Part 4 Kehidupan Baru

14.5K 843 17
                                    

Happy Reading

Tak terasa sudah dua bulan Nimas tinggal di Bandung, selama itu juga dia tinggal di rumah,nenek dan kakek nya.

Tapi hari ini dia akan tinggal di rumah barunya. Ya harta gono-gini benar-benar di berikan padanya oleh Heru. Lumayan besar, dan itu cukup untuk membuat sebuah rumah walau kecil. Dan membuka usaha.

Dia membangun rumah di dekat dengan jalan raya. Jadi dia berencana membuka toko kue kering, dan dia yang akan membuat kue-kuenya di bantu sang nenek.

Sebulan berlalu.

Kehamilan Nimas memasuki usia empat bulan. Perutnya juga sudah mulai terlihat membuncit.

Kata dokter kandungannya, bayinya sehat. Soal jenis kelamin dia tidak ingin mengetahuinya. Agar menjadi kejutan. Dia juga sudah menyiapkan nama anak laki-laki dan perempuan untuk anaknya kelak.

****************
Toko Kue Kering NC

(Itu nama toko kue yang Nimas dirikan. Menjual bermacam- macam kue kering. Menyediakan  juga jasa delivery)

"Permisi," kata salah seorang pembeli.

"Ya, ada yang bisa saya bantu?" Nimas menyahut dari dalam.

"Aa Heri?" Begitu melihat siapa yang membeli.

"Eh, Teh Imas. Teteh kerja disni?" Tanya Harry. Ya orang itu Harry adik Heru mantan suami Nimas.

Walaupun usia Nimas lebih tua dia memang kerap memanggil adik iparnya itu dengan sebutan Aa. Dan memang semua orang memanggilnya juga Aa.

Sebenarnya namanya Harry tapi di kampung nya dia di panggil Aa Heri. Entahlah kenapa bisa begitu.

"Ini toko milik Teteh, A.
Aa mau beli apa?" Tanya Nimas. Sebenarnya dia agak gugup. Siapa sangka akan bertemu dengan orang-orang yang masih berhubungan dengan masa lalunya.

"Ini aku mau beli buat jenguk teman. Kue itu Teh," Harry menunjuk salah satu kue.

"Tiga puluh lima ribu, A" kata Nimas kemudian memberikan kue pada mantan adik iparnya.

"Ini uangnya, kembalian ambil aja. Buat dede utun. Gimana keadannya Teh?" Tanya Harry, dia memang sudah tahu kalau mantan istri kakak nya sedang hamil saat mereka bercerai.

"Alhamdulillah baik A.
Terimakasih ya," jawab Nimas.

"Sama-sama Teh, dia juga keponakan ku kan," Harry tersenyum. 

"Teteh tinggal disini, deket dong. Aku juga baru pindah di perumahan XX sebulan yang lalu. " kata Harry.  Memang baru saja pindah ke rumahnya yang baru.

Disini dia bekerja sebagai dosen di salah satu Universitas di kota ini.
Dan dia baru membeli rumah baru. Orang tuanya menyuruh dia bekerja di kota mereka saja. Tapi Harry bilang dia lebih betah tinggal di kota Kembang ini.

"Iya ini rumah sekaligus toko kue Teteh." Jawab Nimas.

"Ya udah Teh, aku pamit dulu. Nanti aku mampir lagi kesini."

"Assalamualaikum " ucap Harry

"Waalaikum salam. " kata Nimas.

Percayalah, perasaan mereka tidak tahu kenapa ketika berhadapan satu sama lain merasakan sesuatu yang sulit di artikan.

Padahal selama mereka jadi ipar perasaan mereka biasa-biasa saja.

Apalagi Harry ketika melihat mantan kakak iparnya itu dia merasakan ada sesuatu yang bergejolak dalam dirinya.

Dia melihat mantan kakak iparnya itu terlihat lebih cantik, seksi di tambah dengan perutnya yang mulai membuncit.

Harry heran dengan kakak nya. Kenapa tergoda wanita lain sedangkan dia mempunyai istri yang begitu sempurna. Kakak nya lebih memilih perak dan melepaskan mutiara.  Ya itu yang Harry lihat. Nimas seperti mutiara.

Nimas di usia kandungannya yang ke empat bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nimas di usia kandungannya yang ke empat bulan.

Bersambung

Mohon maaf banyak typo

Jangan lupa vote dan komen ya

THB

Suami Kedua  (Turun Ranjang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang