Part 13 Malam Pertama

20.8K 728 15
                                    

Happy Reading

Nimas POV

Aku terbangun ketika ada seseorang memelukku dari belakang. Tadinya aku kaget siapa yang berani masuk ke kamar ku. Kemudian aku ingat, tadi pagi aku sudah SAH menjadi istri orang,ternyata suamiku yang sedang memelukku.

"Maaf ganggu," kata A Heri.

"Jam berapa A,"

"Baru setengah tiga, tidur lagi,pasti cape kan,"

"Tamu udah pada pulang?"

"Sudah, bapak tadi pulang jam satu, ayah sama yang lainnya juga sudah pada tidur, "

"Kenapa Aa liatin Imas kaya gitu." Dia masih memelukku tapi sekarang saling berhadapan.

"Aa masih ga percaya sekarang Teteh jadi istri Aa."

"Terimakasih ya Aa, sudah memilih Imas jadi istri Aa. Padahal kan dengan wajah Aa yang tampan, dan kemapanan Aa. Aa bisa saja mendapatkan perempuan yang lebih segalanya dari Imas. "

"Semoga pernikahan kita langgeng sampai kita tua. Aa ga bisa janji apa-apa tapi Aa akan buktikan, Aa bisa jadi suami dan ayah yang baik untuk anak-anak kita nanti."

"Amin."

"Sekarang kita sudah jadi suami istri. Kita harus saling percaya, tidak boleh ada yang di sembunyikan, apabila ada sesuatu yang mengganjal hati Teteh,cerita aja. Begitupun sebaliknya. "
Lalu dia mencium keningku.

"Kita solat sunah malam dulu,lalu solat sunah  pengantin," aku mengangguk dan bersiap-siap untuk solat.

Kemudian kita solat berjamaah,ini solat pertama kita setelah kita resmi jadi suami istri. Selesai solat aku mencium tangannya, dia mencium puncak kepalaku.

Walau aku lebih tua dari dia, tapi sekarang dia suamiku jadi aku yang harus mencium tangannya.

"Siap Teh ngajarin Aa,"

"Ngajarin apa." Kataku pura-pura lupa.

"Yang waktu itu, katanya  Teteh mau ngajarin apa yang biasa di lakukan suami istri kalau berduan di kamar. "

"Kirain udah lupa ga mau di ajarin lagi."

"Yang satu itu mah ga bakalan lupa Teh."

Kemudian dia mendekati ku.Lalu mengangkat tubuhku,ala bridal style, di baringkannya di tempat tidurku. Meskipun aku bukan perawan lagi, tapi saat ini  darah ku seperti mengalir lebih cepat dari biasanya.

Melihat tubuhnya yang ideal, tinggi, tegap, pokoknya jauh beda dari kakak-kakaknya. Aku tidak dapat membayangkannya nanti.

"Kamu yang mulai duluan sayang. "

"Siap A," tanyaku, lalu aku naik ke atas tubuhnya.

"Dari tadi siang malah udah siap"

"Pelajaran pertama... "ku pandangi wajah tampannya, dia pun memandangku. Kuberanikan diri mencium bibirnya. Tiba-tiba..

Tok tok tok...

"Teh, teteh,, Aa ." Terdengar suara ayah ku  mengetuk pintu.

"Ayah A.. Ada apa ya?"

"Kita lihat saja. Nanti kita terus kan pelajarannya."
Lalu aku bangun dari tubuh A Heri dan berjalan membuka pintu.

"Maaf, ayah ganggu waktu kalian. Bagus belum pada tidur. "

"Ada apa emang,"

"A Heri mana?"

"Iya Yah. Aku disini. Ada apa yah?"

"Ponsel Aa tidak aktif?, di telponin ga di angkat. Kakek Aa meninggal dunia di Bekasi. Keluarga mau pulang malam ini juga." Kata ayah

"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. "

A Heri langsung menghubungi Keluarga nya, ku lihat dia sangat panik. Aku tahu A Heri paling dekat dengan kakeknya.

"Aa akan pulang ke Bekasi malam ini bareng mereka. Teteh disini aja,"

"Iya A. Berapa lama Aa di sana?"

"Mungkin dua hari. Aa cuma ambil cuti tiga hari dari kampus. Hari Rabu Aa harus ngajar kembali."

"Ya udah. Hati-hati. Salam buat keluarga Aa. Saya menguacapkan bela sungkawa atas kepergiannya kakek. "

"Iya nanti Aa sampaikan. Kalau mau pulang ke rumah. Pulang aja Teteh kan udah punya kuncinya."

"Lihat nanti aja. Ngapain ga ada Aa disana. Mending disni rame. "

"Terserah Teteh aja.
Aku pergi ya. Assalamualaikum. " kata A Heri mencium pipiku.

"Waalaikum salam."

"Nanti kita belajar lagi. Dan sampai saat nya nanti Teteh harus siap,"

"Itu pasti. Imas akan selalu siap buat Aa." Lalu kucium telapak tanangnya.

Bersambung

Jangan lupa vote dan komen ya

THB

Suami Kedua  (Turun Ranjang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang