Happy Reading
Nimas POV
Alhamdulillah usaha toko kue ku berjalan lancar meskipun tidak terlalu besar. Sekarang aku punya dua pekerja yang membantuku.
Usia kehamilan ku sekarang memasuki bulan ke tujuh. Kang Heru masih memberi ku uang bulanan, katanya itu kewajiban dia pada anaknya, walau aku bilang tidak perlu. Tapi dia tetap mengirimi aku uang setiap bulan. Akhirnya aku terima, toh ini juga untuk anaknya. Dia juga sering menanyakan kabar anaknya. Hanya itu yang kami omongkan selebihnya aku tidak menanggapi pesannya. Aku sudah benar-benar ingin melupakan nya.
Sejak pertemuan ku dengan A Heri beberapa bulan lalu, dia jadi sering datang ke toko. Setelah kami saling bertukar nomor telepon, kami jadi sering berkirim pesan. Kadang dia yang mengabulkan keinginan ngidamku. Katanya dengan senang hati dia akan menuruti keinginan calon keponakannya.
Hari ini jadwal aku cek kandungan, dan A Heri seperti biasa akan mengantar ku ke dokter. Ya sudah tiga kali dia selalu menemaniku, sampai -sampai orang mengira dia suamiku.
"Assalamualaikum Teh," ucap A Heri ketika dia baru sampai.
"Waalaikum salam. Masuk A."
"Maaf telat,"
"Ga apa-apa. Mau minum apa,"
"Tidak usah repot-repot Teh. Kita langsung pergi aja. Takut macet di jalannya,"
"Ya udah, ayo atuh."
"Nini mana? Pamit dulu sama dia,"
"Nini lagi ke rumah tetangga belum pulang. Kita pergi aja,"
Butuh waktu empat puluh menit sampai rumah sakit. Selama perjalanan kami tak henti-hentinya mengobrol. Sekarang aku tidak canggung lagi, kalau berbicara dengan A Heri. Ternyata dia orangnya humble, mudah akrab. Dulu mana pernah.
Ya memang dia jarang ada di rumah."Gimana keadaan keponakan paman," katanya sambil mengusap perut buncit ku,dengan satu tangan kirinya, sedangkan tangan kanan nya dia gunakan untuk menyetir.
"Alhamdulillah baik paman," jawab ku menirukan anak kecil.
"Ga nakal kan di perut bunda." Katanya.
Memang aku mengganti nama panggilanku, dulu anakku memanggil ku Mama. Sekarang aku ingin di panggil bunda.Ingat kejadian dua bulan lalu, waktu itu aku dan A Heri sedang berada di toko kue ku, saat itu pertama kalinya bayiku menendang, dan tendangannya sangat kuat membuat aku meringis kesakitan. Dan A Heri menenangkannya dengan mengelus-ngelus perutku. Sejak saat itu A Heri selalu mengelus perutku, tanpa rasa canggung lagi dan itu membuat aku nyaman.
"Paling kalau malam nendang-nendang ga suka tidur dia."
"Loh, kok gitu sih. Kasihan bunda, bunda kan harus istirahat, " kata A Heri di depan perutku seolah-olah sedang berbicara pada keponakannya.
"Jangan nakal ya nanti paman ga akan nurutin maunya kamu lagi."
"Iya paman, "
Sungguh aku merasa bahagia apabila A Heri berinteraksi dengan bayi dalam kandunganku. Dia seperti suami yang perhatian pada istrinya.
************************
Sesampainya di Dokter kandungan tak lama kami di panggil."Gimana keadaan nya Dokter?" Tanya A Heri antusias.
"Semuanya baik-baik saja. Bayinya sehat berat badannya juga normal.
Apa ibu bapak tidak ingin tahu jenis kelamin nya?" Tanya Dokter."Engga Dok. Kami ingin kejutan. " jawab ku.
Aku memang tidak ingin mengetahui jenis kelamin anakku dulu. Biar nanti menjadi kejutan.Setelah semua beres, aku dan A Heri pergi dari ruangan Dokter.
Rencananya kami akan jalan-jalan ke alun-alun kota.************************
"A emang ga ngajar hari ini?" Tanyaku pada A Heri. Sekarang kami sudah berada di alun-alun.
"Hari ini free besok mungkin full dari pagi sampai sore."
"Kita kemana lagi?"
"Aku pengen cilok A, yang di situ,"
"Ayo. Dede belum kenyang ya,"
"Belum paman, dede belum kenyang "
"Dede apa bunda nih yang laper"
"Dua-duanya paman"
"Ya udah kita borong si Mamang ciloknya."
Akhirnya kami berada di alun-alun sampai sore semua makanan yang ada di sana aku cobain. A Heri hanya menemaniku makan, dan pastinya dia yang bayar.
************************
"Terimakasih ya A untuk hari ini. Kami senang sekali di ajak jalan-jalan."
Kataku setelah sampai di depan toko kue ku. Aku belum turun dari mobilnya."Sama-sama, asalkan kalian bahagia aku juga bahagia. " jawabnya.
"A... boleh aku bertanya?"
Kataku hati-hati."Tanya apa?" Tanya nya. Sekarang kami sedang berhadap-hadapan.
"Kenapa Aa melakukan ini semua, maksud ku Aa perhatian sama aku dan bayiku, meluangkan waktu untuk mengantarkan ku ke dokter, memenuhi keinginan ngidamku."
Aku masih menatap nya."Karena aku..."
Bersambung
Mohon maaf banyak typo
Karena kemarin ga up .
Maka hari ini aku up 2 kali ya.THB
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Kedua (Turun Ranjang)
Cerita PendekCerita ini hanya fiktif belaka. Peringkat #1 ceritawattpad (april 2021) Nimas Cahyati atau biasa di panggil Imas (33 tahun). Memilih bercerai dengan suaminya setelah suaminya membawa istri Keduanya bersama putra mereka menghadap keluarga besar suam...