8

47 11 7
                                    

Tanpa membuang waktu, Taeil langsung mengajak Mark dan Haechan untuk mengikuti dirinya pergi menolong Aji yang ternyata sepupu Haechan. Kenapa Taeil hanya mengajak Mark dan Haechan? Ya itu, karena hanya mereka berdua yang tau persis dimana tempat Aji diserang pemburu itu.
Selain itu hanya mereka juga yang pantas untuk diajak terjun ke lapangan seperti saat ini.

Karena kebetulan tempatnya ternyata tidak terlalu jauh dari markas yang Taeil dirikan, mereka bertiga pun bisa dengan cepat sampai pada tujuan.Taeil, Mark, dan Haechan saling menatap saat melihat apa yang ada didepan mereka. Di depan sana terlihat para pemburu yang tampak kelelahan entah karena apa, sedang si Aji itu tampak tertawa bersama temannya melihat orang dihadapan nya kelelahan.

"Woi, Aji!" Panggil Haechan membuat pemburu-- yang tengah kelelahan-- dan Aji menatap kearahnya.

Aji langsung menghentikan tawanya begitu mendengar suara tak asing memanggilnya, di jarak yang tidak begitu jauh ia melihat ada Abang sepupu dan juga tetangganya berdiri bersama seseorang yang dirasa seperti gak asing menurut dia.

"Bang Haekal?" Tanpa membuang waktu, Aji dan temannya berlari ke arah Haechan.

"Kok Lo bisa disini bang?" Tanyanya begitu sampai dihadapan Haechan.

"Iya dong, kan gue punya banyak mata" ujar Haechan menyombong, padahal mah itu berkat kemampuan Jaemin dan Jeno yang bisa meretas cctv disemua wilayah itu.

Beruntung aja sebelum penyerangan, Aji, Chen dan orang-orang itu sempat tertangkap cctv. Jadi, mereka terpantau, meski harus mengandalkan Mark dan Haechan yang memang sudah hapal dengan daerah ini.

"Bohong dia tuh Ji," ucap Mark saat melihat Aji Dan temannya hampir percaya dengan ucapan Haechan.

Haechan nyengir, "daripada itu lu berdua baik-baik aja kan?"

Aji mengangguk, "seperti yang lu liat bang, gak lecet kok. Tadi gue sama temen gue ini malah main kejar-kejaran.haha" Aji dan temannya itu tertawa bersama mengingat apa yang udah mereka lakukan tadi.

Taeil menaikkan sebelah alisnya mendengar cerita anak bernama Aji dengan Haechan. Lalu dia menatap ke arah para pemburu yang tengah menatap mereka dengan tatapan marah. Sepertinya.

"Dasar penganggu," ucap salah satu pemburu

Mark, Haechan, Aji, dan Chen--nama teman Aji__ langsung mengalihkan atensinya kepada para pemburu yang kalo dihitung sekitar lima orang.

"Bukannya ke balik? yang ada tuh kalian yang pengganggu," Ucap Chen polos,

"Mengganggu seorang siswa yang tengah dalam perjalanan pulang," lanjut Aji

Haechan ngakak dong, mendengar ucapan dua anak SMA kelas satu itu. Polosnya ya ampuun...

"Kalian ini gak ada takut-takut nya ya," ujar pemburu.

Aji dan Chen saling tatap, "kalo kita berdua takut mah kita gak akan ngajakin main kejar-kejaran, ya Ji?"

"Iya benar itu kata Chen, lagian om itu gak ada tampang seremnya tau!" Ujar Aji

Pemburu itu tampak mengeraskan rahang, menahan marah mendengar perkataan Aji dan Chen. Sedang Taeil, Mark, dan Haechan hanya menatap dan mendengarkan serta bersiap untuk menghadapi apa yang akan terjadi nanti.

"Berani kalian meremehkan kami, rasakan ini!!"

.

.

.

Wuuuusssss...

Angin tiba-tiba bertiup cukup kencang, dan udara disekitar terasa berat. Sesuatu tampak terjadi pada para pemburu, dan menurut pandangan Taeil para pemburu itu mengeluarkan asap berwarna hitam pekat.

"Aura hitam? Apakah itu hasil penelitian yang mereka lakukan selama ini?" Pikir Taeil saat menyadari apa yang keluar itu adalah aura.

"Bersiap lah, karena ini tidak akan terjadi seperti sebelumnya" ujar Taeil saat merasakan tekanan semakin besar. "Untuk kalian berdua lebih baik menjauh dari sini," lanjutnya pada Aji dan Chen.

Mendengar perintah Taeil, Mark dan Haechan segera menyiapkan diri untuk melawan pemburu itu, meski mereka tak tau apakah mereka akan bisa melawannya. Sedang Aji dan Chen, mereka berdua segera pergi menjauh.

Melihat Mark dan Haechan sudah bersiap dan juga Aji dan Chen sudah menjauh, Taeil pun segera bersiap. Ia mulai menyebarkan auranya ke seluruh tubuh yang menghasilkan suatu energi yang cukup menakjubkan menurut Taeil saat pertama kali berhasil melakukannya. Tidak hanya Taeil, Haechan dan Mark juga melakukan hal yang serupa. Hanya berbeda sedikit, jika Taeil menyebarkan aura dan memusatkan energinya keseluruh tubuhnya, Mark dan Haechan menyebarkan kesuluruh tubuh tapi memusatkan energinya pada kaki dan tangan mereka sesuai dengan apa yang Taeil ajarkan kepada mereka berdua.

.

.

.

Braakkk Braaakkk

Keadaan yang sejak awal sudah terlihat kacau karena ulah Aji dan Chen, semakin terlihat kacau karena adu kekuatan yang terjadi antara delapan orang disana, ah! Tidak bukan delapan hanya tujuh, karena salah satu dari pemburu itu hanya menjadi penonton seperti yang dilakukan Chen dan Aji.

Sejak awal orang yang menjadi penonton itu memang tidak berniat untuk terlibat dalam sesuatu yang tampak mengerikan seperti yang terjadi saat ini, ia mengikuti para pemburu yang berpakaian hitam-hitam itu hanya karena penasaran akan apa yang dilakukan pemburu terhadap dua anak SMA bernama Chen dan Aji.

Bagaimana ia bisa bergabung dengan pemburu itu? Jawabannya simpel, ia menyamar sebagai salah satu dari mereka setelah sebelumnya membuat salah satu itu tidak sadarkan diri dan membuatnya menjauh dari tempat kejadian ini. Saat itu ia dalam perjalanan ke suatu tempat dan tiba-tiba melihat lima orang berpenampilan mencurigakan mengikuti dua siswa SMA.

"Tontonan yang menarik," ucapnya

Aji dan Chen yang mendengar seseorang berbicara disebelahnya, menengok. Ia mendapati seorang laki-laki mungkin seusia seseorang yang bersama dengan Mark dan Haechan tadi.

"Kok Lo disini?" Tanya Chen

Laki-laki yang tengah asyik menonton itu menatap Chen dan Aji yang ternyata ada disampingnya.

"Oh, Hallo!" Sapanya melambaikan tangan

Aji dan Chen yang heran balas melambai, "Ha-hallo!"

"Heran ya, gue malah ada disini bukan disana," Ucapnya tertawa. "Mau tau suatu rahasia gak?" Lanjutnya

Aji dan Chen saling tatap, kemudian mengangguk meski wajah masih menampilkan rasa heran.

"Jadi, gue itu bukan bagian dari mereka. Gue ini cuma ikut-ikutan aja" ucapnya dengan cengiran.

"Maksudnya?"

"Gue itu lagi nyamar," bisik orang itu

Chen dan Aji saling tatap, agak kaget juga dapet info kek gitu. Pantas aja sejak pertama ketemu ini orang cuma jadi penonton gak ngelakuin apa-apa pas yang lain sibuk mau nangkep mereka.

"Jadi, ternyata kamu menyamar?" Tanya Taeil membuat ketiga orang itu terkejut.

Ternyata pertarungannya sudah selesai dan para pemburu itu terkapar tak sadarkan diri.

.

.

.

Ah, gak tau lah... Maaf kalo gak bikin greget... Gak bakat banget aku tuh keknya buat cerita gini... Mau gak dilanjut, rasanya sayang kalo gak dilanjut, dilanjut bingung gimana ya... Yaaaa.... Pokoknya gini aja lah...

Terimakasih buat yang udah baca cerita ku sampe sini, do'akan aku biar bisa makin lancar nerusin cerita ini ya... Hehe

Salam sukses,

Min_ah

03042021

Atmosphere (NCT)- On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang