Bagian 7 : Jeno, Makasih.

459 72 10
                                    

"Lo kenapa?"

Rachel yang tengah melamun harus tersentak kaget akibat sahutan dari pria di sebelahnya.

"Enggak apa-apa."

"Gue tahu lo berbohong, Rachel."

"Jangan sok tau deh," ujar Rachel judes.

Pria di sebelahnya tertawa mendengar jawaban jutek dari Rachel.

"Biasanya lo akan senyum malu-malu kalau ada gue. Apa gue salah?"

Rachel menatap Jeno datar, pasalnya saat ini dia sedang tidak ingin bersenda gurau dengan siapa saja. Yang dia inginkan hanyalan sendirian, tanpa siapa-siapa yang mengganggunya.

"Bisa tinggalin gue sendirian, Jeno?"

Jeno menggeleng, "Enggak."

"Fine. Gue yang pergi."

Rachel bangkit dari posisi duduknya, namun tangannya di tahan oleh Jeno. "Jangan pergi, lanjutin aja acara melamun lo. Biar gue yang pergi. Dadah, Rachel."

Jeno pergi meninggalkan Rachel yang masih menatap punggung Jeno dengan pandangan datar. Terlalu banyak rasa bercampur aduk yang Rachel rasakan, bahkan kehadiran Jeno sekalipun tidak bisa membuat Rachel kembali fokus.

Rachel membuka handphone miliknya, lalu membuka apapun secara acak. Tanpa sadar, layar handphone-nya menampilkan sebuah website yang menampilkan topik tentang Ibu dan Anak..

Seorang ibu itu harus selalu ada di setiap anak tumbuh kembang. Terlewat sedikit saja, seorang ibu akan terlewatkan banyak moment berharga. Bagi seorang anak, ibu adalah segalanya. Tempat dia bisa bermanja ria, bercerita banyak hal, bahkan tempat dimana dia bisa menangis sepuasnya. Ibu bisa menjadi apapun yang anak inginkan.

Bagi seorang ibu, anak itu segalanya. Prioritas utama dari seorang ibu itu adalah anak. Ketika anak merasakan rasa sakit, ibu akan merasakannya berkali-kali lipat melebihi rasa yang Sang Anak rasakan.

Apa kalian tahu, semakin kesini semakin banyak hubungan ibu dan anak yang semakin jauh?

Apa kalian salah satunya?

Jarak antara ibu dan anak itu harus segera dikikis. Karena, semakin jauh jarak antar mereka, kedepannya hubungan keduanya akan merenggang. Canggung jika berdekatan. Yang biasanya selalu bercerita, jadi enggan untuk menceritakan banyak hal. Mengganggap jika salah satunya baik-baik saja, sedangkan sebenarnya keduanya sedang tidak baik-baik saja.

Hey, hubungan seperti itu harus segera dihilangkan! Karena-

Rachel lebih memilih menutup web itu. Dia merasa muak. Kenapa topik yang di bahas harus tentang ibu dan anak? Disaat suasana hati Rachel sedang hancur, harus membaca 'bagaimana memperbaiki hubungan ibu dan anak?'.

Dia bangun dari posisi duduknya, pergi dari kantin yang sudah mulai sepi gara-gara bel sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu.

Rachel berjalan menuju gerbang belakang sekolah, dia berencana untuk membolos hari ini. Soal masalah tas, Echan dan Njun pasti membawakannya nanti. Jadi Rachel tidak usah memusingkan masalah tas.

Dia memandang sekitar, takut ada guru yang memergokinya akan membolos. Saat dia yakin tidak ada orang. Dengan perlahan Rachel membuka gerbang, mencoba untuk tidak menimbulkan suara dari gerbang yang sudah tua.

Hampir saja Rachel berhasil keluar dengan selamat, sebuah tangan menariknya sehingga Rachel harus membalikan badan dan menatap siempunya tangan.

"Jeno!"

Mama, Look at Me Please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang