saat ini sedang duduk di depan ruangan Irene. Dia tidak tahu mau melakukan apalagi. Dia hanya melamun dan tidak lama setelah itu terdengar suara teriakan yang berasal dari ruangan Irene dirawat. Egi memutuskan untuk melihat dari celah pintu.

"Gue cuma lakuin ini sama lo doang Aldo"

"Gak, gue gak percaya. Pasti itu anak orang lain kan"

Aldo langsung pergi begitu saja dan meninggalkan Irene sendirian di dalam ruangan. Egi yang melihat itu langsung kembali duduk dan menunggu sampai Aldo keluar baru dia akan masuk. Setelah Aldo meninggalkan ruangan itu akhirnya ini kesempatan Egi untuk masuk.

"Pergi gak. Gue gak mau diganggu"

Egi masih tidak mendengar Irene yang berteriak kepadanya. Malah dia semakin mendekat ke arah Irene dan memeluknya. Egi tahu dia perlu menenangkan Irene saat ini.

"Biar gue aja yang tanggung jawab rene"

TBC

Egi Pradito ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang