12 END

2.6K 286 9
                                    

"Papa bangun! Katanya mau nganterin Arga ke acara di sekolah" Egi yang merasa terganggu langsung membuka matanya dan melihat putranya yang sedang menatapnya.

"Papa kebiasaan deh kalau dibangunin tuh susah banget"

"Maaf, semalam kan Ayra rewel. Jadi papa gak bisa tidur semalem. Kalau papa tidur pasti dia nangis"

"Yaudah deh kalau gitu. Papa mandi dulu sana. Arga mau siap-siap" Arga turun dari ranjang dan tidak lupa mencium pipi papanya. Egi tersenyum dan kemudian mulai menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

Setelah Egi sudah siap, dai memutuskan untuk turun dan langsung menuju dapur. Dia bisa melihat bahwa saat ini ada sosok bidadari cantik yang sedang fokus membuat sarapan. Egi memutuskan untuk duduk dan bergabung bersama Arga dan Ayra di meja makan. Egi tertawa karna melihat tingkah gemas anak perempuannya yang baru tahu makan sendiri.

"Selamat Pagi istriku yang cantik" Egi mengucapkannya saat Irene sudah selesai membuat sarapan dan membawanya ke meja makan.

"Selama pagi anak papa yang cantik dan ganteng" ucap Egi sambil mengelus kepala Arga dan Ayra secara bergantian dan memberikan kecupan di pipi anak perempuan karna Arga pasti tidak mau jika Egi mencium dirinya.

"Papa jadi kan mau nganterin Arga ke sekolah buat ikut festival musik"

"Ya jadilah. Kan papa sekalian mau nonton kamu. Gimana lagu yang kemarin udah jadi"

"Udah dong pa. Nanti Arga mau bawain lagunya. Nanti papa ikut nyanyi ya"

"Malu papa kalau ikut nyanyi"

"Alah sok-sok an malu segala lagi. Gak inget ya waktu jaman SMA suka ngerayu cewek pakai nyanyi segala"

"Lagian siapa yang nyanyi cuman buat gombal?"

"Ya papa lah"

"Iya papa kamu jaman SMA itu suka ngardus sama cewek lain. Segala pake nyanyi biar romantis katanya"

"Emang waktu papa SMA dulu suka main musik gitu ya"

"Iya, papa dulu suka banget main musik, apalagi gitar. Itu gitar pemberian nenek kamu pas waktu papa ulang tahun yang kesepuluh. Papa tuh ngebet banget pengen punya gitar dan akhirnya nenek kamu yang beliin papa"

"Sekarang gitarnya dimana pa. Kok Arga gak pernah lihat"

"Ada di rumah nenek. Papa lupa mau bawa ke sini"

"Ajarin Arga ya pa main gitar. Biar Arga jago main alat musik selain piano"

"Pesan mama gak usah diturutin ya kebiasaan papa kamu kalau mau ngardus sama cewe kudu nyanyi duluan"

"Irene udah. Malu kalau mereka tahu papanya suka ngardus"

"Emang kenyataannya bener kok"

Egi hanya bisa mengalah dengan istrinya. Dia tidak bisa melawan Irene jika sudah begini.

***

Selamat lima tahun ini Egi dan keluarga kecilnya selalu bahagia. Setelah Egi setahun menikah dengan Irene, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki tetapi anak tersebut tidak bisa terselamatkan karna Irene mengalami keguguran. Setelah setahun kemudian mereka mencoba untuk program kehamilan lagi dan setelah itu lahirlah seorang anak perempuan yang sangat cantik seperti Irene bernama Ayra Pradita. Egi yang saat itu baru pertama kali melihat istrinya melahirkan dibuat panik karna dia tidak tega melihat Irene yang berjuang untuk melahirkan putri mereka. Selama Irene hamil, Egi jadi membuat keputusan dengan Arga untuk menjaga Irene. Arga banyak membantu Egi dalam menjaga mamanya saat Egi pergi perjalanan bisnis. Bahkan Arga selalu memberi kabar kepada papanya lewat telpon dan memberitahu keadaan mamanya seperti apa.

Irene yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari suaminya maupun anaknya merasa senang. Karna dia seperti memliliki bodyguard pribadi yang akan menjaganya dan buah hatinya.

Saat ini usia Arga sudah hampir 15 tahun, sedangkan adiknya Ayra berusia 4 tahun. Di usia seperti itu Arga sangat malu jika papanya mencium dirinya, tetapi dia tidak malu jika dia melakukannya sendiri kepada papanya.

.

.

.

.

Egi dan Irene sekarang berada dikamar mereka. Mereka berdua hanya berbaring di atas tempat tidur dan saling memeluk memberikan kehangatan.

"Kamu tahu, aku sangat beruntung memilih untuk bertahan selama itu. Aku selalu berdoa jika kamu adalah jodohku. Dan setelah aku mendengar bahwa Arga adalah anakku. Aku merasa sangat senang akhirnya aku akan memilikimu. Orang yang selama ini berusaha aku jaga dan terima kasih sudah masuk dalam kehidupanku"

"Terima kasih sudah mau bertahan selama itu hanya untuk aku. Aku gak tahu lagi kalau dulu kamu bakalan nyerah"

"Makasih ya udah jadi istri dan ibu dari anak-anakku. Sekali lagi makasih" Egi langsung menangis. Dia akhirnya mendapatkan orang yang selalu menjadi prioritas selama ini. Irene yang melihat Egi menangis, langsung mengusap air mata Egi dan mencium bibir suaminya. Dia hampir saja kehilangan sosok yang selalu ada untuk dirinya dikala senang maupun susah. Egi akan selalu di depannya jika dia memiliki masalah. Egi selalu ada disana saat dirinya membutuhkannya. Tapi dia mungkin sedikit menyesal karna tidak pernah melihat sedikitpun ke arah Egi. Tapi sekarang dia bahagia akhirnya dia menghabiskan masa tuanya bersama orang yang sangat dicintainya.

THE END

Egi Pradito ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang