Bab 23

4 4 0
                                    

Hari ini seperti biasa, semuanya beraktifitas.
Sampai dering telpon milik Bulan menyadarkannya dari lamunan.

"assalamua'laikum tante"

"waalaikumussalam, hari ini tuxedo sama sepatu Yoongi datang. Tante gak ada di rumah jadi tadi nyuruh kurirnya ngirim ke alamat kamu. Ditunggu ya"

"oh iya tante, kalau gitu udah dulu tante ya telfonnya Assalamu'alaikum"

"waalaikumussalam"

Selesai menelfon, Bulan kembali melakukan kegiatannya, yaitu membaca buku.

Tak lama ada seorang pria yang datang dan tentunya mencari Bulan.

"apa disini ada ibu Bulan?" tanya pria tersebut sopan.
"oh, ibu sekarang sedang di perpustakaan. Jalan aja terus, nanti kalau lihat ruangan kaca silahkan masuk saja" jelas pegawai tersebut.

Pria tersebut berjalan sesuai arahan dari pegawai tersebut, hingga sampai lah ia di ruangan yang dikatakan oleh pegawai tersebut.

"Bulan?"
Merasa terpanggil Bulan pun menoleh dan melihat siapa yang memanggil.
"oppa, kenapa ke sini?" tanyanya bingung.
"tak boleh ya, sebenarnya aku disuruh Namjoon hyeong ke sini"

"kau ingin menjemputku untuk kemo terapi begitu? Kalau begitu aku ambil tas dulu" jar Bulan lemudian beranjak pergi mengambil tas.
"ayo, kita berangkat" jar Bulan.

"saya pergi dulu, nanti kalau ada kurir tolong ambil paketnya terus taruh di ruang baca saya" jar Bulan pada pegawainya.

"baik bu" sahut pegawai di situ.

"ayo oppa, nanti terlambat" ajak Bulan.
"kau ini baik sekali ya dengan pegawaimu, ya sudah kita berangkat" jar Jimin kemudian melanjutkan langkahnya menuju mobil miliknya.

.

.

.

.

.

Mereka berdua akhirnya tiba di rumah sakit. Bulan segera menuju ruangan Namjoon. Sementara Jimin, ia menyusul di belakang.

"Namjoon hyung, aku masuk" teriak Jimin.
"iya, buka saja pintunya" sahut Namjoon dari dalam.

"oh, Bulan. Mau kemo sekarang?"
tanya Namjoon saat melihat Bulan.

"iya, apa Yoongi akan bekerja di sini?" tanya Bulan.

"tentu, bahkan kami ada di bagian sama. Sama-sama menangani kanker" jawab Namjoon.

Setelah berbincang akhirnya kemo pun dimulai.
"ini akan sangat sakit, bertahanlah" jar Namjoon kemudian mulai menyuntikan obatnya.
Bulan hanya mengangguk.

Obatnya mulai bereaksi.
Keringat dingin di wajah Bulan tampak sekali terlihat.

Namjoon yang melihat pun sebenarnya tak tega, tapi ini pekerjaannya.

Jimin pun juga sama ngerinya, tak terbayang rasa sakitnya.

Hampir selesai obat itu bereaksi, Bulan tiba-tiba pingsan.
Namjoon segera menghentikan obatnya dan membawanya ke IGD.

"tolong bertahanlah untuk Yoongi" gumam Namjoon yang mendorong brankar bersama para suster.

Yoongi yang memang bekerja di situ melihat Namjoon yang mendorong brankar segera menyusul.

"Joon, apa.... Bulan! Minggir semuanya ada pasien darurat!" semua orang yang mendengarnya pun segera  membuka jalan untuk mereka.

"hyeong tunggu di sini biar kami yang menangani Bulan" jar Namjoon kemudian buru-buru masuk ke IGD.
Yoongi hanya terdiam dan duduk di ruang tunggu.

"ada apa ini Namjoon?" tanya Yuta yang berjaga di IGD.

"tolong, ini calon istri hyeong ku. Tadi dia melakukan kemo tapi tiba-tiba dia drop" jelas Namjoon yang mengawasi para suster yang memasang oksigen dan infus.

"kau tenang dan aku akan coba menanganinya" jar Yuta kemudia mengambil posisi Namjoon untuk memeriksa Bulan.

Sementara Yoongi di luar sudah sangat khawatir, bahkan ia menangis ketika melihat wanita yang sebentar lagi jadi pendamping hidupnya itu dalam keadaan seperti ini.

"hyung tenang ya, aku yakin Namjoon hyung bisa mengatasinya" jar Jimin sembari menepuk bahu Yoongi.

"ak-aku takut Jim, dulu aku sudah hampir kehilangan dia, aku tak ingin kehilangan dia" jar Yoongi yang berusaha menjawab di sela tangisnya.

Sementara di dalam IGD, Yuta dan dokter lain berusaha menyelamatkan Bulan.

"huh, kerja bagus semuanya" jar Yuta, kemudian keluar dan mencari Namjoon.

"bagaimana, apa ia baik-baik saja?" tanya Namjoon.

"tadi kami hampir melakukan operasi, tapi tepat saat akan melakukan operasi, dia sadar. Apa ada keluarganya?" tanya Yuta.

"oh, ada Yoongi hyeong. Hyeong mau menemuinya?" tanya Namjoon.
"tentu, tapi kau harus membantu ku menjelaskannya" jar Yuta kemudian diangguki Namjoon.

Mereka pun keluar dan menemui Yoongi.
"apa anda keluarganya?" tanya Yuta.
"iya , apa yang terjadi dengan Bulan?" tanya Yoongi.
"begini, tubuhnya tidak bisa menerima kemo terapi yang dilakukan oleh Namjoon. Tetapi bukan tidak mungkin untuk Bulan untuk melakukan kemo terapi" jelas Yuta.
"begini hyeong, mungkin karena ini terapinya yang pertama. Tapi jika Bulan tidak ingin melanjutkan kemo terapinya kami tidak bisa memaksa" jelas Namjoon lesu.

"terima ksih" jar Yoongi kemudian meninggalkan mereka dan menuju musholla yang ada di rumah sakit tersebut.

Yoongi pun melaksanakan sholat, karena kebetulan sudah dzuhur.
Selesai sholat, Yoongi menengadahkan tangannya.

"ya Allah, hamba mohon biarkan Bulan tinggal sedikit lama lagi dengan ku, setidaknya hingga kami memiliki anak. Hamba mohon ya Allah. Aamiin" begitu kira-kira yang di doakan Yoongi.

Setelah selesai sholat, ia pun menuju ke ruang IGD karena, Bulan belum dipindahkan ke ruang rawat.

"Bulan, aku mohon, bertahanlah" jar Yoongi yang mulai berderai air mata.
"i-iya oppa, beberapa hari lagi kan pernikahan kit-kita" jar Bulan tersenyum.

"jangan pikirkan apa pun, ibu ku sudah mengurusnya" jelas Yoongi.
Bulan mengangguk.
"kapan aku keluar dari ruangan ini?" tanya Bulan.
"kau ini, kau hampir mati tadi" jar Yoongi kesal.

"besok sore, kau boleh pulang, dan pulang lah bersama ku" ingat Yoongi.

"hmmm" jar Bulan kesal.
Yoongi tersenyum melihat calon istrinya bisa tersenyum lagi.

Alhamdulilla bisa up!
Maaf ya baru up!
Jangan lupa voment!

See you!

Sahabat Sampai Menikah  ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang