Bagian 9 : Ternyata Masih Sama

375 78 11
                                    

Yang patah tumbuh

Yang hilang berganti

Yang hancur lebur

Akan terobati

Yang sia-sia

Akan jadi makna

Suatu saat nanti

***

Hening.

Itu lah yang tengah menjelaskan situasi kamar Alana. Disana, di atas ranjang tengah terbaring tubuh ringkih milik Alana. Sudah 2 jam Alana tidak sadarkan diri. Tanpa sedetikpun Elena melapskan genggamannya pada tangan lemah milik Alana. Elena hanya terlalu takut kehilangan Alana, cahaya hidupnya.

Di sofa yang berada di kamar Alana terlihat Handa yang menatap Alana cemas. Alana permata hidupnya, tiba-tiba terbaring lemah hanya karena sesosok laki-laki kurang ajar seperti Lucas.

Di samping sisi tempat tidur Alana, Jeffrey brdiri kokoh dengan mata yang menyorot sendu. Seharusnya dia tidak membawa Alana pergi. Seharusnya ALana tetap di rumah tanpa harus bertemu dengan Lucas.

Rachel tidak paham dengan apa yang sebanarnya terjadi. Kenapa tidak ada salah satu orang yang menjelaskan padanya? Apa karena Rachel masih muda sehingga mereka berfikir Rachel tidak cukup dewasa untuk memahami situasi saat ini?

"Euhh..."

Tiba-tiba Alana mengeluh dari pingsannya. Perlahan demi perlahan mata kecoklatan miliknya terbuka. Alana mncoba menyesuaikan pandangan mata dengan cahaya yang menyorot matanya. Ketika sudah fokus, mata Alana bergerak cepat mencari keberadaan dari Elena.

"Bunda, bunda, bunda," racau Alana panik.

"Sayang, anak bunda. Buna disini sayang bunda disini."

Elena memeluk tubuh ringkih milik Alana yang bergetar hebat karena rasa takut yang dialaminya.

"Aku takut... a-aku melihat Lucas ada dimana-mana. Bun, aku takut," tangis Alana pecah seketika. Hanya untuk membuka mata saja, dia terlalu takut. Takut ketika yang dilihatnya kelak adalah sosok Lucas.

"Bun, a-aku dengar suara Lucas. Bunda tolong aku bunda. Aku takut."

Elena memeluk tubuh Alana dengan erat. Alana saat ini layaknya sebuah kapas, yang takut terjadi apa-apa kepadanya hanya karena sebuah guncangan kecil.

Hati Jeffrey hancur menyaksikan keadaan Alana. Jeffrey ingin menggantikan posisi Alana. Biarkan semua rasa sakit hanya bermuara padanya. Asal jangan kepada Alana. Dia terlalu istimewa untuk merasakan jutaan rasa sakit yang datang bertubi-tubi.

"Alana," panggil Jeffrey pelan.

"B-bun, itu suara Lucas, tolong suruh dia pergi."

Jeffrey memegang tangan Alana yang langsung membuat tubuh Alana menegang takut.

"Pergi Lucas! Pergi, don't touch me!"

"Hey, look at me, Alana. This is me, Jeffrey. Your bestfriend. Aku enggak akan nyakitin kamu."

Alana menatap mata Jeffrey dengan takut-takut, apakah benar yang di epannya saat ini adalah Jeffrey?

Mama, Look at Me Please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang