Bagian 6 : Alana, Ada Aku

517 82 5
                                    

Percaya sama aku yah, Alana? Apapun yang terjadi, aku akan tetap disisi kamu. Aku akan melawan siapa saja yang menghalangi kebahagiaan kamu. Meskipun dunia sekalipun yang menghalanginya.

.
.
.
- Jeff

***


Jeff akhirnya tidak berhasil membujuk Rachel keluar dari kamarnya. Dia menuruni tangga menunduk lesu. Dua orang yang dia sayang sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Rachel dan Alana. Entah sejak kapan sudah menjadi bagian paling penting di hidupnya.

Dia teringat tahun-tahun ketika Alana dapat menerima Rachel dengan sepenuh hati, pada saat itu hati Jeff dipenuhi oleh rasa haru yang tidak terkalahkan oleh apapun. Katanya bahagia itu tidak diketahui kapan akan datang dan pergi. Bahagia bisa datang dalam sekejap kedipan mata atau pergi begitu saja seperti cahaya yang melintas. Begitupun bahagia yang tercipta antara Rachel dan Alana. Dalam sekejap saja berhasil terenggut dan menciptakan luka baru yang lebih besar dari sebelumnya.

Jeff berjalan menuju kamar Alana. Pada saat dia datang, Handa sudah tidak berada disana. Menyisakan Alana yang memeluk lututnya di atas ranjang miliknya. Hati Jeff berdenyut nyeri menyaksikan pemandangan ini. Jeff mendekati Alana, mengusap pucuk kepala Alana.

"Jeff, bawa aku pergi dari Rachel," kata Alana dengan pandangan kosong.

"Aku gagal. Rachel benci sama aku, Jeff."

"Jeff, tolong bawa aku pergi dari sini."

Jeff masih diam tidak bergeming ketika mendengar segala racauan Alana.

"Jeff, lebih baik aku mat-"

"Alana, berhenti," lirih Jeff tidak mau mendengar kelanjutan kata yang akan diucapkan oleh Alana.

Jeff langsung memeluk Alana erat, mencoba merengkuh tubuh ringkih milik Alana yang terasa begitu rapuh didekapannya. Alana tidak membalas pelukan Jeff, dia hanya menatap kosong ke depan.

"Kita sama-sama bujuk Rachel yah? Dia enggak pernah benci kamu. Percaya sama aku, Rachel enggak akan pernah benci kamu."

"Alana, kamu tahu enggak dengan kamu kayak gini bikin hati aku ikut merasakan sakit."

Jeff mengusap punggung Alana lembut, mencoba menyalurkan segenap rasa yang dia miliki. Hanya untuk Alana.

"Jeff," Alana melonggarkan pelukan mereka, lalu mendongakan kepala menatap tepat di bola mata Jeff.

"Bisa kamu berhenti perduliin aku? Berhenti merasa semua seakan kesalahan kamu. A-aku enggak tahu lagi harus bilang gimana ke kamu. Aku mohon, cari kebahagiaan kamu sendiri. Jangan melulu hidup kamu terisi oleh kerumitan permasalahan yang aku miliki," Alana mengusap kedua pipi Jeff dengan jari halus miliknya.

"Bahagia aku itu kamu, Alana," Jeff menatap sendu Alana yang tengah mengulas senyum tipis.

Alana menggelengkan kepala, "Bukan. Kamu hanya sedang merasa bersalah kepada aku. Padahal itu semua bukan salah kamu."

"Alana," Jeff mendesis tajam.
"Bahagia aku itu cuman kamu, Alana. Yang tahu soal rasa bahagia yang aku miliki itu cuman aku. Diri aku sendiri. Kamu itu sumber segala bahagia yang aku miliki. Sampai kapanpun itu, Kamu yang akan selalu menjadi bahagianya seorang Jeffrey."

Mama, Look at Me Please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang