Wuss
Srrraakk srraakk
Kraaak
Wuss
Aaaaarrght
Masih menutup mata, Mark dan Haechan mengernyit. Menyadari meraka tidak merasakan apa-apa dan malah merasakan hembusan angin serta sesuatu seperti tulang patah dan juga teriakan kesakitan.
Dengan perlahan mereka membuka mata.
Wuss
Mereka berdua membelalakan mata, begitu melihat orang-orang yang menyerang mereka tadi sudah terbaring tak bernyawa.
Mereka berdua menatap orang-orang itu dengan tatapan tak percaya, di tengah-tengah dari orang-orang itu. Berdiri seorang pria muda dengan pakaian cukup menarik perhatian.
Beruntung ini ada ditengah gang sempit, jadi gak ada orang yang melihat kejadian barusan. Bayangkan jika seseorang dengan pakaian terbilang rapih yaitu sebuah kemeja putih, dengan celana bahan hitam dan sepatu hitam, berambut hitam juga tengah berdiri diantara para mayat dengan pakaian mencurigakan. Apa yang akan orang itu pikirkan?Tentu saja menatap nya aneh bukan? Ya, seperti Mark dan Haechan ini. Mereka berdua menatap orang itu dengan kening berkerut.
"Kalian tidak apa-apa anak-anak?" tanya pria itu menghampiri Mark dan Haechan.
Haechan dan Mark saling tatap karena terkejut saat tau siapa orang itu.
"Pak Tama?" tanya Mark
"Itu guru sejarah di kelas lu kan bang?" bisik Haechan, Mark mengangguk
Orang itu --yang ternyata adalah Tama Ilyas Wicaksana sang guru sejarah di kelas Mark-- tersenyum melihat respon dari dua siswa ditempatnya mengajar.
"Kalian benar tidak apa-apa kan?" Tama mengulangi pertanyaannya begitu sampai dihadapan dua remaja SMA yang tanpak masih terkejut karenanya.
"Ba-bapak, yang melakukan itu?" tanya Haechan sedikit tergagap karena masih agak terkejut. Ia menatap guru mudanya dan para mayat itu bergantian.
Sedang Mark, tanpak terdiam entah sedang memikirkan apa. Tapi, Tama tanpak tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Haechan.
"Kalau kalian ingin tau kalian bisa ikut saya," ucap Tama
Lagi, Haechan dan Mark saling tatap sebelum memutuskan ikut dengan guru sejarah yang masih muda itu.
"Oh, iya. Untuk diluar kayak gini, kalian jangan panggil saya pak dong. Panggil mas aja ya," ujar Tama lagi sebelum membalikkan badan keluar dari gang sempit itu.
Haechan dan Mark, mau gak mau pun mengikuti langkahnya. Sekali lagi mereka bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada orang-orang yang sudah jadi mayat itu.
Lalu, kenapa mereka hanya ditinggal kan begitu saja?
"Nanti akan ada yang mengurus mereka, kalian tenang saja" ucap Tama, seolah tau apa yang dua muridnya pikirkan.
Mereka bertiga tampak terus berjalan dengan, Tama yang tetap berjalan didepan. Entah mereka akan pergi kemana.
.
.
.
Mark dan Haechan menatap bangunan tua di hadapan keduanya dengan tatapan heran.
Mereka pikir, mereka akan dibawa kemana tadi. Taunya malah ke gedung sebelah sekolah mereka yang dikabarkan angker."Kita ngapain ke sini pak?" tanya Haechan masih menatap gedung bertingkat di hadapannya.
"Kalian ingin tau kan, apa yang terjadi tadi?" tanya Tama yang mendapat anggukan dari Haechan

KAMU SEDANG MEMBACA
Atmosphere (NCT)- On Going
FanfictionDari luar mereka memanglah manusia biasa, tapi siapa sangka jika mereka ternyata memiliki kemampuan melebihi manusia biasa. Tapi tidak seharusnya kemampuan mereka itu di jadikan penelitian karena pada dasarnya hanya orang-orang terpilih saja yang da...