Sembilan ☘️

1.4K 69 0
                                    

Hari demi hari, Minggu demi Minggu sudah terlewati tak terasa sudah hampir satu bulan Rian dan Sinta saling mengenal, tapi tidak dengan Revan, niat hati dia salut dengan sosok keibuan Sinta tapi ia semakin enggan untuk menatap Sinta lebih tepat nya malas.

Pasalnya semenjak tak sengaja, Sinta gila itu melihat dada bidang nya Revan sehabis mandi, dari itu Sinta mulai menunjukkan aksi bringas nya .

Siapa yang tidak takut kan:-

" Aih maak, kenapa dengan pipi ku ini , dari gue liat dada itu duda Aiiishh makin makin lah, terbayang2 haduuuuh " Sinta begitu frustasi sejak ia tak sengaja melihat hal yang tak seharusnya ia lihat,  dada plus ah sudahlah jangan di pikirkan teman2 we tak sanggup mengatakan nya.

" Haaah udah stop, waktunya Lo kerja Sinta. Ayo semangat" ucapnya untuk menyemangati diri sendiri dan berusaha menghilangkan pikiran nya yang tidak tau dirinya traveling kemana2.

Sinta pun mulai mengerjakan pekerjaan di caffe munjia,, hari ini cukup banyak pelanggan yang mulai berdatangan , pasalnya hari ini adalah hari Sabtu malam guys sudah pasti banyak pasangan muda yang sedang santai disni.

"Gilee, makin hari makin Joss juga kalo begini mah ya" ujarnya pada diri sendiri.

" Oy gila Lo" tanya tiyas tiba2

" Enak aja, asbun Bae lu mah" jawab Sinta sinis

" Ya dikau pake segala ngomong sendiri, gue antisipasi aja siapa tau Lo kegentok gitu jadi agak mereng" jawab tiyas tanpa dosa.

Plak

" Itu mulut kalo suruh ngatain gue demen banget " ucap Sinta sambil menjitak kepalanya.

Tiyas hanya dapat meringis mendapat jitakan maut dari sahabat nya itu,

" Eh besok jalan ke mall yuk" ajak tiyas tiba2.

"Widih tumben"

" Kan gue dah gajian ogeb,, sesekali jalan kita , mau kaga" tanya tiyas lagi.

" Ya mau dung syang, gratisan ga mau alemong " balas Sinta alaay.

" Besok gantinya Lo jemput gue, bye" ucap tiyas tiba2 dan langsung nyelonong ae kek ayam nyari makan.

" Bilang ae malas beli minyak itu anak. Alasannya basi bener huh" gerutunya sambil menghentakkan kakinya di lantai ,

Sinta pun melanjutkan aktifitas nya yang sempat tertunda tadi,  dan dia tak sabar untuk jalan2 ke mall besok, aih betapa senang nya dia pasalnya ini tiyas tumben-tumbenan euuy.

########

Hari yang di tunggu2 pun tiba , sinta mulai bergegas untuk menyiapkan diri dan langsung ke ruang keluarga untuk pamit dengan mama nya.

" Mah, Sinta berangkat jalan2 dulu ya, itung2 refresing hehe" ucap Sinta pamitan dengan mama nya sambil cengengesan.

" Iya tapi inget jam loh ya, jangan sampe pulang nya lama2, " ucap mama Sinta mengingat kan.

" Ahsiap bos q" jawabnya

"Sinta pergi ya ma, assalamualaikum"

" Waalaikumussalam" jawab mama nya.

Sinta langsung bergegas  untuk menuju motornya. Dan tak mau buang waktu lama ia mejemput tiyas, Sinta pun langsung menjalankan motornya.

Setelah tiba di depan rumah tiyas, Sinta inisiatif menunggu sebentar , tapi sudah hampir 15 menit menunggu tapi tiyas tak keluar2 dari kandangnya, dengan jengkelnya Sinta mengeluarkan sisi liarnya.

Tin tin.

Tin tin

Tin tin

" Woy turun Lo, gila lama bnget sumpah,, udah panas ini , WOOOY TIIYAAASSSS" teriak Sinta di depan pagar rumah tiyas, dan asal kalian tau teriakan Sinta bisa terdengar di dalam rumah tiyas.

Sang Penakluk DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang