7.

69 12 5
                                    

"Jadi begitu cerita pertemuan kalian," ucap Haechan saat mendengar cerita Taeil tentang awal mula ia bertemu Taeyong, Johnny, dan Jaehyun untuk menjadikan mereka salah satu anggota organisasi.

"Lalu, cerita pertemuan Jaemin sama Jeno hampir sama kah?" tanya Haechan yang dijawab gelengan Taeil.

"Gue ketemu mereka berdua, kondisinya hampir sama dengan saat gue ketemu kalian" jawab Taeil

Mata Haechan membola, ia menatap Jaemin dan Jeno secara bergantian. "Maksud bapak, Eh, mas, mereka sedang di keroyok?"

Taeil mengangguk, "Yah, begitulah. Beruntung gue punya radar yang cukup bagus buat nemuin mereka," jawabannya dengan senyum.

"Wah, gak nyangka banget gue!" ucap Haechan.

Ia lalu menatap Mark yang hanya diam mendengarkan, setelah beberapa hari yang lalu ia dan Mark memutuskan untuk bergabung. Berbeda dengan Haechan yang memilih bertanya dan mendengar cerita, Mark memilih membaca apa yang diberikan padanya seraya mendengarkan ceritanya.

Taeil sendiri tanpak tidak keberatan jika Haechan bertanya dan ingin mendengar ceritanya. Karena sebagai guru sejarah, ia juga harus seperti itu.

Sedang Jeno, Jaemin, Taeyong, Jaehyun memilih melakukan apa yang harus mereka lakukan. Dan Johnny, ia tadi disini tapi kembali ke kafenya. Katanya ada tamu menunggu, makanya dia buru-buru kembali.

.

.

.

Johnny menatap seorang laki-laki yang mungkin berumur lebih muda atau mungkin seumuran Jaehyun di hadapannya itu dengan heran, kenapa heran? Pasalnya saat ia tengah bertemu dengan anggotanya, ia tiba-tiba dihubungi oleh orang kepercayaan nya yang bekerja di kafenya kalau ada seseorang yang mencarinya.

Saat ditanya apakah orang itu hendak melamar pekerjaan, dia menjawab tidak. Tapi tetap memaksa untuk menemuinya. Dan disinilah Johnny berada, duduk berhadapan dengan laki-laki yang tampak misterius menurut nya itu.

"Jadi apa yang kamu perlukan dari saya?" Tanya Johnny

Orang itu menatap Johnny lalu bertanya, "bisakah anda membawa saya kedalam ruangan anda?"

Johnny mengernyit, meski begitu, ia tetap berdiri dan menyuruh orang itu mengikuti dirinya. Ia membawa laki-laki itu ke ruangannya.

Ruangan Johnny tidaklah besar, hanya terdapat satu sofa dengan meja disebelah kiri sofa sedang di sebelah kanan sofa, tepatnya dibelakang pintu masuk ada sebuah kulkas kecil, dan tak jauh dari sana ada meja kerja yang juga tidak bisa dibilang besar. Sebenernya ruang Johnny ini kedap suara jika pintu tertutup dan akan otomatis terkunci dari dalam, karena ruangan itu juga suka dibuat rapat dadakan sama Johnny. Ruangan itu dibuat juga berkat rancangan dari Taeil, Jaemin, dan juga Jeno, gak heran kalo ruangan itu jadi seperti itu. Pegawai Johnny tidak ada yang tau akan hal itu, karena tiap Johnny keluar ruangan itu juga otomatis terkunci dan hanya Johnny si pemilik ruangan yang bisa masuk.

Jadi, jika ada apa-apa saat Johnny di dalam ruangan atau pergi, salah satu karyawannya harus menghubunginya dari luar.

"Persis seperti dimimpi," ucap laki-laki itu begitu masuk ruangan Johnny.

"Apa maksudmu?" Tanya Johnny

"Mungkin kau akan terkejut jika tau kebenarannya, tapi bisa kah kau percaya?"

Mengangkat alis sebelah, Johnny mengangguk.

"Jadi begini, beberapa hari lalu saya bermimpi bertemu anda dan beberapa teman-teman anda. Dan anehnya teman-teman anda seperti memiliki kemampuan yang jika orang biasa jaman sekarang pasti tidak akan ada yang percaya--Anda pastilah tau maksud saya dengan itu. Di pertemuan itu juga, saya hampir tewas. Beruntung kalian datang tepat waktu, mimpi itu terus berulang beberapa kali." Ceritanya

Atmosphere (NCT)- On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang