9. Kinan meninggal?

111 76 14
                                    

Bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Audrey dan Letta seperti biasa menunggu jemputan mereka di halte depan Sekolah, Letta dijemput oleh Revan dan Audrey oleh sopir.

Tak lama jemputan mereka datang bersamaan hanya saja selisih beberapa detik, Audrey dan Letta berpamitan dan mereka menaikki kendaraan masing-masing.

Audrey membelah jalanan yang lumayan ramai, ia melamun ntah apa yang sedang ia pikirkan.

Tak butuh waktu lama akhirnya Audrey samapai didepan rumah nya ia pun segera turun dari dalam mobil. Setelah turun ia tidak sengaja melihat sebuah mobil berada di garasi Audrey sangat tahu siapa pemiliknya.

Saat Audrey akan memasuki rumah ia mendengar suara seseorang yang sedang teriak-teriak, lalu suara pecahan barang-barang, Audrey sudah tahu ini kelakuan siapa.

Ia bergesa masuk setelah itu Audrey melihat Kinan sedang duduk dibalik gucci besar, ia sedang nangis badannnya sudah lemas dan tidak berdaya, rabut yang berantakan, pipi memar akibat tamparan. Audrey langsung berlari menuju dimana adanya Kinan.

"Ma..mama kenapa ma? Mama diapain sama iblis itu ma? Jawab Audrey ma,"ucap Audrey dengan suara serak, ia menatap tajam pada Papa tiri nya yaitu Rizki.

"Anda apakan Mama saya hah? Dasar manusia biadab."ucap Audrey pada Rizki dengan nafas yang tidak teratur.

Lalu Rizki memutarkan bola matanya malas, ia menatap remeh kepada Audrey.

"U-udah nak Mama b-baik-baik saja,"ucap Kinan lemas dengan nafas yang terengah-engah. Ya Kinan memiliki trauma di masa lalu, ia memiliki gangguan mental, Kinan tidak bisa mendengar suara besar ataupun ada yang membentaknya, ia selalu cemas dengan suatu hal, jika ada yang membentak nya maka badan nya akan melemas, nafas nya memburu tudak teratur, maka bisa-bisa akan pingsan dan tak sadarkan diri.

"Ayo ma bangun, ayo kita ke rumah sakit tunggu bentar ya ma biar Audrey panggilin sopir;"saat Audrey akan berdiri tangan nya dicekal lebuh dulu oleh Kinan, ia menatap sendu pada Audrey. "Sudah Mama tidak apa-apa A-audrey."ucap nya dengan suara gemetar.

Kinan menjatuhkan tubuh nya pada Audrey, ia memeluk Audrey, "Audrey k-kamu sekolah yang pintar ya nak, maafkan Mama b-blum bisa membahagiakan kamu, maaf jika selama ini Mama menjadi beban bagi Audrey, kamu harus menjadi orang yang sukses," Kinan menggantungkan perkataan nya ia menarik nafas dalam-dalam. "Dan kalo Mama pergi untuk selamanya Audrey jangan pernah nyusahin papa ya."lanjutnya dengan suara serak dan setengah sadar.

"Ma! Jangan ng-ngoming g-gitu ya Audrey gak suka! Mama bukan beban Audrey tapi Audrey yang jadi beban Mama, Mama pasti bisa Mama harus kuat Audrey tahu Mama orang yang kuat, Mama h-harus bertahan demi Audrey ma hiks.. kalo Mama pergi Audrey sama siapa? Mama pergi Audeey juga mau ikut Mama."jelas Audrey dengan nafas yang memburu, ia tidak mau kehilangan seorang malaikat, Audrey mengeratkan pelukkan nya.

"K-kamu harus jadi o-orang yang s-ukses ya,"ucap Kinan seraya mengusap lembut pipi milik Audrey, perlahan pelukkan nya terlepas vegitu saja dan Kinan tak sadarkan diri.

"Ma! Mama!! Mama jangan tinggalin Audrey ma."ucap Audeey sembari menggoyang-goyangkan badan Kinan berharap untuk sadar.

Nafas Kinan sudah melambat, jantung nya melemah, badan nya menjadi dingun semua, muka nya sangat pucat.

"LIHAT! INI SEMUA KARNA ANDA! APA ANDA PEDULI? CEPAT BAWA MAMA SAYA KE RUMAH SAKIT."teriak Audrey pada Rizki yang sedari tadi hanya duduk di sofa.

Rizki menatap remeh, "Saya? Anda berbicara dengan saya?"jawab Rizki sembari menunjuk pada diri sendiri.
"Maaf saya sibuk dan saya tidak peduli."lanjut Rizki lalu ia keluar dari rumah.

Broken Home [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang