Happy Reading
Hari ini hari ketujuh setelah Indira wafat. Dan malam ini malam terakhir Tahlilan di rumah Nimas.
Selama seminggu ini, ayah dan ibu tiri Nimas selalu menginap di rumahnya. Dan seminggu ini juga tidak ada saling sapa antara Nimas Dan Heru. Setiap malam setelah orang-orang pulang dari rumah Nimas, Heru juga pergi. Nimas tau suaminya pasti pergi ke rumah istri mudanya.
Malam kedelapan setelah kepulangan para tamu dari rumahnya. Heru masuk ke kamarnya. Kamar yang ia tempati dengan istri pertama nya.
"Kita harus bicara," kata Heru tanpa basa basi.
"Iya, memang kita harus bicara Kang," kata Nimas lembut.
"Apa kamu masih ingin hidup dengan Akang?" Tanya Heru.
(Akang = nama panggilan untuk laki-laki dalam bahasa Sunda.)
"Maaf. Akang harus menikah lagi tanpa bilang sama kamu," ujarnya lagi. Nimas masih diam.
"Aku tahu aku tidak sempurna sehingga Akang mencari wanita lain di luar sana," kata Nimas tersenyum lirih.
Heru diam mendengar ucapan istri pertama nya. Nimas sempurna istrinya yang penurut pada suami,lemah lembut dalam tutur kata, pintar memasak,tidak pernah mengeluh dan seorang ibu yang paling hebat untuk putri mereka. Dan Heru menyadari itu. Tapi kenapa dia tergoda wanita lain.
"Aku ingin berpisah Kang, tidak ada lagi alasan aku disini. Semoga Akang bahagia dengan keluarga Akang.
Jangan lakukan ini pada istri Akang, mulai sekarang Akang harus setia pada istri Akang. Jangan jadikan Maya seperti aku." Kata Nimas airmatanya mulai membasahi pipinya, sambil mengusap perutnya."Maafkan mama ya nak, kita pergi. Biarkan ayah kamu bahagia. " Batin Nimas.
Ya dia tidak bilang kalau dia sedang hamil lagi pada Heru. Dia sudah ingin benar-benar pisah dari laki-laki yang telah memberinya dua orang anak. Laki-laki yang sudah menemaninya dua belas tahun ini.
Dia takut dengan mengatakan bahwa dia sedang hamil, suaminya akan mempersulit mereka untuk segera bercerai. Dia sudah lelah dengan semua ini, dia ingin segera bebas.
"Kamu akan tinggal dimana setelah kita pisah?" Tanya Heru
"Mungkin aku akan tinggal di Bandung sama nenek," jawab Nimas
"Terus kamu akan kerja apa" Tanya Heru lagi.
"Akang ga perlu khawatir. Aku punya Tuhan Yang Maha Kaya. Setelah berpisah dengan Akang Insha Allah aku masih bisa menghidupi diriku sendiri." Kata Nimas tersenyum seolah dirinya baik-baik saja.
"Tapi selama proses perceraian kita belum selesai. Kamu tinggal saja disini di rumah ini," ucap Heru.
"Aku akan tinggal di rumah bapak selama proses perceraian kita.
Dirumah ini hanya mengingatkan ku pada putriku," kata Nimas dan sekarang dia tidak mampu lagi menahan sesak di dadanya. Dia menangis menumpahkan segala beban di hatinya.Kemudian Heru membawa istrinya yang sebentar lagi jadi mantan istri dalam pelukannya.
Membiarkan Nimas menangis di dadanya.
Di dalam hatinya yang paling dalam dia masih sangat mencintai Nimas.
Karena kesalahan nya sekarang dia harus melepaskan istrinya.Setelah Nimas berhenti menangis di tatapnya wajah cantik Nimas. Kemudian dia mencium kening Nimas. Setelah itu pandangan mereka saling bertemu.
"Bissmilah. Nimas Cahyati Binti Kurniawan. Saya mentalak kamu. Mulai detik ini kamu bukan istri saya lagi." Ucap Heru. Ternyata Heru pun meneteskan airmatanya, butuh perjuangan untuk mendapatkan hati Nimas dulu. Tapi sekarang dengan mudah dia melepaskannya.
Di tatapnya kembali mata mantan istrinya itu. Tidak ada rasa cinta lagi untuknya di mata Nimas, hanya ada rasa kecewa pada dirinya.
"Akang akan segera mengurus perceraian kita. Soal harta gono-gini, Akang juga akan memberikan yang menjadi hak kamu." Ujarnya kemudian pergi keluar kamar meninggalkan Nimas sendiri, tapi sebelum dia membuka pintu Nimas memanggil nya.
"Kang, ini malam terakhir aku disini. Mulai besok aku akan tinggal sama bapak, aku juga akan membawa sedikit barang-barangku. " kata Nimas.
"Terserah kamu, kalau bisa jangan terlalu buru-buru, ini rumah kamu, Akang membangunnya atas nama kamu."
"Tidak Kang, aku tidak ingin lama-lama disini."
"Terimakasih atas waktu dua belas tahunnya, Akang sudah menjadi suami yang bertanggung jawab selama ini. Walau pada akhirnya Iman Akang tergoda juga."
Dirasa sudah tidak ada lagi yang di bicarakan,
kemudian Heru keluar kamar, dia tidak ingin berduan lebih lama lagi dengan mantan istrinya, hatinya juga sakit. Ada rasa sesal sekarang. Tapi semua sudah terlambat. Dia sudah menghancurkan kepercayaan yang di berikan istrinya, sangat tidak mungkin mereka bersatu. Karena kalau di paksakan akan ada banyak hati yang terluka.**********************
Sebulan kemudian, semua proses perceraian Nimas dan Heru sudah beres, sekarang dia sudah menyandang status baru di usianya yang ke tiga puluh tiga tahun, Nimas berstatus Janda. Tidak pernah terbayangkan dia akan ada di posisi ini. Tapi dia tetap bersyukur dengan semua yang terjadi. Mungkin kisah ini akan menjadi kenangan di masa depan. Yang akan dia ceritakan pada anaknya kelak.
Setelah dia resmi bercerai dengan Heru, dia baru mengatakan bahwa dia sedang hamil. Heru benar-benar minta maaf pada Nimas. Seharusnya berita ini menjadi berita bahagia bagi keluarga mereka. Semua hanya bisa mendoakan yang terbaik buat Nimas dan bayinya.
Nimas juga mengatakan, di hari Indira kecelakaan sebanarnya ia ingin mengumumkan tentang kehamilannya, tapi dia malah terkejut dengan kejutan yang Heru bawa waktu itu.
Nanti setelah anak mereka lahir, Nimas akan segera mengabari keluarga nya.
Nimas berkata bahwa Heru boleh menjenguk anaknya kapan pun dia mau. Walau bagaimana tidak ada mantan anak, selamanya anak tetaplah anak.Nimas setelah menjadi Janda.
Bersambung
Mohon maaf banyak typo
Jangan lupa vote dan komen nya
THB
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Kedua (Turun Ranjang)
Proză scurtăCerita ini hanya fiktif belaka. Peringkat #1 ceritawattpad (april 2021) Nimas Cahyati atau biasa di panggil Imas (33 tahun). Memilih bercerai dengan suaminya setelah suaminya membawa istri Keduanya bersama putra mereka menghadap keluarga besar suam...