Bab 16

3 4 0
                                    

Tak terasa tinggal beberapa bulan lagi semua teman Bulan menyelesaikan kuliahnya. Begitu juga dengan Bulan, sekarang ia punya toko buket yang sudah sukses bahkan mempunyai lebih dari 10 pegawai.

"aku kangen mamah sama papah, apa aku ke makamnya aja yah, hmm...yaudah deh. Devi saya titip toko ya" kata Bulan sambil mengambil tas yang ada di sofa.

"baik bu, maaf sebelumnya ibu mau kemana?" tanya pegawai tersebut.

"saya ada urusan sebentar, kalau begitu saya pergi dulu" kata Bulan sambil berjalan meninggalkan pegawai tersebut.

.

.

.

.

Di rumah Yoongi.....

"bu, nanti Bulan aku ajak ya ke wisuda ku" kata Yoongi sambil memasukan beberapa buku ke dalam tasnya.
"iya, ibu juga kangen sama dia. Ibu denger Bulan udah punya toko buket sendiri, gimana kalo nanti kita ke sana?" kata ibunya Yoongi.

"iya bu, aku juga kangen dia dan yang lain" sambung Yoongi dengan senyum manis.
          
                        ~~~~~~~~~~~

Bulan berjalan menuju ke tempat orang yang menjual bunga yang ada di seberang jalan menuju makam papah dan mamahnya.

Bulan langsung berlutut sambil memegang nisan papahnya dan memandang nisan mamahnya di sebelahnya.

"Assalamualaikum, pah mah. Apa kabar, Bulan kangen sama kalian. Papah sama mamah tau gak, sekarang kaka sepupu ku udah jadi tentara, dan Bulan punya usaha sendir. Aku kangen sama kalian ...kalian ...kangen aku ga?" kata Bulan sambil menyeka pipi yang sudah basah karena air matanya.

Saat Bulan ingin berdiri, tiba-tiba Bulan merasa seperti melayang. Saat ingin berdiri kegelapan menghampirinya dengan cepat.

Brukkkk.....

Seokjin yang sedang ada di makam itu langsung melihat seorang wanita yang hampir ambruk dan langsung menyambutnya dari belakang.

"dia, Bulan kan?" kata Seokjin saat melihat wajah Bulan yang sangat pucat.

Tanpa pikir panjang Seokjin membawa Bulan ke rumah sakit.

Di rumah sakit....

"keluarga nona Bulan" kata seseorang yang menggunakan jas putih dan stetoskop yang setia menggantung di lehernya.

"iya do-k, Namjoon kau bekerja di sini?" kata Seokjin terkejut melihat anak buahnya dulu.

"hyeong? sudah lah, kenapa Bulan bisa bersama mu?" sambung Namjoon.

"tadi aku sedang ada di makam teman ku, dan aku melihat seseorang yang ingin berdiri tiba-tiba saja pingsan aku langsung menghampirinya" jelas Seokjin panjang lebar pada Namjoon.

"aku bingung hyeong ingin memberi tahu siapa, tapi tak mungkin aku menyembunyikannya juga. Apa kau tak masalah menyampaikannya nanti pada Bulan hyung?" tanya Namjoon.

"baiklah" sahut Seokjin.

Di ruangan Namjoon.....

"begini hyeong, saat aku periksa kondisinya dia menderita sebuah penyakit yang sangat berbahaya yaitu kanker otak" kata Namjoon.

Seokjin yang mendengarnya sangat terkejut.

"sekarang kankernya sudah masuk stadium dua, jika dia mau melakukan kemo terapi mungkin masih ada harapan untuk sembuh, tapi jika tidak hyeong tau kan kemungkinan terburuknya" sambung Namjoon.

Setelah mendengar penjelasan sahabtanya itu, ia pun keluar berjalan menuju ruangan dimana Bulan dirawat.

Cklek..

"Bulan, kamu sudah sadar?" tanya Seokjin dengan lembut.

"kenapa kau membawa ku ke sini, apa yang ingin kau lakukan?" tanya Bulan dengan tatapan tajam.

"kamu tenang dulu, aku hanya membawamu ke sini karena kamu pingsan tadi saat di pemakaman" jelas Seokjin.

"aku pingsan? maaf sudah menuduh mu, ada apa dengan keadaan ku? apa kau menemui dokternya?" tanya Bulan bertubi-tubi.

Seokjin tiba-tiba teringat apa yang di katakan oleh Namjoon.

"hey kau melamun?" kata Bulan sambil melambaikan tangan di depan wajah Seokjin.
"ah tidak, aku tidak melamun. Keadaan mu.." Seokjin menjeda perkataannya.

"aku kenapa?" tanya Bulan penasaran.

"kau, terkena kanker otak stadium 2" kata Seokjin dengan wajah yang sedikit iba.

Bulan tersenyum. Seokjin yang melihatnya bingung. Bagaimana bisa ada seseorang yang terkena penyakit mematikan bisa tersenyum seperti tidak ada beban hidup.

"kau bisa panggil oppa, supaya kita lebih akrab saja" kata Seokjin.

"oppa, aku tersenyum karena selama ini yang ku duga benar, dan aku tersenyum karena aku tak tau kapan papah dan mamah menjemput ku" sahut Bulan dengan senyumannya.

Seokjin benar-benar kasihan dan merasa senang. Dia kasihan karena Bulan terkena penyakit itu, dan yang membuatnya senang adalah karena Bulan bisa menerima keadaannya dengan lapang dada.

'semoga kau cepat sembuh, karena aku tau Yoongi sahabat mu akan menikahi mu suatu saat' batin Seokjin.

Hay readers yang author sayangi.
Nazwa balik lagi nih.
Duh lama banget gak up, selain karena mager juga ada tugas yang menunggu jadi mau gak mau harus dikerjakan.
Jangan lupa vote dan coment ya biar semangat lagi nulisnya.
Sampai ketemu di bab selanjutnya.....

Sahabat Sampai Menikah  ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang