Bab 4

7 5 0
                                    

Setelah keluar dari rumah sakit Bulan bersekolah seperti biasa.
.
.
.
.

Beberapa bulan kemudian mereka lulus dengan hasil yang memuaskan.

"setelah ini apa yang akan kamu lakukan? SMA atau SMK?" tanya Yoongi.

"entahlah Yoon, berpikir untuk melanjutkan sekolah pun tidak terlintas di pikiran ku. Tapi kalau ada uang aku pasti akan melanjutkan" kata Bulan.

Sahabatnya itu ternyata belum bisa menghilangkan kebiasaannya memeluk tiba-tiba.

Tapi seseorang dengan pakaian hitam mengubah fokus Bulan. Terutama dengan suara tarikan pelatuk itu. Didekapnya Yoongi secepat mungkin dan mengubah posisi untuk melindungi sahabatnya itu.

"Dorrrrr!"

Suara itu berhasil membuat para orang yang berlalu lalang menjadi histeris dan menghampiri mereka berdua.

Salah seorang di kerumunan itu segera memanggil ambulance.

Yoongi menangis sembari menekan lukanya, peluru itu menembus tubuhnya. Sekali lagi, Bulan hampir mati di depannya.

"kenapa bukan aku yang tertembak kenapa harus Bulan" kata Yoongi sambil menangis.

Di perjalanan, Yoongi menghubungi ibunya.

"ibu, Bulan ditembak oleh orang tak di kenal. Bisa ibu ke rumah sakit?" dengn suara bergetar Yoongi mengatakan itu pada ibunya lewat telpon.

Nyonya Min tau, bahawa putranya pasti sedang tidak baik-baik saja. Ia pun segera bersiap dan pergi menuju rumah sakit.

.

.

.

.

Saat sampai di rumah sakit dia terkejut melihat Yoongi yang sedang menangis. Ia mempercepat langkahnya. Melihat ibunya yang berjalan menujunya, Yoongi langsung memeluk ibunya dan menangis sejadi-jadinya di pelukan sang ibu.

"ibu.... Bulan bu, Bulan tertembak karena aku dia hampir mati karena aku bu, aku sahabat yang bodoh aku benar-benar bodoh" kata Yoongi.

"tidak nak, kamu sudah melakukan yang terbaik. Bulan tidak suka melihat sahabatnya menangis seperti ini, jadi jangan menangis lagi ya" jar nyonya Min berusaha menenangkan putranya itu.

Setelah menunggu satu jam, akhirnya pintu ruang operasi itu terbuka.

"keluarga nona Bulan?" panggil dokter tersebut begitu melepaskan maskernya.

"iya dok, bagaimana keadaan putri saya?" tanya nyonya Min.

"operasnya berjalan lancar, tapi putri anda sepertinya baru sadar setelah dua atau tiga hari ke depan. Sekarang sudah boleh dijenguk, saya permisi dulu" jar dokter tersebut kemudian meninggalkan mereka.

Alhamdulillah bisa up!
Jangan lupa vote and comment!
See you!

Sahabat Sampai Menikah  ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang