Epilog satu

4 3 0
                                    

"ayah! Ada kecoa" teriak seorang gadis cantik pada ayahnya.
"ya ampun, ini hanya serangga. Sini ayah bantu turun" tawar pria paruh baya pada putrinya.

"cepat, kita akan ke makam mamah kamu" ingat pria tersebut.
"iya" sahut anak perempuan itu dan melanjutkan memakai hijabnya.

.

.

.

.

.

.

"Assalamua'laikum, sayang. Aku datang kali ini aku sama seseorang" jar Yoongi.

Ya, pria yang kita bicarakan dari tadi adalah Ajhar yang dulu namanya Yoongi.

Kini ia datang dengan putrinya Zamira.

"Assalamua'laikum mah, Zamira dateng. Mamah apa kabar, mamah udah gak ngerasaain sakit lagi kan?" tanya Zamira sembari mengusap lembut nisan almarhumah ibunya.

"besok aku ulang tahun yang ke tujuh belas mah, mamah jangan lupa dateng ya ke mimpi aku. Aku mau lihat wajah mama yang cantik itu" lanjutnya.

Ajhar mendengar keinginan sang putri, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa.
"ayah, aku tunggu di mobil ya, ada yang nelpon" jar Zamira kemudian berjalan menuju mobil mereka.

Ajhar meletakan buket mawar di makam Bulan. Kemudian ia berlutut di makam sang istri.

"sa-sayang, a-aku kangen. Kamu ja-jangan lupa ya, sama permintaan Zamira.... , dia -dia mau lihat kamu. Sa-sayang aku kangen banget sama kamu. Tu-tunggu aku ya, sekarang Za-zamira udah besar..d-dia cantik kayak kamu. Ma-maksasih ya, udah jadi istriku. Sampai kapan pun aku gak akan lupain kamu" air mata yang awalnya hanya setetes, kini mengalir dengan derasnya.

Ajhar mencium nisan sang istri, ia bahkan belum beranjak dari posisinya. Derai air mata tersebut semakin menjadi saat ia mencium kembali nisan sang istri.

Zamira yang melihat dari mobil, segera menghampiri ayahnya.
"ayah, ayok pulang udah mau hujan" jar Zamira.

Ajhar masih tak bergeming mendengar ucapan putrinya.
Zamira memeluk ayahnya, jujur ia tak suka melihat ayahnya menangis.

Tanpa dikomando, air mata Zamira pun terjatuh dipundak sang ayah.

Ajhar merasakan pundaknya basah, saat ia lihat ternyata Zamira juga menangis sembari memeluknya.

"nak, udah jangan nangis" jar Azhar berusaha menenangkan putrinya.
"ayah juga jangan nangis, Zamira kan jadi sedih" jar Zamira sembari menyeka air matanya.

Ajhar beranjak dari posisi semulanya. Ia pun membantu putrinya untuk berdiri. Lalu mereka pun pamit untuk pergi

"iya, maafin ayah ya. Sayang, aku sama Zamira pulang ya, Assalamua'laikum" jar Ajhar kemudian menggandeng tangan putrinya.

Mereka pun meninggalkan makam tersebut. Setelah mobil mereka mulai berjalan, secercah bayangan seorang wanita tersenyum melihatnya.

"iya mas, Zamira. Mamah pasti akan hadir di mimpi kalian"

Setelah itu, cahaya itu menghilang dengan perlahan seiring dengan angin yang berhembus lembut.



Alhamdulillah bisa up!

Btw, menurut kalian gimana? Mau ada ending Ajhar ketemu sama yang mirip sama Bulan, atau udah sampe di sini aja?

Jangan lupa voment, soalnya aku belom pernah bikin cerita dari hasil komen. Hehe.....

See you!

Sahabat Sampai Menikah  ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang