Part 17 Bulan Madu

14K 603 10
                                    

Selamat membaca

Author POV

Seperti yang sudah ia katakan bahwa Harry akan membawa istrinya bulan madu. Meskipun bukan keluar negeri. Saat ini mereka sudah sampai di Bandung tapi ia tidak langsung membawa istrinya pulang ke rumah mereka. Sekarang Harry dan istrinya sudah berada di Lembang Bandung.

"Gimana suka?" Tanya Harry ketika mereka sudah sampai ke villa yang ia sewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana suka?" Tanya Harry ketika mereka sudah sampai ke villa yang ia sewa.

"Suka banget. Kenapa ga bilang mau kesini. "

"Tadi kan bilang sama Vano kalau kita akan pergi hanimun berdua."

"Imas pikir Aa ga serius, "

"Maaf kalau Aa tidak membawa Teteh ke luar negeri bulan madunya."
Kata Harry sekarang dia menghampiri Nimas yang sedang berada di dekat jendela melihat suasana malam di villa itu.

"Tidak perlu jauh-jauh yang penting ada Aa di sampingku." Kata Nimas ia membalikan badannya menatap Harry.

"Besok kan Aa harus ngajar. Kenapa ga langsung pulang" kata Nimas. Jadi jarak rumah mereka ke Lembang sekitar satu jam.

"Aa ngambil libur besok, lusa nya kan tanggal merah jadi tanggung mau masuk juga. Akhirnya Aa nambah cuti. "

"Kita akan menginap di sini dua malam."

"Dua hari?"

"Teteh maunya berapa?"

"Bukan gitu A, rumah kita kan deket dari sini, ngapain nyewa buang-buang duit aja."

"Kita kan lagi bulan madu sayang. Masa bulan madu tidur di rumah. Soal uang itu ga masalah bagi Aa, pengen nya sih kita pergi ke luar kota. Tapi untuk tahun ini Aa sibuk jadi cuma bisa ke sini bulan madu nya yang dekat-dekat dengan rumah." Kata Harry, memang selain mengajar dia mempunyai usaha lain, dia  membangun sebuah showroom dan bengkel masih di kawasan Bandung, dua tahun lalu, dan sekarang maju pesat. Dan sebuah toko elektronik.

"Imas kan udah bilang yang penting berdua sama Aa, dimana pun tempat nya. Imas akan suka," Kata Nimas. Lalu dia mengalungkan tangannya ke leher suaminya. Kali ini dia yang memulai mencium bibir Indah suaminya.

"Aa ga perlu di ajarin ya, udah jago." Kata Nimas mengingat malam pertama mereka.

"Itu sudah menjadi naluri lelaki sayang, "

"Mau lanjutin yang semalam?" Tanya Nimas menggoda suaminya.

"Emang udah ga sakit?"

"Sedikit. Tapi aku suka," bisik Nimas manja di telinga suaminya.

Malam kedua pun terjadi.

"Pagi istriku tercantik." Kata Harry menyapa istrinya yang masih betah di atas tempat tidur.

Suami Kedua  (Turun Ranjang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang