Bagian 10, Kenyataan yang sebenarnya

415 73 11
                                    

Selamanya, sampai kita tua

Sampai jadi debu

Ku di liang yang satu

Ku di sebelahmu

-Sampai Jadi Debu, Banda Neira

****

Rachel mengikuti langkah kaki milik Lucas. Mereka berjalan mengitari lorong-lorong rumah sakit. Beberapa pasang mata menatap mereka penasaran. Pasalnya Lucas terlihat begitu tegang sementara Rachel memancarkan rasa sedih yang mendalam. Pada akhirny mereka berhenti di sebuah kursi taman.

Udara hari ini terasa begitu sejuk, angin yang menari menerbangkan beberapa helai rambut milik Rachel. Daun yang jatuh, suara gemercik air dari sebuah air mancur mengisi kesunyian yang terjadi.

"Kenapa om ingin gue panggil papa?" Tanpa basa-basi, Rachel melontarkan kata-kata itu.

Lucas terdiam, sejenak memikirkan kata-kata apa yang sebaiknya dia ucapkan tanpa membuat Rachel membenci dirinya.

"Karena saya memang papa kamu."

Papa?

Rachel tertawa mengejek. "Papa gue? Lo pasti bohong."

"Please, believe me," kata Lucas spontan memegang tangan Rachel.

"Siapa lo? Kenapa gue harus percaya sama orang yang bikin mama gue ketakutan setengah mati?"

Biar saja Rachel di bilang anak yang tidak sopan. Toh, kehadiran Lucas diam-diam pu temasuk tidak sopan.

"Karena saya memang monster mengerikan bagi mama kamu."
"Mau mendengarkan sebuah kisah tentang kebenaran yang ada? Tapi, janji satu hal kamu tidak akan pernah membenci saya apapun yang terjadi," kata Lucas dengan pandangan memohon.

"Tergantung."

"Baik, saya tidak akan memberitahu kamu."

"Gue belum selesai bilang apapun, Om!" kesal Rachel.
"Tergantung, jika itu penyebab mama membenci gue karena om maka gue akan dengan senang hati ikut membenci lo juga. Namun jika gue dapat memahami dari segala perbuatan yang lo lakuin ke mama dalam skala wajar, gue nggak akan membenci lo."

"Saya sudah tahu kamu akan memilih apa," Lucas terkekeh dengan sorot menyedihkan.
"Baik mari kita mendengarkan sebuah dongeng yang begitu panjang dan gelap."

****






Malam itu udara malam entah mengapa terasa begitu dingin. Serupa dengan apa yang tengah Lucas rasakan. Baru saja dia merasakan bahagia yang terasa membuncah. Namun sedetik kemudian Tuhan seakan tidak merestui dia untuk merasakan sebuah rasa bahagia.

Kekasihnya selingkuh. Di depan matanya. Setelah dia melamar dengan begitu romantis. Ah, apa ini adalah sebuah lelucon yang Tuhan buat?

Lucas kira kekasihnya adalah dunianya. Tempat dia pulang. Tenyata tidak. Dia sama saja dengan anggota keluarganya yang lain. Haus akan harta yang Lucas punya.

Wajah polos, cantik, tubuh ramping yang tidak terlalu tinggi menggambarkan sosok wanita yang tega menghancurkan hati Lucas menjadi berkeping-keping.

Mama, Look at Me Please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang