dua puluh tiga ☘️☘️

1.5K 52 3
                                    

Pagi hari yang begitu cerah, memberikan semangat untuk keluarga geonanda ah lebih tepatnya Sinta, kini iya ingin membuktikan ucapan nya yang telah ia ucapkan semalam, ia akan berusaha semampunya untuk membuat suaminya lebih peduli dengan nya.

Apakah Sinta sudah jatuh cinta? Ya itu pertanyaan yang benar2 masih di awang2, selama satu bulan pernikahan nya tentu Sinta melabuhkan hatinya untuk suaminya walaupun belum sepenuhnya iya jatuh cinta tapi ia mulai merasakan kehadiran suaminya,

Ia mulai terbiasa akan hal itu, dan pagi ini dia sudah membuat sarapan pagi untuk keluarga nya tentu di bantu dengan bik Jum,

"Akhirnya selesai, tinggal nunggu 2r turun hihi" cengirnya sambil duduk untuk menunggu putra dan suaminya,

" Non bibik ke belakang yah, mau nyiapin nyapu dulu " pamit bik Jum kepada Sinta, ,karena makanan telah selesai tinggal bik Jum lanjut pekerjaan laian nya.

" Oh iya bik " angguknya sambil mengiyakan

Bik Jum pun langsung kebelakang untuk melanjutkan pekerjaannya,, dan kini Sinta masih menunggu kedatangan orang2 tersayang nya,, dan ia masih memikirkan pembicaraan nya semalam dengan Revan,,

Banyak yang harus dia pikirkan, tapi ia juga bertekad akan memulainya dari awal, tapi dia juga bingung akan kah dia bisa bertahan dengan suaminya,, semoga Allah membantu usahanya kali ini.

" Mamaaa selamat pagi" teriak Riyan dari atas tangga menuju tempat dimana Sinta berada,

Tak lama berselang pun suaminya juga tiba di bawah, dengan pakaian lengkap yang membuat dirinya lebih tampak maskulin,

" Eh sayang nya mama selamat pagi, Ayuk kita sarapan dulu" ajak Sinta pada putranya sambil mengambil sarapan untuk Riyan dan juga suaminya.

Setelah selesai dia pun menaruh sarapan nya dia atas meja suaminya dan putranya ,dia melakukan nya dengan senang hati,

Kini mereka makan dengan khidmat dan sesekali Revan melirik Sinta, ia ingin lihat bagiamana reaksinya setelah pembicaraan semalam,

" Dia terlihat biasa saja, " batinnya bingung

" Apa aku yang harus mulai pembicaraan ya" batinnya lagi

Sinta sangat menikmati makanan nya seakan semalam tidak terjadi apa2, sebenarnya Sinta deg degan karena dari tadi dia menyadari bahwa Revan melihat nya tipis2, siapa yang tidak deg degan coba Adi pandangi begitu yakan.

" Eheem syang mau nambah lagi" tanya  Sinta kepada Riyan

" Tidak ma"

" Baiklah kalau begitu, mas mau nambah ga?" Tanya nya langsung pada suaminya

Revan pun terkejut singkat ,sambil menggelengkan kepalanya perlahan.

" Okey"

Setelah semua sudah selesai sarapan Revan dan Riyan pun bergegas untuk siap2 berangkat dengan tujuan yang berbeda.

" Maa Riyan berangkat dulu yaa,, dada Mama" pamitnya sambil mencium tangan Sinta

" Iya hati2 ya ganteng nya mama" senyum Sinta sambil mencium rambutnya.

Setelah itu revan pun mulai bergegas pergi, tapi tiba2.

" Eeeh tunggu bentar" teriak Sinta sambil berjalan menemui Revan

Revan yang bingung hanya diam sambil memperhatikan apa yang Sinta lakukan.

Dengan tiba2 Sinta merapikan dasi suaminya sambil berkata.

" Ini masih ada noda ga bagus di liat banyak orang " ucapnya sambil membersihkan dasi revan secara perlahan.

Tak lama setelah itu Sinta menggapai tangan Revan untul diciumnya dengan khidmat sambil bergumam

" Semoga Allah mempermudah pekerjaan mu ya mas" gumamnya pelan,

Revan tertegun mendengar apa yang Sinta bicarakan walaupun samar2 tapi Revan mendengar sangat jelas.

Revan yang masih tertegun hanya berjalan lurus dengan kepala yang berkecamuk memikirkan banyak hal, banyak yang ia pikirkan dan banyak yang ia rasakan saat ini, kacau dan serba salah itu yang Revan rasakan.


Sang Penakluk DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang