Bagian 5 : Yah, Aku Benci Mama

517 81 11
                                    

Dimana aku harus menepi ketika pelabuhan tempatku berhenti telah pergi
meninggalkanku dalam segenap sepi?
.
.
.
- Alana -
***

Alana masih ingat jelas hari itu ketika tangisan pertama Rachel terdengar, dia langsung menyuruh suster untuk membawa Rachel keluar dari ruang persalinan. Alana tidak sanggup hanya untuk memandang bayi mungil yang tidak bersalah itu.

Dari awal dia sudah gagal menjadi seorang ibu. Alana itu ibu yang buruk. Bahkan untuk ASI pertama yang seharusnya diberikan pada saat Rachel baru lahir saja, dia harus dipaksa oleh Elena. Setelah itu, Rachel hanya meminum susu formula. Karena ASI Alana tidak keluar secara lancar akibat depresi yang dia alami.

Setiap malam, Alana selalu berjalan mengendap - endap menuju kamar Elena dan Handa. Dia ingin melihat putri cantiknya meskipun hanya sekilas. Ketika Alana sudah di depan box bayi, dia menatap Rachel terpaku. Betapa cantik anak yang dia lahirkan. Seperti ada sihir yang menyihir segala tingkah lakunya malam itu, untuk pertama kalinya Alana menggendong Rachel dengan tatapan penuh haru.

Dia mengamati dalam - dalam bentuk wajah yang Rachel miliki. Cantik. Rachel adalah malaikatnya-Alana.

Pada malam itu mungkin saja malaikat sedang lewat dan menaburkan beragam keajaiban pada diri Alana yang menimbulkan keberanian untuk menatap anaknya.

Sejak hari itu, Rachel tidur di kamar Alana. Perlahan demi perlahan depresi yang Alana alami hilang. Dan hanya menyisakan rasa kasih sayang yang tiada terkira untuk Rachel.

Pada hari - hari yang mereka lalui terasa begitu menyenangkan. Elena dan Handa tiada henti mengucap syukur ketika melihat gelak tawa yang Alana hasilkan ketika melihat putrinya bermain dengan Jeff. Alana juga tidak berhenti mengulas senyum saat Jeff terus menerus berada di sisinya.

"Apa kamu bahagia, Alana?"

"Saat ini aku begitu bahagia. Aku kira melahirkan Rachel adalah sebuah musibah. Peristiwa yang akan membawa aku kembali ke dalam rasa depresi. Namun nyatanya, aku berhasil sembuh."

"Apa yang membuat kamu tersadar dan begitu mendamba sosok Rachel?"

"Ketika dia menatap tepat di balik bola mataku. Ketika sepasang bola matanya berbinar menatapku, sungguh duniaku pada saat itu hanya terpusat pada dia."

"Aku masih merasa bersalah-"

"Jangan pernah kamu merasa bersalah sedikitpun, Jeffrey. Setiap hal yang terjadi di dunia ini, Sang Pencipta yang mengaturnya. Kita hanya dapat menerima itu semua.
"Dan, aku sangat bersyukur kamu selalu menemani aku. Aku mohon, kejar impian kamu. Jangan terlalu larut dalam rasa bersalah. Katanya kamu mau jadi arsitek? Aku mau suatu saat nanti kamu harus jadi arsitek yang hebat, Jeff."

Akhirnya Jeff pergi untuk mengejar mimpinya yang sempat tertunda. Awalnya dia ragu, takut hal yang tidak diinginkan terjadi pada Alana. Tapi Alana mengatakan segalanya akan baik - baik saja. Dia akan berubah menjadi ibu yang kuat, ibu yang bisa selalu diandalkan oleh Rachel.

Beberapa tahun terlewatkan. Awalnya semua berjalan sebagaimana mestinya. Gelak tawa memenuhi rumah besar yang dihuni oleh Alana dan keluarga. Setiap malam, Alana selalu membacakan dongeng untuk Rachel. Dongeng yang selalu berakhir happy ending. Karena Alana berharap hidupnya dan semua yang dia sayang berakhir bahagia.

Mama, Look at Me Please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang